Hari demi hari berlalu. Alice tetap melanjutkan kuliah nya, mereka masih sering ke concert hall. Menyelinap dan berduet disana dengan gitar, piano.
Orang orang disekitar mereka pun sudah terbiasa melihat pemandangan Alice dan Jason yang kerap terlihat berdua. Jason masih harus rutin kontrol dan sesekali ia cuci darah
"Alice rasanya aku ingin menyerah setiap kali harus cuci darah"
"Tapi kalau aku liat kamu senyum kaya gini, rasanya aku ingin cepat cepat sembuh"
"Berarti aku harus senyum terus kan?"
"Iya, harus Alice. Oiya satu lagi. Kamu harus bernyanyi untukku"
Disuatu siang, Alice sedang menunggu Jason di depan concert hall
"Hei? Alice?"
"Razan? Hai"
"Aku baru tau kalo kamu kuliah disini"
"Loh? Kamu juga?"
"Iya, aku digedung sebelah. But kali ini aku lagi mau pake concert hall. Kamu ngapain?"
"Oh engga. Aku nungguin seseorang"
"Oh... Aku masuk dulu ya"
Razan melewati Alice dan masuk kedalam concert hall.
Perlahan Alice mencoba melihat aktifitas Razan
Oh he is a drummer ternyata
Lagi latihan ya?Bruk!
Ouch, Alice tergelincir dan jatuh
"Alice are you okey?"
Razan menghampiri Alice dan membantu nya untuk berdiri
"Its okey kok" Alice mencoba jalan, tapi sialnya kaki nya terkilir
"Hei, kayanya kaki mu terkilir deh. Kita duduk disana dulu ya?" Razan memapah Alice membawa nya masuk ke dalam concert hall
"Bentar aku urut ya"
"Hah gausah Razan gapapa kok"
"Kamu gabisa jalan Al"
Razan berlutut dibawah Alice dan mengurut kaki Alice
Dari kejauhan, Jason yang hendak masuk kedalam concert hall mendapati Alice dan Razan disana
Alice?
Mereka terlihat cocok
He is better than me
Aku akan cari tau
Apakah dia pantas untuk Alice
Or notSaat Jason hendak pergi
"Jason?"
Alice memanggil nya
"Oh aku baru mau masuk. Kamu kenapa?"
"Sorry. Tadi Alice jatoh. Kaki nya terkilir. Kalo gitu gue cabut dulu" ucap Razan
"Thankyou Razan"
Jason tersenyum kepada Razan.
"Alice kamu bisa jalan?"
"Bisa kok Jas..."
"Beneran? Atau mau aku gendong?"
"Enggaaa aku jalan aja"
"Pelan pelan ya? Aku pegangi"
Jason memapah Alice, tapi kaki Alice terlihat bengkak. Dan ia sangat kesulitan untuk berjalan
"Alice, aku gendong sekarang"
Jason menggendong Alice, menyusuri lorong kampus menuju parkiran mobil nya.
"Kamu kenal sama cowo tadi?" Tanya Jason
"Oh, iya dia yang nolongin aku"
"Nolongin? Nolongin apa Alice?"
"Malam disaat kita ke caffe itu...."
Alice menceritakan kejadian sewaktu Jason meninggalkan nya di caffe. Jason merasa sangat bersalah
"Alice maafin aku..."
"Hey, gapapa kok. Aku udah lupain"
"Alice aku udah bikin kamu digodain sama Leon! Kalau aku tau, pastinya Leon udah aku habisin"
"Jason kamu tau Leon?"
"Iya. Dia pecandu narkoba, dia emang selalu gangguin cewek kalau lagi sakau. Dan kenapa sih waktu itu aku harus gaada disampingmu??! Brengsek!!!" Jason berkali kali memukul mobilnya
"Jason udah... Aku gapapa kok, untung ada Razan"
"Aku ga pantes jadi pacarmu ya Alice" Jason menunduk. Alice memegangi pipi nya
"Hei, i love you... Jangan gitu ah"
"Dia baik ya Alice. Dia seperti nya cocok denganmu. Kalau besok suara detak jantungku sudah tidak terdengar oleh mu. Kamu bisa mendengarkan suara detak jantung nya"
"Jason apaan sih?! Aku gasuka ya kamu ngomong gitu!"
"Haha Alice ku jangan ngambek"
Alice
Aku tidak bisa menjanjikan apapun untukmu
Di masa depan
Karena masa depanku
Tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time
Teen FictionAlicea atau kerap dipanggil Al, seorang gadis pendiam yang suka menulis apa yang ia pikirkan. Jason, pria yang memiliki keahlian dalam seni membuat kedua nya satu frekuensi. Jason yang terkenal tampan dan banyak dikelilingi wanita, justru mengingin...