eternity

239 56 12
                                    

Jason?
Is that you?

Hai my Angel
Come here

Jill? Your hair is getting longer?

Hai kak Alice
Jill sudah punya rambut panjang
Seperti kak Alice

Jas, i miss you
So much
Can i hug you?

Of course Alice
I miss you more
Sini, aku ingin memelukmu
Bagaimana hari mu?
Menyenangkan?
Oh iya, buku mu?
Apakah sudah selesai?

Hfffttt
Hari hariku tidak se seru dulu saat bersamamu
Aku ingin kita bermain piano bersama lagi
Ingin menyelinap masuk ke concert hall dan bernyanyi bersamamu lagi

Hahaha gokil ya kita Alice
Aku juga merindukanmu
Aku ingin memelukmu saat hujan datang
Mendengarkanmu bernyanyi Alice

Jas... Bolehkah aku ikut denganmu?
Disini?

Hahaha kenapa Alice?
Kamu sudah merindukanku?

Aku selalu merindukanmu
Urusanku didunia sudah selesai
Jadi, bolehkah aku Jas?

Perlahan, Jason menggenggam tangan Alice. Menuntun nya kesebuah tempat, sangat indah

Aku akan menunggu mu disini, Alice
Sekarang, kembalilah kesana Alice
Masih ada seseorang yang menantikan mu
Dan ingin mengucapkan sesuatu kepadamu

Jason perlahan melepaskan tangan Alice. Ia memasukkan tangan nya ke saku celana dan melambaikan tangan

----------

Jason dan Razan berada disamping kanan kiri ranjang tempat Alice dirawat. Sudah 3 hari ia tidak sadarkan diri

Hari ini adalah hari dimana buku nya lauching. Jason membuka jendela kamar Alice agar cahaya matahari dapat menyinari wajah Alice yang semakin hari semakin pucat. Dengan alat bantu pernafasan yang menutupi wajahnya, bahkan Razan tidak melepaskan genggaman tangan nya

"Oke. Sekarang, kita bagi tugas. Gua yang akan temuin para wartawan dan jumpa pers di acara launching buku Alice. Dan..... Lu yang jaga Alice disini" ucap Jason sambil merapikan rambut Alice

Razan menunduk, ia sedikit menghela nafas nya

"Jas..."

Jason menghentikan langkahnya dan menatap Razan

"I think this is enough..." ucap Razan

"No. Alice masih bisa bertahan. Gue yakin. Lo kenapa sih???"

"Jas stop. Kasian Alice. Yang dia butuhin sekarang adalah. Kita, untuk ngelepasin dia. Dan biarkan dia pergi. Biarin dia bahagia disana"

Jason terdiam. Ia menatap Alice dalam dalam. Dan menahan air mata nya

"Zan. Lo sayang sama Alice?"

Razan mengangkat kepala nya. Ia menatap Jason, kemudian Alice.

"Gue mau, lo nyatain perasaan lo ke Alice. Sekarang" ucap Jason

"Buat apa? Lagian, gue bisa kok nyimpen perasaan gue"

"Lu lebih dulu kenal sama Alice. Dan gue..." Jason menatap Alice sejenak

"Gue cuma seseorang yang mirip sama orang yang dia cintai. So, gue mau lo nyatain perasaan lo ke Alice"

Mereka terdiam. Jason mengambil hoodie nya dan pergi meninggalkan rumah sakit menuju ke hall tempat dimana buku Alice launching

Sementara itu,

Razan masih mematung. Ia seperti akan tau akhir dari semua ini

Hujan turun, sedang. Razan memberanikan diri perlahan. Menggenggam tangan Alice yang mulai mendingin

"Hei, Alice... Bahkan aku masih ingat saat pertama kali aku bertemu denganmu. Saat kamu menangis ketakutan, dan mendekapku. Dan anehnya, aku tidak menolak untuk kamu peluk, bahkan aku membalas pelukan mu"

"Saat kita bertemu di depan concert hall. Kamu ingat tentu nya Alice. Kaki mu terkilir, dan saat aku mengurut nya. Percaya ngga? Kalo itu aku cuma ngasal aja ngurut kaki mu. Agar kamu terkesan denganku, karena tentu saja aku sudah menyukai mu pada detik itu" Razan tersenyum sedikit, sembari menahan air matanya

"Saat Jason datang dan aku melihat matamu, Alice. Aku menyadari. Bahwa kamu mencintai Jason, dengan teramat sangat. Aku bisa melihat dari matamu. Dan saat itu juga aku berkata kepada diriku sendiri. Ah, Razan. Jangan mengganggu nya, dia sudah menjadi tuan putri bagi orang lain. Lalu aku mengurungkan niatku untuk mendekatimu lebih jauh. Aku memilih untuk menjadi temanmu saja"

"Semenjak ditinggal Vanya, aku tidak pernah berfikir untuk mencintai seseorang lagi Alice. Until I met you. Aku tidak tau apakah ini perasaan nyata. Aku hanya ingin selalu berada disampingmu. Bahkan aku takut untuk menyadari bahwa aku..... I'm fallin in love with you, Alice...."

Razan, sudah tidak dapat lagi membendung air mata yang sedari tadi sudah berada dipucuk kelopak matanya. Tak disadari. Air mata Alice pun mengalir, membasahi tulang pipi nya

 Air mata Alice pun mengalir, membasahi tulang pipi nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, jangan nangis. Im okey Alice. Aku tau, kamu akan lebih memilih bertemu dengan Jason di surga kan? Aku paham kok Alice. Jangan hiraukan aku, atau Jason Geraldo mungkin. Kita akan menghormati semua keputusan kamu. Apakah kamu mau bertahan, ataupun kamu lebih senang untuk menyudahi semua rasa sakit ini. Its up to you, Alice. Aku sudah lega, setidaknya kamu mendengarkan isi hatiku yang selama ini aku tidak mau kamu tau. Aku sangat yakin bahwa kamu bisa mendengarku sekarang..."

Razan menggenggam tangan Alice semakin erat, mencium nya dan meletakkan nya kembali perlahan.....

"Maka dari itu..... Aku, sekarang akan merelakan kamu pergi dengan tenang, Alicea....."

Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang