CHAPTER 5 - KETIKA SEMUA BAIK-BAIK SAJA (2)

507 56 9
                                    

//tw Sexual assault

*Writer's note

Okay part kali ini ada scene yang mungkin ga nyaman bagi sebagian orang, jadi be wise ya kalau kalian ga nyaman langsung skip aja gapapa okay... 

Dan aku sarananin lagi kalian dengerin sad songs buat part kali ini karena biasanya aku kalo baca ff pake lagu makin ngefeel, hehe


Setiap langkah yang kau buat, 

Akan mengantarkanmu pada jalan yang berbeda...

---

Jisung menjalani masa perkuliahannya dengan sangat bahagia. Setiap hari, sesuai janjinya, ia akan saling berkabar dengan Minho. Setidaknya, tiga kali dalam sehari. Minho juga sesekali mengunjungi Jisung, walau tidak sering karena kesibukan minho yang tidak bisa ditinggalkan. 

Jisung juga tidak menghadapi kesulitan berarti selama perkuliahan, ia juga memiliki banyak teman yang membuatnya semakin merasa nyaman.  Salah satu teman dekatnya adalah Hwang Hyunjin, yang ia panggil Sam.

Jisung tidak tahu mengapa Hyunjin ingin dipanggil Sam, yang jelas Hyunjin selalu meminta Jisung untuk memanggilnya Sam. Hyunjin memiliki arti tersendiri bagi Jisung, karena di antara teman-temannya yang lain, Hyunjin adalah yang paling dekat dengannya. Apalagi Hyunjin berasal dari negara yang sama dengannya, dan tempat tinggal mereka di sana cukup dekat. Jadi baik Jisung maupun Hyunjin sering mengunjungi kediaman satu sama lain.

Setahun berjalan Jisung jalani dengan sangat baik. Kuliahnya lancar, hubungannya dengan kekasih serta teman-temannya juga lancar. Hidup Jisung terasa sempurna. Namun di tahun berikutnya, semua terasa lebih berat. Tugas dari profesornya seakan terus mengalir, apalagi Jisung juga harus fokus untuk mempersiapkan kelulusannya.

Jisung sangat sibuk, karena itulah ia semakin jarang menghubungi Minho terlebih dahulu. Minho lah yang kini lebih sering berinisiatif menghubungi Jisung. Namun tetap saja, tidak ada lagi panggilan yang bisa berlangsung hingga berjam-jam lamanya, yang ada hanya panggilan singkat. Singkat karena di setiap panggilan, Jisung terkesan terburu-buru untuk mengakhiri. 

"Kak, kakak masih lama kah? Aku ada tugas dan belum selesai. Nanti aku kabari lagi, gimana?" atau "Kak, aku habis ini mau ada keperluan sama profesor, nanti aku hubungin lagi ya?" kurang lebih kalimat-kalimat seperti itu yang sering Minho dapatkan di tiap panggilan. Jisung yang sibuk dan berjanji akan menghubunginya lagi padahal setelah itu Jisung tidak lagi menguhubungi Minho.

Minho merasa tersisih, pikiran buruk hinggap di benaknya. 'Apa iya Jisung sesibuk itu? Sampai tak ada waktu menghubunginya? Ia juga sibuk, namun ia selalu menyempatkan diri untuk menghubungi Jisung. Namun Jisung?' pikiran itu terus berputar dalam benak Minho. Sampai pada akhirnya Minho memutuskan untuk tidak lagi menghubungi Jisung, mencoba melihat apakah Jisung masih ingat pada Minho jika Minho tidak menghubunginya terlebih dahulu. Namun mirisnya Jisung ternyata tidak menghubungi Minho sama sekali.

Minho marah, ia sakit hati. Jisung tidak bisa menepati janji untuk terus menghubungi Minho walau Jisung sibuk di sana. Minho egois memang, namun hubungan jarak jauh memang tidak semudah itu. Ia rindu dengan Jisung. Ia ingin tahu kabar Jisung. Ia khawatir dengan Jisung. Namun Jisung seakan tidak peduli dengan itu semua.

Calonku :)

Kak Minho, Ji minta maaf ga bisa hubungin kak Minho

dalam waktu dekat, Ji lagi ada masalah sama penelitian,

Ji sayang kak Minho... jaga kesehatan ya...

Tepat lima hari setelah Minho mencoba mengabaikan Jisung, Jisung mengirimkan pesan itu untuknya. Tapi, tetap saja Minho kesal. Lima hari berlalu dan Jisung baru mengingatnya? Padahal di sini Minho sudah seperti orang gila dan uring-uringan tidak jelas.

Calonku :)

Oke

Hanya itu yang sanggup Minho katakan pada Jisung. Setelah pesan singkat itu, Jisung dan Minho benar-benar tidak berkabar lagi. Jisung tidak menghubungi Minho, begitupula sebaliknya. 

"Bodo amat Ji, kalo lo bisa segampang ini lupain eksistensi gue, gue juga bisa" Monolog Minho sambil memegang gelas kaca berisi alkohol. Sudah tiga hari Minho begini. Pergi ke bar setiap pulang kerja, meracau tidak jelas setelah mabuk, dan berakhir tidur di mobil karena tidak sanggup mengendarai mobil untuk pulang. Alasannya ingin melupakan Jisung sejenak. Padahal dengan bertingkah seperti ini, Minho malah makin teringat pada Jisung.

 Padahal dengan bertingkah seperti ini, Minho malah makin teringat pada Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Minho?" sebuah suara mengagetkan Minho. "Si-Siapa?" tanya Minho sambil sedikit mendongak. Minho tidak bisa melihat dengan jelas karena kepalanya sudah terasa berputar-putar. "Felix kak, adiknya kak Chan, temen kak Minho kuliah" Ucap lelaki di hadapan Minho yang disambut anggukan oleh Minho. "Duduk sini, Lix" ujar Minho setengah sadar sambil menepuk kursi di sebelahnya. "Kak Minho kesini sama siapa?" tanya Felix basa basi sambil mendudukkan dirinya di samping Minho. "Sendiri, tapi sekarang ada lo yang nemenin" ujar Minho sambil terkekeh. 

Obrolan panjang pun tak dapat dihindari antara Minho dan Felix. Tanpa sadar Minho menceritakan tentang hubungannya yang renggang dan Felix menceritakan tentang hubungannya yang baru saja kandas. Semakin malam, obrolan mereka semakin tak jelas arahnya, dan yang jelas, keduanya semakin mabuk.

"Kak Minho..." Sial, Minho sepertinya benar-benar kehilangan kesadarannya. Ia merasa melihat Jisung duduk di sampingnya. Bahkan dengan jelas Minho mendengar suara Jisung. "Pengen balik kak..." Benar-benar sial. Ia semakin membayangkan sosok Jisung di depan matanya. "Ji..." lirihnya. Pandangannya semakin mengabur. Yang ada dalam pikiran Minho saat ini hanyalah Jisung yang ada di hadapannya. Jisungnya pulang. Jisungnya di sini.

Minho berdiri, menarik tangan Felix kasar. Mencengkeramnya erat. Dengan langkah cepat, Minho menyeret Felix keluar, menuju mobilnya yang terparkir cukup jauh dari pintu keluar bar. "Kak Minho kenapa?" Tanya Felix panik. "DIEM GAK!" Minho membentak Felix kasar. Felix hanya bisa menangis sambil terus memanggil nama Minho saat Minho mendorong Felix ke kursi belakang.

Minho kalap. Lelaki yang ia lihat di depannya saat ini adalah Jisung. Karenanya Minho dengan penuh nafsu menggagahi tubuh mungil itu dengan kasar. Tangisan dan penolakan dari Felix sama sekali tidak berarti. Berteriak meminta tolong pun Felix tak bisa. Felix pasrah dan Minho menggila. Tolong ingat lagi bahwa yang Minho lihat di depannya ini adalah Jisung. Karenanya Minho melakukan itu semua. Ia berpikir Jisung harus diberi hukuman. Jisung harus diberitahu bahwa Jisung hanya milik Minho, dan ia tidak boleh mengabaikan Minho.

Minho tidak menyadari bahwa kesalahannya kali ini menjadi titik kehancuran pertama baginya, bagi Jisung, bagi hubungan mereka berdua.

Flashback Off

---

Jalan yang berbeda...

Entah kehancuran atau kebahagiaan...



Seriusan part kali ini aku ga pede banget mau publish, kaya terasa acak-acakan dan membosankan, but ya... aku akhirnya publish ini :')

BROKEN - HyunMinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang