CHAPTER 4 - KETIKA SEMUA BAIK-BAIK SAJA (1)

568 63 4
                                    


Flashback on

Jisung dan Minho kini sedang bersitegang, karena Jisung yang tetap kekeuh melanjutkan studi ke luar negeri. Alasannya? Tentu saja ini adalah mimpinya. Sejak kecil Jisung ingin sekolah di luar negeri. Ia ingin membanggakan ayahnya. Menunjukkan pada dunia bahwa Jisung yang besar di Desa memiliki kemampuan untuk kuliah di luar negeri. Apalagi saat ini Jisung dinyatakan mendapat beasiswa penuh dari Pemerintah. Akan sangat disayangkan jika Jisung melewatkan kesempatan ini, bukan?

"Kak... kita coba jalanin dulu aja, ya... Jisung janji deh nanti bakal hubungin kakak tiga kali sehari... udah kaya minum obat kan... jadi please ya..." Ujar Jisung memohon pada Minho. "Kamu pikir gampang apa hubungan beda negara, hm?" Jawab Minho sambil sedikit meninggikan suaranya. Jisung menghela nafasnya perlahan, mencoba menenangkan diri agar tidak tersulut emosi dan memperburuk keadaan. "Selama kak Minho percaya sama Jisung... semua akan baik-baik aja, kak... kita udah jalan dua tahun dan selama ini baik-baik aja kan? Jisung yakin gak akan ada apa-apa selama kita percaya satu sama lain... okay?" Jisung menatap mata tajam Minho dengan penuh harap.

---

*Writer's note :

Aku rekomendasiin kalian sambil denger lagunya Brian McKnight - Marry Your Daughter Hehe biar nge-feel dikit lah :')


"Ji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ji... jaga diri baik-baik... inget janji kamu untuk terus hubungin aku... minimal tiga kali sehari. Makan yang bener, kamu sering lupa makan kalo ga diingetin. Pake baju hangat kalo anginnya kenceng, gaada yang ngerawat kamu kalau kamu sakit. Aku bakal usahain ngunjungin kamu sesekali, tapi aku ga bisa janji karena perusahaan Papa lagi sibuk-sibuknya" Ujar Minho sambil terus menatap serius ke arah Jisung yang sebentar lagi akan pergi. Ya, Minho menyetujui permintaan Jisung untuk kuliah ke luar negeri. 

Minho tidak ingin egois dan menghambat Jisung untuk meraih cita-citanya. "Iya kak Minho bawel... Ayah sama Kak Minho nganter sampe sini aja ya... Ji mau ke dalem dulu" Ujar Jisung sambil menatap dua orang yang paling ia kasihi, ayahnya dan kekasihnya.

"Ji... tunggu" Jisung menghentikan pergerakannya dan menatap ke arah Minho. "Kenapa, kak?" tanya Jisung heran. "Hm... karena di sini ada papa kamu juga... aku ga mau nunda ini lagi" 

"..." Jisung kebingungan dengan tingkah Minho. Apa yang ingin Minho sampaikan? "Om, Minho tahu Minho masih muda banget. Minho masih numpang tinggal sama papa dan mama Minho. Tapi Minho udah mulai kerja, om. Minho udah belajar kerja di perusahaan Papa Minho. Minho juga udah dua tahun berhubungan sama Jisung. Jadi... dengan ini Minho pengen bilang ke Om kalau Minho mau lamar anak Om. Setelah Jisung lulus nanti, Minho janji akan nikahin Jisung secepatnya, Om" Ucap Minho mantap pada Tuan Han, ayah Jisung.

Tuan Han tersenyum melihat keberanian Minho. "Om ga berhak atas kebahagiaan Jisung, Minho. Jadi semua keputusan ada di tangan Jisung. Tapi kalau kamu mau minta restu dari Om, dengan senang hati Om menerima kamu jadi menantu Om" Minho tersenyum semakin lebar, kemudian menatap Jisung yang sudah mulai berkaca-kaca. 

"Sekarang... giliran kamu, Ji. Ji... Aku ga bisa janjikan kamu apa-apa selain rasa cinta dan sayangku yang tak ada batasnya. Aku masih egois dan bergantung pada orangtuaku. Tapi aku akan berusaha terus untuk menjadi Minho yang lebih baik setiap harinya. Jadi, Ji... maukah kamu melewati sisa usiamu bersamaku?" 

Minho menyodorkan kotak merah berisi cincin putih di dalamnya. Jisung tersenyum sambil menangis haru. Ia tidak menyangka jika Minho akan melamarnya begitu cepat. "Iya kak, aku mau..." Ujar Jisung mantap sambil memeluk Minho erat.



hue aku emo pas nulis ini tolong 

BROKEN - HyunMinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang