Chapter 11

1.4K 247 33
                                        


Iya, tau cerita ngak bagus.
Tapi dihargain, apa salahnya?-_-


*

"Huekk"

Jisoo meringis dan memegangi kepalanya. Tangan itu bertumpu pada bak mandi, karena kepalanya kembali pusing.

"Hhhh..." Jisoo sangat lemas, dan ia mual dari kemarin. Jisoo tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya belakangan ini.

"Ma..." Lirih jisoo.

"Huekk" jisoo mencengkram perutnya, ia menahan rasa mual itu sebisa mungkin.

"Jisoo sakit" lanjutnya berujar.

Jisoo mencuci mulutnya, lalu ia mencengkram kepalanya.

Setelah dirasa cukup mendingan, ia kembali melangkahkan kaki jenjangnya ke ranjang, dan merebahkan tubuh lelahnya.

Jisoo sudah berulang kali memuntahkan isi perutnya sejak kemarin, namun tidak ada yang keluar kecuali cairan berwarna kuning. Dia juga sudah tidak masuk sekolah selama 2 hari, karena rasa pening dan pusing itu semakin mendera jika dia banyak melakukan aktivitas.

"Mah, jisoo sakit" lirihnya, dan kembali memejamkan mata dengan damai.

*

Taehyung menghentikan mobilnya ketika beberapa motor menghalangi jalan mobilnya. Tanpa ragu Taehyung turun, dan berdiri di depan mobilnya. Cahaya itu masih menyoroti beberapa gerombolan di depannya.

"Menyingkir dari hadapanku," pinta Taehyung tenang. Nadanya seperti biasa dengan wajah yang datar.

Belum apa-apa, mereka sudah turun dari motornya dan berlari ke arah Taehyung. Dengan gesit Taehyung mengelak, hingga ia terhindar dari pukulan itu. Baku hantam pun terjadi, 1 vs 5. Dan Taehyung menang. Yang lainnya ikut menyerang, membuat Taehyung harus melawan dan menghindari 7 orang sekaligus. Ketujuh orang tersebut terpental, tenaga Taehyung sangat kuat. Taehyung kemudian mundur, ia mengambil posisi di samping pintu mobilnya.

"Aku tak mempunyai masalah dengan kalian" ujar Taehyung. Lalu hendak memasuki mobilnya kembali, sebelum—

"Tapi kau mempunyai masalah denganku," sahut seseorang menginterupsi. Taehyung menoleh pada sumber suara. Ia berdiri normal dan melemahkan gepalan tangannya.

"Ternyata, kau cukup hebat" pria itu terkekeh pelan. Ia berjalan mendekati Taehyung dengan memasukkan tangannya ke saku celana, sementara tangan yang satu lagi berada di belakang punggung.

"Aku tak punya masalah denganmu, siapa kau? Aku bahkan tidak mengenalmu" kata Taehyung.

"Memang aku dan kau tidak, tapi—"

Bukh! Pria itu langsung meninju Taehyung, dan menendang perutnya.

"Arghh!"

Pria itu berdiri di perut Taehyung. Kedua tangan Taehyung sudah ditahan oleh anak buah orang tersebut.

Pria itu turun dari perut Taehyung yang sudah melemah, dia mentitahkan untuk mendirikan Taehyung.

Mereka mendirikan Taehyung, tetap menahan tangan itu dan membawa Taehyung kehadapan boss mereka.

"Kau tidak akan bisa menang, Taehyung" pisau runcing itu mengacung tegak di depan wajah Taehyung, "kau tidak akan bisa lari" pria itu kian mendekati Taehyung, mulutnya berada di telinga Taehyung. "Karena kau akan menemui ajalmu malam ini juga," bisiknya horor.

Slip

Mulut Taehyung sedikit terbuka, ketika pisau itu menancap indah di perutnya.

"Haha!" Pria asing itu mencabut pisaunya.

Taehyung kemudian menunduk, ia menatap darah yang mulai keluar dari perutnya. Seragam putih itu langsung ternodai dengan darah.

Slip!

Urat di leher dan kening Taehyung sudah terlihat jelas, ketika kembali mendapat tusukan di perutnya. Darah sudah keluar dari mulut Taehyung ketika pisau yang tertancap di perutnya kembali dicabut begitu saja dengan tertawa puas.

Taehyung memejamkan matanya, ia langsung mengingat jisoo saat itu juga. Mengingat semua momen dirinya saat bersama dengan jisoo. Tawa jisoo dan senyum jisoo kini terbayang, di dalam kabut-kabut putih yang kian menyerang kesadarannya.

Sekarang, dia tak dapat mewujudkan tujuannya lagi, yang semula ingin mendatangi perempuan itu.

Taehyung ambruk ketika tak ada lagi yang menahannya. Matanya memerah dan berair dengan perut bersimbah darah.

Tak berapa detik berlalu, kedua mata itu berkedip cepat beberapa kali, hingga akhirnya pandangan Taehyung menggelap. Kedua mata itu tertutup rapat. Dan kesadarannya sepenuhnya menghilang.

*

Perlahan, jisoo membuka matanya. Dan orang pertama yang ia lihat adalah kedua orang yang sangat dekat dengannya, Chanyeol dan Jennie tengah menatapnya dengan cemas.

"Jisoo...?" Jennie langsung memeluk jisoo kelewat erat.

"Akh.. aku ada dimana?" jisoo berusaha bangkit dari tidurnya.

"Kau ada di rumah sakit. Yaa, bodoh! Kenapa kau tidak bilang kalau kau sakit" ujar chanyeol kesal.

"Kenapa aku bisa ada disini?" bukannya menjawab, jisoo malah bertanya lagi. "Seingatku aku tertidur di rumah" lanjutnya lirih.

"Kami bertiga datang mengunjungimu, bodoh. Kau sudah tidak masuk sekolah selama 3 hari" jawab jennie.

"Jennie sangat khawatir jisoo, dan benar saja. Kami menemukanmu sudah tidak sadarkan diri!" Sahut yoongi yang tengah duduk di sofa.

"Enghh..." Lenguh jisoo, saat merasa kepalanya kembali pening.

"Yak, berbaringlah kembali. Kau masih belum pulih" suruh chanyeol.

"Jis, apa tadi pagi kau tidak sarapan? Kenapa sampe bisa pingsan begitu, hah?" jennie menyelimuti tubuh jisoo keseluruhan.

"Tadi aku sudah sarapan, tapi makanannya aku muntahkan lagi..." jawab jisoo pelan.

Setelah itu hening, jennie tidak berkata apapun lagi.

"Sayang, yeol bisa kalian tinggalkan aku dengan jisoo sebentar?" tanya jennie tiba-tiba.

Yoongi dan chanyeol yang bingung saling melihat satu sama lain, kemudian mengangguk dan pergi keluar tanpa bertanya sepatah kata pun. Mungkin saja, kedua perempuan itu memerlukan waktu untuk bicara berdua.

"Jen... Kau mau bicara apa? Apa—"

Grep

Jennie tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat, dan jennie juga menangis.

"Jennie.. ada apa? Apa aku baik-baik saja?" tanyanya bingung.

"Bagaimana ini jisoo?" Serunya begitu pelan pada telinga kiri jisoo, masih dengan terisak-isak.

"Kenapa hiks... Aku kenapa? Tak apa jen, katakan padaku ada apa, jangan seperti ini. kau membuatku takut hiks" jisoo mulai terisak sambil meremas jaket yang digunakan sahabatnya itu.

Jennie melepas pelukan mereka dan menghapus lelehan airmata yang masih sesekali mengalir di pipi mulusnya itu.





















































"Kau hamil, Kim jisoo"

==============


Hargain ayo! Vote dan komen...

Tunggu banyak yang vote dan komen biar lanjutt.
Kalau nggak? Gak up..
Dan kemungkinan besar, aku akan unpublish cerita ini.

Hiatus dulu deh, banyak tugas:(

One Spring NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang