[Anathema]
••••Hari sebelumnya...
Levi menatap punggung kecil di hadapannya dengan fikiran berkecamuk, masih sambil terus melangkah diam mengikuti gadis yang tiba-tiba muncul di kamarnya sambil tersenyum.
"Nah, sudah sampai." Y/n menghentikan langkahnya di tengah hutan tempat para prajurit berlatih membunuh boneka titan.
"Apa?" tanya Levi saat Y/n berbalik menatapnya dengan senyuman yang masih merekah.
"Untuk apa kita kesini?"
"Membuat kesepakatan." balas Y/n cepat. Levi mengerutkan kening tak mengerti, pembicaraan tidak berguna apa ini sebenarnya.
"Heichou, semua rahasia para titan bisa kau dapatkan dengan mudah. Andai kau membuka gulungan ini dari dulu." Y/n melempar gulungan yang sempat ia bawa sebelum kesini dan di tangkap dengan mulus oleh Levi.
"Jika di fikirkan lagi, gulungan itu merupakan hak ku, paman Kenny pasti sudah mengatakannya kan?" ucap Y/n.
Sebagai seorang lelaki, Levi benar-benar orang yang dapat di jaga perkataannya. Terbukti dari gulungan yang selalu ia bawa tidak pernah sekalipun dibuka. Y/n sangat menghormati kejujuran lelaki di hadapannya.
Tapi maaf, kejujuran ini harus Y/n manfaatkan demi keinginan yang belum terpenuhi.
"Mari melakukan kesepakatan Heichou, kau hanya perlu menuruti satu keinginanku untuk mendapat rahasia besar yang selalu pasukan pengintai cari."
Levi mendengus, "Lihat siapa yang bicara. Beberapa saat lalu kau bahkan masih mengemis untuk mendapatkan permintaan maaf dariku."
"Lupakan semua itu Heichou, jangan terus memikirkan masa lalu. Lihatlah aku, masa depan yang yang selama ini umat manusia impikan tergantung pada keputusanmu."
Levi memandang Y/n tajam, penawaran apa ini. Matanya beralih pada gulungan yang ia genggam erat, benarkah semua rahasia ada dalam kertas ini?
Jika benar, tidak perlu pengorbanan nyawa lagi.
"Kesepakatan seperti apa?"
Y/n tersenyum manis, kakinya melangkah mendekati Levi, "Jadilah kekasihku."
"Apa?"
"Jadilah kekasihku Heichou, dengan begitu kau mendapatkan izin untuk membuka gulungan yang selama ini kau bawa."
Levi menatap Y/n tak percaya, ini kesepatan gila yang pernah Levi dengar.
"Kenapa banyak berfikir? kita sudah mengenal sejak kecil, ibuku bahkan menjodohkan kita." ucap Y/n tenang.
"Kau sepertinya tumbuh menjadi gadis gila," kata Levi sarkas.
Y/n yang mendengar itu hanya terkikik geli. Memang benar, ucapan Levi tidak salah sama sekali.
"Aku tidak suka berputar-putar, bagaimana?"
"Ayahmu di tangkap pihak kerajaan-"
Y/n mengangguk kecil.
"Dan ini yang kau lakukan?"
Y/n kembali mengangguk, membuat Levi meremas rambutnya frustasi. Dia akan sama gilanya jika menyanggupi permintaan Y/n.
Wanita di hadapannya ini, sudah tidak bisa tertolong. Sedurhaka ini ternyata seorang putri Duke yang agung.
"Tidak, jangan terlalu memikirkan ayahku. Dia akan baik-baik saja di balik jeruji itu."
"Yang harus kau fikirkan adalah masa depan umat manusia. Kesepakatan ini tidak merugikan siapapun, kau hanya perlu menjadi kekasihku. Itu saja."
Y/n menghela nafas saat Levi tak kunjung menjawab, "Erwin Danchou pasti akan senang dengan rahasia ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anathema [Levi Ackerman] (TAMAT)
AléatoireSiapa yang berani melawan (Y/n) Duke Zanquen? Putri seorang bangsawan yang terkenal. Kekayaan dan kekuasaannya membuat semua orang iri. (Y/n) pun anak yang baik hati dan cantik sedari kecil, itupun sebelum malam dimana ibunya terbunuh secara sadis. ...