bagian 23

1K 134 19
                                    

Assalamu'alaikum kawannnn (gak jawab salam dosa)

Piye kabare? monggo baca monggo...

Tapi jangan lupa Vote sama Komen😉


[Anathema]

Erwin berjalan tergesa di lorong markas, wajahnya terlihat tegang dan sedikit berkeringat. Sapaan dari para prajurit yang berpapasan dengannya tak di hiraukan.

Tangannya masih memegang erat surat yang baru ia terima dari utusan komandan Pixis.

Beberapa waktu lalu pasukan pengintai baru saja tiba di markas, dan Erwin langsung di sambut dengan berita yang sungguh tidak terduga.

Saat pasukan pengintai pergi melakukan ekspedisi, dalam waktu singkat ternyata banyak hal yang terjadi di dalam dinding.

"ERWIN!"

Komandan pasukan pengintai itu berhenti sejenak saat suara Hanji mengintrupsi, di sampingnya ada juga manusia terkuat kedua yang memasang wajah sedikit tegang.

"Ada apa? apa katanya?" Hanji bertanya sambil menggoyangkan tangan komandannya.

"Apa yang terjadi di sini Erwin? kenapa nona Y/n sampai di perlakukan seperti itu?" tanya Mike kebingungan.

Bukan hanya Mike, para prajurit yang baru saja kembali juga merasakan hal yang sama.

Saat pertama datang ke dalam dinding sambutan menohok yang di terima seperti biasa membuat semua prajurit menunduk lesu. Namum, dalam suasana penghinaan itu tiba-tiba saja Y/n yang sedang menunggangi kuda Levi di serang begitu saja oleh sekelompok orang.

Nona Duke yang hanya diam saat itu di lempari batu entah karena alasan apa. Erwin yang berada di garis paling depan juga sontak berlari, mencoba melindungi. Untunglah, Levi yang berada paling dekat dengan Y/n segera menaiki kudanya yang ia tuntun sedari tadi dan berlalu pergi.

Orang sepintar Erwin pun saat itu hanya bisa kebingungan sendiri, atas keberanian masyarakat menyerang seorang putri bangsawan secara terang-terangan seperti itu.

"Bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Erwin, mengabaikan pertanyaan yang lebih dulu di ajukan Hanji dan Mike.

"Dia di ruang kesehatan, dokter memberinya obat bius, Levi juga ada disana." Mike menghela nafas panjang, mengingat masalah baru yang datang.

Jika menuruti ego sebenarnya Mike sangat ingin mengusir putri bangsawan itu dari sini.

"Erwin, apa yang terjadi?" Hanji kembali bertanya.

"Ikut aku!" perintah Erwin tegas sebelum melangkah menuju ruangannya.

***
Levi masih memandang gadis yang terbaring di ranjang ruang kesehatan itu dengan kosong. Perban yang membalut kepala dan tangannya membuat Y/n tampak seperti mumi di mata Levi.

"Tidurlah lebih lama jika bisa." ucapnya sebelum bangkit dari kursi yang sekarang sudah terasa hangat.

Kakinya membawa Levi keluar dari ruang kesehatan yang pekat akan aroma obat. Kepalanya sudah pusing, lebih lama berada disini lambat laun akan membuatnya kehilangan kendali.

Tanpa menimbulkan suara apapun Levi menutup pintu tanpa menoleh. Dia harus mempersiapkan diri untuk mendatangi keluarga dari anggota squadnya.

Menghela nafas kasar Levi lalu meninju tembok dengan keras, "Sialan!"

Baru saja tadi pagi mereka berdiskusi sebelum berangkat ekspedisi, tapi sekarang. Bahkan tak ada sesuatu yang bisa untuk dilihat untuk terakhir kalinya dari semua anggota squad khusus.

Anathema [Levi Ackerman] (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang