Aku sudah menguap lebih dari sepuluh kali di depan lift. Sampai-sampai aku takut kalau pintu lift ini akan tersedot di mulutku. Menunggu lift ini terbuka membuat aku semakin mengantuk.
Seketika, aku teringat kejadian semalam. Saat V mendapatiku tertidur di kafetaria. Bagaimana mungkin aku bisa semudah itu tertidur di sembarangan tempat. Lebih parahnya, aku tertidur dengan keadaan menganga penuh roti. Aku memejamkan mata frustasi. Aku sangat berharap pria itu tidak mengabadikan gambarku dalam keadaan memalukan seperti itu, kalau itu terjadi, aku tidak tahu harus menaruh dimana wajahku ini.
Pintu lift terbuka, aku segera menuju ke kafetaria untuk sarapan. Mengingat, aku tidak sarapan pagi karena telat bangun dan semalam, aku belum sempat mengisi perutku.
Kafetaria sangat ramai, banyak staff perusahaan yang juga sedang sarapan. Aku segera mengantri untuk mengambil makanan. Setelah piringku penuh, aku mencari tempat kosong untuk duduk. Seseorang tiba-tiba berteriak memanggilku.
"Noona! Sera noona, kemarilah" Jungkook melambaikan tangan, memanggilku. Aku ingat sekali perkataan Jang Mi eonni bahwa aku tidak boleh akrab dengan member BTS selain dalam urusan pekerjaan.
"Noona? Disini" Jungkook terus memanggilku - melambai lambaikan tangannya di udara. Aku akhirnya menggelengkan kepalaku, menolaknya. Namun, seseorang dari belakang tiba-tiba menyeret tubuhku berjalan ke kursi Jungkook.
"Bergabunglah bersama kami noona, kenapa anda bengong" ternyata orang yang menyeretku itu Jimin.
"Jimin hyung, kau baru datang?"
"Eung"
"Dimana V hyung?"
"Di studionya" Jungkook mengangguk.
Astaga, apa-apaan ini. Kenapa aku harus duduk dan makan bersama mereka. Aku memperhatikan sekitar - takut jikalau staff lain melihatku sinis. Maklum aku hanya staff baru.
"Aku dari tadi memanggil noona, apa noona tidak melihatku?" tanya Jungkook.
"Aku melihatmu"
"Tapi kenapa noona tidak langsung menghampiriku?"
"Aku hanya merasa tidak enak duduk bersama kalian disini, lagian kita sedang tidak bekerja, aku takut akan membuat masalah"
"Jangan begitu, noona" ucap Jungkook dengan wajah sedihnya yang justru malah terlihat menggemaskan.
"Apa-apaan itu. Jang Mi noona, Ji Young noona juga sering bergabung bersama kami. Staff yang lain juga begitu, Kami sangat akrab dengan para staff. Benarkan Jungkook?" Jungkook mengangguk setuju.
"Tapi kan, aku hanya staff baru"
"Lalu kenapa kalau noona staff baru? Tidak ada perbedaan, noona jangan menghindari kami lagi"
Aku bisa kena masalah kalau staff senior melihatku duduk dan berbincang akrab dengan mereka. Bisa-bisa, aku dikira punya niat jahat.
"Jimin-ssi, kau ingin sarapan apa? biar aku ambilkan?" tanyaku.
"Tidak usah noona, aku akan mengambilnya sendiri" Jimin lalu bangkit dari kursi ikut mengantri mengambil makanan.
"Oh iya, noona, ada yang ingin aku perlihatkan" ucap Jungkook tertawa.
"Apa itu?"
"Sungguh! ini sangat lucu" Jungkook tertawa disela-sela kunyahannya. Beberapa menit kemudian Jimin muncul membawa sepiring sarapan.
"Hyung, video itu sangat lucu, bukan?" tanya Jungkook pada Jimin. Jungkook tidak bisa menyembunyikan tawanya.
"Ahhh, video itu..." Jimin langsung tertawa terbahak-bahak mengerti apa yang Jungkook maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days With My Seven Boys (END)
Fiksi PenggemarSetelah menyelesaikan kuliahku di Negeri Ginseng, Korea Selatan. Aku seharusnya kembali ke Negaraku, Indonesia. Namun, aku harus menunda kepulanganku karena sebuah tawaran kerja yang terpaksa harus aku terima. Jika kamu berpikir, aku akan bekerja d...