bagian 4

1.7K 183 29
                                    

"Erwin, ada yang ingin bertemu dengamu," Hanji berucap setelah membuka pintu ruang kerja Erwin tanpa permisi.

"Siapa?"

Perlakuan tidak sopan seperti ini sudah sering dilakukan bawahannya. Jadi Erwin sudah terlampau biasa.

"Butler tuan Duke Zanquen. Aku tidak tau dia mau apa,"

Erwin langsung bangkit dari mejanya, meninggalkan pekerjaan yang menumpuk. Pelayan Duke Zanquen, ada apa?

"Dimana dia?"

"Oh, masih di gerbang depan. Dia tidak mau disuruh masuk,"

Erwin mengangguk mengerti, lalu berniat berjalan meninggalkan ruang kerjanya, jika saja Hanji tidak menghalangi pintu sambil tersenyum aneh.

"Hei Erwin, jangan-jangan dia membawa lamaran kesini. Aku dengar putri tuan Duke sangat cantik,"

Erwin menggelengkan kepalanya pelan. "Hanji, jangan berfikir yang tidak-tidak. Aku harus pergi sekarang!"

Hanji menatap Erwin sebal, lalu menyingkir pelan dari pintu. Membiarkan Erwin pergi ke gerbang depan, meninggalkan dirinya sendiri di ruang kerja Erwin.

Cukup lama hingga ia tersenyum dan berteriak heboh. "Oooooh, aku akan ke kamar Levi, dia pasti belum tau pelayan Duke Zanquen membawa lamaran kesini,"

***

Lapangan markas pasukan pengintai cukup ramai, para prajurit menjalani rutinitas mereka untuk berlatih.

"Mereka sangat rajin ya Erwin Danchou," pria dengan baju rapih di sebelah Erwin berucap sambil terus melihat dan mengawasi para prajurit yang berlatih.

"Ini hal yang harus di lakukan prajurit, mereka memang harus sering berlatih. Terlebih yang mereka lawan adalah titan," Erwin yang juga mengamati latihan para prajurit menjawab sambil tersenyum kecil.

"Yaa, pasukan pengintai memang berbeda. Aku beberapa kali pergi ke markas polisi militer bersama tuan Duke, tapi mereka hanya meminum alkohol disana," pria yang berada di samping Erwin terkekeh kecil.

"Maaf jika lancang, tapi ada apa hingga tuan Randolph menemui saya seperti ini?" tanya Erwin

Lelaki yang menjadi pelayan kepercayaan tuan Duke ini menatap Erwin lalu tersenyum.

"Ah, tuan Duke memiliki permintaan, aku harap ini tidak membebanimu," Randolph memberikan gulungan yang ia simpan di balik jubahnya pada Erwin.

Erwin yang melihat itu mengambil dan membaca gulungan yang diberikan oleh Randolph.

Isi awal surat biasa saja seperti surat kebanyakan yang Erwin terima, namun di pertengahan surat Erwin mulai membaca dengan seksama dan teliti. Takut-takut mata tajamnya salah membaca.

Randolph yang melihat itu membuka suara. "Nona kami ingin masuk ke pasukan pengintai, kau tidak salah membaca Danchou,"

Erwin menatap Randolph sedikit terkejut setelah membaca keseluruhan isi surat.

"Nona kami memang selalu meminta hal-hal aneh. Maaf jika ini merepotkanmu dan pasukan pengintai. Tapi, kuharap kau tidak keberatan menerimanya disini," pinta Randolph.

"Ah, tentu saja kami tidak keberatan. Tapi, kenapa nona y/n mau masuk ke pasukan kami?" tanya Erwin

Randolph yang mendengarnya tertawa kecil sebelum menjawab. "Entahlah, mungkin karena nona menyukai salah satu kapten di pasukan ini,"

"Menyukai kapten pasukan pengintai?" tanya Erwin bingung.

"Iya, kapten terkuat disini, maksudku manusia terkuat Levi Ackerman," jelas Randolph

Anathema [Levi Ackerman] (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang