warning : part ini bakal sedikit panjang, so hati-hati bosen wkwk
oh sama ada pict makam, kalau ga nyaman langsung scroll aja gambarnya ya
.
.
.
Sudah seminggu Jisung dan minho tinggal bersama. Kalian penasaran apa yang mereka lakukan setiap hari? Mereka hanya bersenang-senang. Melakukan aktivitas-aktivitas ringan seperti berkebun atau memasak bersama, pergi ke pantai untuk melihat matahari terbenam, juga pergi ke taman hiburan untuk sekedar jalan-jalan dan menaiki beberapa wahana.
Seminggu itu tidak ada gangguan dari manapun. Rasanya benar-benar dunia milik mereka berdua. Jujur saja, Jisung sedikit merasa khawatir. Bagaimana jika ayahnya mencari Jisung? Karena Jisung belum berpamitan kepada ayahnya. Seminggu ini juga Minho meminta Jisung mematikan ponselnya. Supaya tidak ada mengganggu katanya.
Jisung juga mengkhawatirkan keadaan Felix. Karena saat terakhir bertemu kandungan Felix sudah sangat besar. Jisung yakin tidak lama lagi Felix akan melahirkan. Tapi saat menceritakan kekhawatirannya pada Minho, Minho selalu balas perkataan Jisung dengan senyuman dan mengalihkan pembicaraan.
Sore ini Jisung dan Minho mengunjungi makam ibu Jisung. Jisung ingin bertemu dengan ibunya. Karena selama 2 tahun ini ia tidak bisa mengunjungi makam ibunya.
"Mama apa kabar di sana? Maaf ya Jisung baru bisa ke makam mama sekarang. Oh iya ma, Jisung udah lulus kuliahnya loh.. Sekarang Jisung udah jadi orang yang lebih pinter hehe. Tau ga si, ma? Jisung sebenernya pengen mama foto sama Jisung sama ayah juga pas kemarin Jisung wisuda. Tapi gapapa, Jisung yakin mama tetep bangga kan di sana?"
Hening, hanya suara semilir angin yang terdengar. Minho menatap Jisung yang tersenyum hangat sambil mengusap nisan ibunya. Tangan Minho terulur menepuk bahu Jisung. Jisung yang terkejut segera memalingkan wajah pada Minho lalu tersenyum.
"Mama lihat deh Jisung bawa siapa? Kak Minho!! Hehe. Mama masih inget kak Minho kan? Dia yang dulu sering mampir sama bawa makanan ke rumah. Kak Minho lagi culik Jisung, ma! Masa Jisung di culik udah seminggu?" Ucap Jisung sambil pura-pura cemberut.
"Ngga, tante! Minho ga culik Jisung, kok. Ini lagi di ajak liburan sebentar aja, soalnya kasihan Jisungnya sedih terus kayaknya." Jawab Minho kemudian. "Lagian kalau Minho culik Jisung ga mungkin Minho bawa Jisung kesini, kan?" Lanjut Minho seakan-akan ibu Jisung berada di sana bersama mereka.
"Minho kesini mau minta maaf sama tante. Karena Minho sempet lalai dan nyakitin hati Jisung. Tapi Minho janji kok tante habis ini Minho bakal jaga Jisung lebih baik lagi. Minho bakal berusaha agar Jisung jadi manusia terbahagia di dunia." Mendengar ucapan Minho, senyum Jisung perlahan memudar. Ia jadi teringat lagi dengan kejadian seminggu lalu.
"Minho kesini juga mau minta restu dari tante. Karena Minho udah memutuskan untuk jadiin Jisung pasangan sehidup semati Minho. Sebelum Minho ketemu ayahnya Jisung, Minho mau-" , "Udahan yuk, kak. Udah sore banget nanti kemaleman" Ujar Jisung tiba-tiba.
Jisung melangkahkan kaki keluar dari pemakaman. Meninggalkan Minho yang masih ada di makam ibunya. Bukan apa-apa, hanya saja Jisung masih belum yakin. Dua tahun lalu Minho mengatakan hal yang kurang lebih sama pada ayahnya namun ternyata semua berkahir kacau. Ia tidak ingin kejadian itu terjadi lagi. Cukup sekali saja.
___
Seusai dari pemakaman, Minho segera membersihkan dirinya. Selagi menunggu Minho mandi, Jisung mempersiapkan makan malam mereka berdua. Suasana antara mereka berdua kini sedikit canggung. Tak banyak percakapan yang mereka lontarkan semenjak keluar dari area pemakaman.
Drrt... Drrt... Drrt... Drrt..
Ponsel Minho bergetar. Jisung awalnya tidak terlalu memperdulikan siapa yang menelepon Minho. Tapi ponsel Minho yang terus menerus bergetar akhirnya menarik Jisung untuk melihat siapa yang menelepon. Jisung bukan tipe orang yang suka mencampuri urusan orang lain, tapi melihat ponsel yang terus bergetar entah mengapa membuat Jisung sedikit khawatir. Pada akhirnya Jisung mengangkat panggilan dari nomor tak dikenal itu.
"Halo?" Sapa Jisung. Hening, tidak ada sahutan dari seberang sana. "Halo?" Masih belum ada jawaban dari seberang. Jisung mulai kesal dan akan mematikan telepon itu secara sepihak. "Jadi lo beneran sama Minho, Ji?" Jisung kaget bukan main. Ia kenal suara ini. Suara orang yang menemaninya selama 2 tahun belakangan, sahabatnya, Hwang Hyunjin.
"Hyun-" , "Mana Minho?" Ucap Hyunjin dingin. "Ah... Kak Minho masih mandi. A-ada masalah apa ya?" Jawab Jisung takut-takut. Entah mengapa rasanya saat ini Jisung sangat takut. Seakan tengah dipergoki selingkuh. Ah, atau mungkin benar mereka selingkuh?
"Haha, ga nyangka banget gue. Okedeh Ji, untuk mempersingkat semuanya. Tolong kasih tau bajingan itu kalau suaminya lagi di rumah sakit karena mau melahirkan. Gue udah kirimin alamat rumah sakit sama kamarnya. Gue ga peduli tuh orang dateng apa nggak yang jelas gue udah ngabarin kalau anaknya bentar lagi lahir"Ucap Hyunjin lalu mematikan panggilannya sepihak.
Jisung yang mengetahui fakta ini tentu saja terkejut. Ia bahkan sudah terduduk lemas di tempat tidurnya. Minho yang baru keluar dari kamar mandi bingung melihat Jisung yang tiba-tiba seperti orang linglung sambil memegang ponselnya.
"Jisung?" Panggil Minho. "Jisung kamu kenapa?" Panggil Minho lagi sambil menepuk pelan bahu Jisung. "A-ayo ke rumah sakit, hiks. Ayo ke rumah sakit." Ujar Jisung tiba-tiba. Jisung bangkit dan terburu-buru menggunakan hoodie dan kesana kemari kebingungan mencari sesuatu.
"Hey, kenapa Jisung? Hey!! Hey!! Jawab aku dulu! Kamu kenapa?" Tanya Minho sambil menghentikan pergerakan Jisung. "Felix melahirkan... Bayi kak Minho mau keluar... Hiks Ayo ke rumah sakit..." Dan detik itu pula Minho segera mengambil kunci mobilnya dan bergegas ke rumah sakit ditemani Jisung yang tak henti-hentinya menangis selama perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN - HyunMinsung
FanfictionKita semua hancur kak... - Han Jisung Jisung tidak pernah menyangka bahwa kisah cintanya akan berakhir mengenaskan. Ia juga tidak menyangka jika hidupnya akan hancur berantakan hanya karena satu awal yang tidak pernah ia inginkan Warning! - BXB St...