Meski sudah sepakat dengan janji masing-masing, tapi aku masih saja tidak bisa tidur tenang, takut jika pria itu akan memberitahu rahasiaku pada member lain. Aku masih terjaga meski sejam lagi pagi akan segera datang.
“Dia akan menjaga rahasiaku, bukan?” aku mengecek ponselku, takut jika tidak melihat pesannya dia akan membongkar semuanya.
“Aku tahu dia orang yang sangat usil, dia pasti sedang bermain main denganku sekarang”.
Matahari sudah terbit, memancarkan sinarnya menembus jendela kamar hotelku. Aku bangun dengan keadaan tidak segar. Jantungku berdetak kencang karena ketakutan dan juga otakku tidak mau diajak beristirahat.
Aku menuju kamar mandi membilas wajahku dengan air hangat. Terjaga sepanjang malam membuat mata pandaku terlihat jelas. Tiba-tiba suara ponselku berdering, menandakan pesan masuk. Mataku membulat dan aku keluar dari kamar mandi dan segera memeriksanya.
“Datang ke kamarku sekarang juga ”
“Aiisshhh…” dengan gerakan cepat, aku bergegas keluar menuju kamar V. Masuk ke dalam lift dan menuju lantai atas.
“Ya ampun, aku bahkan belum sikat gigi dan… mengganti pakaianku”
Pintu lift terbuka dan aku berlari menuju kamar V, mengetuk pintunya lalu masuk ke dalam kamarnya.
Sebagai Manajernya, aku diberi kunci duplikat yang bisa ku gunakan untuk mengakses semua kamar member BTS.
“Ada apa V-ssi, ada yang kau perlukan?” Tanyaku dengan napas terengah – engah. V yang masih berbaring di atas kasurnya dengan wajah bare face-nya melihatku dengan senyum terulas.
“Tidak ada, tidak ada yang aku perlukan”
“Apa? tapi kau menyuruhku datang ke kamarmu”
“Oh, aku hanya mengujimu, apa benar kau akan menepati janjimu hehe dan ternyata kau benar-benar menepatinya”
“Ap-apa…? Yak, Kim Taehyung, kau-“
“Oh? kini kau memanggil namaku, hahaha”
“Ma-maksudku, V-ssi, kau pikir aku bercanda? Aku tidak mungkin tidak menepatinya”
V bangkit dari kasurnya, meregangkan otot-otot tubuhnya.
“Aku hanya ingin memastikan, apakah kau akan segera datang jika aku membutuhkanmu”
“Aku pasti akan datang sesegera mungkin jika kau membutuhkanku”
V mengangguk. “Baiklah, sekarang aku percaya”
“Baiklah, kalau begitu aku permisi” aku berbalik menuju pintu kamarnya, namun suara V menghentikanku.
“Tunggu, kau tidak boleh pergi dulu”
“Ada apa lagi, V-ssi?”
“Mumpung kau di sini, dan aku belum sarapan, jadi buatkan aku susu dan roti tawar, hehe”
Aku mendengus kesal namun juga tak bisa menolak “Baiklah”
“Sera, ada apa dengan wajahmu? Apa kau tidak tidur semalam? Lihatlah mata pandamu itu, ckckck” ucap V menertawakan diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days With My Seven Boys (END)
FanfictionSetelah menyelesaikan kuliahku di Negeri Ginseng, Korea Selatan. Aku seharusnya kembali ke Negaraku, Indonesia. Namun, aku harus menunda kepulanganku karena sebuah tawaran kerja yang terpaksa harus aku terima. Jika kamu berpikir, aku akan bekerja d...