Jason dan Alice sampai. Dirumah Jason yang dahulu Alice pertama kali datang menemui nya
"I miss my old house" ucap Jason
Jason dan Alice masuk kedalam
"Aku sudah lama tidak kesini" ucap Jason
"Rumahmu sangat nyaman"
"Iya. Aku ingat saat kamu kesini untuk pertama kali nya"
"Iya aku juga ingat itu. Aku sedang dalam keadaan terburuk ku"
Jason beranjak, ia mengambilkan selimut untuk Alice dan menyelimuti tubuh Alice karena badan nya mulai dingin
"Je..."
"Iya Alice? Kamu masih kedinginan? Aku nyalain api dulu ya"
Saat Jason hendak beranjak, Alice memegangi tangan nya
"I need hug. Can you please hug me? Sebentar aja"
Jason tersenyum dan melentangkan tangan nya
"Of course. Pelukan ku akan selalu ada buat kamu Alice. Kapanpun itu"
Alice memeluk tubuh Jason erat
Jas
Pelukannya sudah menenangkanku
Dari semua ke khawatiran ku
Tentu saja masih nyaman dipelukanmu
Oh hei aku merindukan pelukanmu Jas
Bisakah kita berpelukan lama lagi?
Tunggu aku
Aku akan kesana dan memelukmu lagi"Alice are you okey?"
"Ya. Better now Je"
Hujan turun dengan derasnya. Jason menyalakan fireplace agar ruangan tidak begitu dingin
"Je. Apa Jason pernah bilang. Kalau aku suka hujan?"
"Tidak Alice. Kamu suka hujan?"
Alice mengangguk
"Aku merasa tenang saat hujan datang"
"Kamu akan suka disini. Kota ini selalu hujan disetiap hari nya"
Alice tersenyum dan memejamkan matanya. Ia menghembuskan nafasnya berkali kali
Jadi, ini yang kamu rasakan dulu Jas?
Kamu bisa menikmati rasa sakit ini
Tanpa mengeluh
Aku juga harus bisa seperti kamu kan Jas?
Huhhhh"Alice? Aku bikin kan hot lime. Mau?"
"Kamu tunggu disini. Biar aku yang membuatnya"
"Are you sure?"
Alice tersenyum lalu beranjak menuju ke dapur dan menyiapkan hot lime untuk nya dan Jason.
"Alice. Buku kamu sudah beres semua?" tanya Jason
"Yup. Udah, lusa udah launching but kayaknya. Aku gabisa deh Je dateng diacara launching buku aku" ucap Alice
"Why? Bukannya itu impian mu selama ini? Kenapa kamu gamau dateng Al?"
"Iya, firasatku saja. Aku kayanya gabakal dateng deh"
"Hei dont say that. Aku bakal nemenin kamu kok. Razan juga"
"Thankyou Je..."
Hujan mulai reda, hanya tersisa kabut yang perlahan mulai mengitari rumah kaca milik Jason. Alice dan Jason masih dengan obrolan mereka, dengan hot lime ditangan Alice dan selimut yang menutupi tubuh bagian belakang nya
"Je... Boleh aku minta tolong sesuatu sama kamu?"
"Anything, Alice"
"Aku ingin ke makam Jason. Kamu mau antar aku kesana?"
"Iya Alice. Besok kita kesana..."
"Je... Kalau waktu kamu hidup didunia ini tinggal 2 hari lagi. Apa hal yang ingin kamu lakuin sekarang?"
Jason menatap Alice dalam, ia perlahan menyentuh pipi Alice dan mendekatkan wajahnya, hingga jarak antara mereka hanya tinggal hembusan nafas saja. Alice memejamkan mata nya dan, Jason mencium lembut bibir Alice.
Mereka masih berciuman, dengan rintik hujan diluar yang seakan menjadi saksi.
Alice memeluk erat tubuh Jason.
"Alice? Sorry..." ucap Jason. Mereka terlihat canggung kini
Jason berdiri, ia menarik tangan Alice
"Mau kemana Je?"
Jason hanya tersenyum, ia masih menggandeng tangan Alice. Mereka menuju kesebuah danau, yang hening. Masih terdapat kabut pertanda bahwa cuaca dingin ini masih menyelimuti mereka
"My favorite placa to be alone Alice"
"How beautiful Je"
"Ya, tapi tentu saja sekarang aku tidak akan sendiri lagi kalau kesini"
"Maksud kamu?"
"Iya, aku akan bersama mu kalau kesini. Kamu mau Alice?"
Alice tersenyum, ia menyandarkan kepala nya dibahu Jason
Jas...
Aku boleh merasakan ini?
Iya
Mendengar detak jantung nya
Membuatku tenang
Seperti mendengar suara detak jantungmu duluTapi, kemudian....
Bruk......
"Alice????!!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Time
Teen FictionAlicea atau kerap dipanggil Al, seorang gadis pendiam yang suka menulis apa yang ia pikirkan. Jason, pria yang memiliki keahlian dalam seni membuat kedua nya satu frekuensi. Jason yang terkenal tampan dan banyak dikelilingi wanita, justru mengingin...