Seminggu kemudian perban V sudah dilepas. Namun, kata dokter ia masih tidak boleh beraktivitas di atas panggung. Ia harus benar-benar beristirahat agar sembuh total. Ia masih harus selalu berkonsultasi dengan dokter hingga sebulan lamanya. Meski V terus menerus merengek bahwa dia sudah sehat, namun dokter tetap mengatakan bahwa ia tidak boleh beraktivitas dulu bersama member lainnya.
Saat V sedang diperiksa, aku sedang berada di dapur untuk memasak makanan untuknya. Sejak pagi, aku sudah bangun untuk membuatkannya makanan sehat untuk dia makan.
Bersama Manajer Sejin, dokter keluar dari kamar V dan mengantar dokter tersebut hingga ke pintu keluar. Manajer Sejin pun kemudian menghampiriku. “Bagaimana keadaan V Manajernim, apa dia sudah membaik?” tanyaku.
“Dia sudah membaik, namun dia belum bisa beraktivitas dulu di atas panggung, dia harus benar-benar memulihkan tubuhnya selama sebulan”
“Ah, benarkah? V pasti sangat sedih mendengarnya”
“Hmm, tapi dokter sudah menjelaskannya dan dia mencoba mengerti keadaannya”
“Syukurlah kalau begitu” Manajer Sejin kemudian memandangiku yang tengah sibuk memasak. Senyumnya terulas “Wah, tidak hanya pandai dalam merias dan juga mengurus member, kau juga sangat pandai memasak Sera-ssi”
Aku tertawa menanggapinya “Hehehe, aku hanya melakukan tugasku Manajernim. Aku kan sudah bilang bahwa aku akan mengurus mereka dengan sebaik mungkin.
Manajernim tidak usah khawatir”
Manajer Sejin kemudian menepuk pundakku. “Terima kasih Sera-ssi. Aku benar-benar sangat beruntung bertemu denganmu. Kau berbeda. Kau adalah orang yang sangat dibutuhkan perusahaan. Aku sangat berutang padamu karena kau sudah mau merawat V dengan sangat baik”“Manajernim, kau selalu berkata seperti itu. Aku sudah cukup menerima banyak pujianmu. Aku hanya melakukan pekerjaanku Manajernim.”
“Hahahha, baiklah. Aku akan berhenti memujimu. Tolong rawat V dengan baik” ucapnya.
“Baiklah Manajernim, aku akan melakukannya sampai V benar-benar sembuh dan bisa beraktivitas lagi di panggung”
“Baiklah, aku permisi dulu. Hari ini jadwal member sangat banyak jadi aku harus mengurus mereka”
“Manajernim tidak ingin sarapan dulu bersama kami?”
“Ah, tidak usah. Aku akan sarapan di kantor. Kau pastikan saja V makan dengan baik”
Aku mengangguk “Baiklah Manajernim”
“Kalau begitu aku permisi” ucap Manajer Sejin berlalu keluar dari apartemen V.
Sup yang ku masak akhirnya jadi, tak lupa roti tawar beserta selai strawberry kesukaan V sudah siap di atas meja makan. Aku melepas celemekku dan hendak menuju ke kamar V, tatkala V berjalan menuju ruang makan.
“Omo, V-ssi, mengapa tidak memanggilku jika ingin keluar…” ucapku kaget melihat V sudah berada di depanku.
“Aku sudah sembuh Sera, aku sudah bisa berjalan. Lihat, kakiku sudah sembuh…” ucap V menggerak gerakkan kakinya.
“V-ssi, jangan seperti itu. Ikuti saja saran dokter... duduklah disini” ucapku membantu V duduk di ruang makan. Aku lalu memberinya sebuah jus dan juga roti.
“Ini sarapanlah dulu”
V lalu mengambil roti tersebut dengan tangan kanannya, namun tiba-tiba ia meringis. “Awww…”
“Apa aku bilang, kau belum sembuh total. Sudahlah jangan banyak bergerak. Biar aku saja yang menyuapimu”
“Ta-tapi…”
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days With My Seven Boys (END)
FanfictionSetelah menyelesaikan kuliahku di Negeri Ginseng, Korea Selatan. Aku seharusnya kembali ke Negaraku, Indonesia. Namun, aku harus menunda kepulanganku karena sebuah tawaran kerja yang terpaksa harus aku terima. Jika kamu berpikir, aku akan bekerja d...