Kita semua hancur kak... - Han Jisung
Jisung tidak pernah menyangka bahwa kisah cintanya akan berakhir mengenaskan. Ia juga tidak menyangka jika hidupnya akan hancur berantakan hanya karena satu awal yang tidak pernah ia inginkan
Warning!
- BXB St...
Jisung sedang bahagia, sangat bahagia. Ia akan kembali bertemu kekasihnya - Minho - yang sudah dua tahun jauh darinya. Dua tahun ini ia dan Minho memang sedang menjalani long distance relationship, karena Jisung yang harus menempuh pendidikan di Luar Negeri.
Ting
Lift apartemen Minho terbuka. Jisung segera melangkahkan kakinya tergesa, tak sabar mengejutkan kekasihnya yang sudah sangat ia rindukan. Jisung memang tidak memberitahu Minho perihal kepulangannya. Yang Minho tahu Jisung akan pulang 2 minggu lagi karena satu dan lain hal, jadi ini benar-benar akan menjadi kejutan bagi Minho dari Jisung.
Jisung berhenti di depan pintu apartemen Minho. Ia hendak menekan bel sebelum pintu apartemen tiba-tiba terbuka, menunjukkan sosok yang sangat ia rindukan. "Surprise!!!" Jisung berteriak dengan semangat sambil merentangkan tangannya seakan menunggu pelukan dari Minho. Minho terkejut bukan main, Ia membelalakkan matanya lebar saat melihat sosok Jisung di depan apartemennya.
Melihat Minho yang terlihat terkejut, Jisung menurunkan tangannya sambil tertawa kecil menutupi rasa canggung antara mereka. "Siapa, Kak?" Seorang lelaki berparas rupawan keluar dari apartemen Minho sambil melihat ke arah luar pintu apartemen Minho. Jisung terkejut, siapa dia? Mengapa lelaki ini ada di apartemen kekasihnya? Jisung berulang kali menatap Minho dan lelaki itu bergantian, ingin meminta penjelasan.
"Temennya apa ga mau disuruh masuk, Kak?" Ujar lelaki dengan freckless itu kepada Minho yang sedari tadi hanya diam mematung. Melihat tidak ada pergerakan dari Minho, lelaki itu melangkahkan kakinya hendak menghampiri Jisung. Dan kemudian Jisung menyadari sesuatu... lelaki di hadapannya... sedang hamil. Jisung mundur perlahan, tidak tahu harus bersikap seperti apa. Ia panik, ia tidak paham dengan situasinya sekarang, air matanya sudah menggenang di kedua matanya. Akhirnya Jisung memutuskan untuk membalikkan badannya dan berjalan ke arah lift. Ia hanya ingin pulang.
"Temen kak Minho kenapa?" Lelaki yang hendak mengajak Jisung masuk tadi hanya kebingungan saat Jisung tiba-tiba pergi, dan makin bingung melihat Minho yang hanya diam mematung. "Kak?" Lelaki itu mencoba mengguncang pelan tubuh Minho hingga Minho sedikit tersentak. "Sebentar Lix, yang tadi itu Jisung" Ujarnya lantas segera berlari ke arah lift. "Ah... itu Jisung ya..." lirih Felix yang kemudian kembali masuk ke apartemen Minho.
---
"Ji... bentar tunggu kakak dulu... dengerin kakak dulu ya..." Minho mengatur nafasnya karena baru saja berlari mengejar Jisung. Jisung hanya terdiam menatap Minho. Kini Jisung dan Minho berada di depan gedung apartemen Minho, di pinggir jalan. "Ji...-" Belum sempat Minho berucap, sebuah mobil berhenti di depan Minho dan Jisung. Jisung pun berbalik ke arah mobil itu dan segera masuk, mengabaikan Minho yang sedari tadi mencoba meraih tangannya.
"Jalan Sam, gue mau pulang" Tanpa bertanya apapun pada Jisung, lelaki yang sedang menyetir mobil pun berlalu dari apartemen Minho, mengabaikan Minho yang mengetuk kaca mobil agar diberi kesempatan berbicara dengan Jisung.
Hening... suasana di mobil Jisung hening sejak meninggalkan apartemen Minho. "Lo.. gapapa, Ji?" Sam, atau mari kita sebut Hyunjin, mencoba membuka percakapan dengan Jisung, namun tidak ada jawaban dari Jisung. "Yang tadi itu Minho, kan?" tanyanya lagi. Belum ada jawaban, yang ada hanya Jisung yang tiba-tiba terisak. "Ji... lo nangis?" Hyunjin kaget, ada apa dengan temannya ini? Padahal baru tadi siang Jisung sangat antusias saat diantar ke apartemen Minho.
"Minho selingkuh, Sam" Ujar Jisung sambil terus terisak. Jisung terus menerus terisak sambil mengusap air mata yang terus menerus keluar. "Ke apartemen gue dulu aja ya, Ji?" Ucap Hyunjin sambil berusaha menenangkan Jisung yang masih terisak.
CHARACTER UNLOCKED
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
