Chapter 6

1.8K 249 12
                                    

Vote!

.

"Sesuatu yang harus segera dipuaskan" Taehyung kembali ingin menyeret jisoo, namun jisoo menyembunyikan kedua tangannya di belakang punggung. Membuat Taehyung menatap jisoo dengan tatapan dingin.

"Aku tak paham" ujar jisoo. Taehyung memejamkan matanya sekilas.

"Kau harus bertanggung jawab" tegas Taehyung. "Ayo, ikut saja"

Taehyung kembali menarik jisoo, kali ini tak kasar. Hanya menarik tangan itu, mengajak jisoo untuk mengikutinya. Taehyung kemudian membawa jisoo masuk ke dalam mobilnya.

"Kau mau membawaku kemana?" tanya jisoo yang memandangi Taehyung yang terlihat memakai seatbelt. Taehyung sangat sulit ditebak. Pria itu bisa seperti biasa lagi setelah tadi terlihat begitu emosi dengan tatapan membunuh.

Dari sini, jisoo mulai bertanya-tanya. Dan juga merasa bahwa ada yang tak beres dengan Taehyung. Bisa berubah begitu mudah dengan waktu sekejap saja. Merasa tak dijawab, jisoo kembali bertanya. "Sebenarnya kau mau membawaku kemana, Taehyung?"

Taehyung yang paham pun akhirnya berdehem, "apartemen" ucapnya.

Hening.

"Apakah aku boleh bertanya?" tanya jisoo pelan. Taehyung hanya diam dan fokus dengan mengemudi.
"Apa kau sakit?"

Taehyung hanya diam menatap lurus ke depan. Jisoo mendengkus. Mengapa pria ini menyebalkan sekali.

Jisoo, kau ini kenapa sih. Kenapa kau hanya diam saja di bawa ke apartemen? Sudah jelas si keparat ini akan menyentuhmu lagi, batin jisoo.

"Aku ingin berhenti disini. Turunkan aku" pinta jisoo.

"Kau tahu jawabannya. Percuma memintaku berhenti, karena aku takkan pernah bisa berhenti"

Jisoo terdiam sejenak, sebelum ia kembali memandangi Taehyung. "Apa kau tak merasa bersalah telah merebut keperawananku secara paksa?" tanya jisoo.

"Aku tak bisa merasakan apapun" dalih Taehyung.

Jisoo kemudian terdiam lagi. Ia mulai menyentuh bibir bawahnya dengan tangan. Gadis itu berpikir sekarang. Berpikir apa pertanyaan yang akan ia lontarkan selanjutnya.

"Bagaimana jika ini terjadi pada adikmu" kata jisoo.

"Aku tak memiliki adik" sahut Taehyung.

"Perumpamaan, Taehyung"

"Aku tak bisa" jawaban Taehyung benar-benar membuat jisoo merasa sangat kesal. "Oke, begini saja" kata jisoo kembali.

"Kau pasti mempunyai ibu, bukan? Tak mungkin tidak. jadi, bagaimana jika ibumu yang diperkosa. Apa kau akan terima?"

Taehyung hanya diam, ia semakin melajukan mobilnya. Namun, mata itu berair. Anehnya tak pernah menitik. Taehyung tak pernah menangis. Rasa kecewa kembali menyelimuti hatinya. Dibawah sana, terasa semakin sesak dan ingin segera dikeluarkan.

"Aku tak bisa merasakan apapun. Sudah kubilang padamu, kim jisoo!" ucapnya meninggi.

Airmata jisoo tumpah, ia ketakutan hingga tubuhnya bergetar. Bayangan bagaimana Taehyung merebut kesuciannya tergambar jelas saat ini. Ia trauma dan ia tak bisa terus berada di dalam posisinya yang berbahaya.

"Ini salah! Kau tak bisa melakukan ini!" tegas jisoo, walau airmata itu terus menetes.

"Jika aku mendengar isakanmu lagi, kupastikan kau tak bisa berjalan" Taehyung semakin melajukan mobilnya menuju apartemennya.

One Spring NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang