Hai, sebelum kalian lanjut membaca, aku mau kasih kabar kalau novel terbaruku berjudul, Dear Name, Arvian sudah rilis dan bisa kalian baca.
Kalau kalian suka genre percintaan anak SMA, cinta tak terbalas atau pengagum rahasia, kalian bisa baca ceritanya ya. Langsung aja klik profilku. 💛 Oke? Happy reading.
.
.
.Kota Seoul. Ibu kota Korea Selatan, kota yang menjadi pusat seluruh aktivitas di Negara ini. Kota yang menjadi pusat Hallyu, kota yang menjadi salah satu kiblat fashion dan KPop diseluruh dunia, kota yang menjadi impianku selama bertahun - tahun untuk dapat berkuliah disini.
Sebenarnya tujuan utamaku datang ke Seoul adalah bukan karena aku penggemar Kpop, tapi karena aku sangat menyukai fashion, dan Korea adalah salah satu Negara dengan fashion terbaik versi aku. Maka aku putuskan untuk memilih Negara ini sebagai tempatku menuntut ilmu.
Dan di sinilah aku sekarang, di kota Seoul.
Sera. Itu namaku. Aku bukan warga asli Korea Selatan, aku hanya mahasiswi di kota ini. Meski pun begitu, ibuku adalah orang Korea asli yang menikahi ayahku seorang keturunan Indonesia. Itulah mengapa, kulitku sedikit lebih gelap dibandingkan orang Korea asli namun wajahku masih keturunan ibu, perpaduan Indonesia dan Korea, benar-benar perpaduan yang sempurna.
Aku lahir dengan tinggi badan 165 cm, tentu saja jika di Indonesia, tinggi badanku sudah sangat sempurna, namun di Korea, aku bahkan masih dicap pendek.
Berbekal keturunan ibu yang dulunya adalah seorang model, aku kerap menjadi model di beberapa majalah sejak masih kecil, sejak saat itulah aku bercita-cita untuk menjadi model, namun seiring bertambahnya usiaku, aku malah merasa lebih senang menjadi seorang perancang baju.
Saat aku pertama kali datang ke Korea Selatan dan menjadi salah satu mahasiswi di Universitas Negeri Seoul, orang-orang mengatakan bahwa wajahku sangat mirip dengan leader girl grup GFriend, aku bahkan punya beberapa club penggemar di kampus, kerap menerima beberapa hadiah dan surat rahasia dan sering mendapat tawaran untuk berkencan, namun aku tentu saja menolak semua itu dengan sopan.
Dan yah, aku juga beberapa kali di tawari untuk ikut audisi di perusahaan agensi musik, namun aku menolaknya karena aku tidak punya keahlian dalam bidang musik, lagi pula aku juga tidak tertarik untuk debut dan menjadi idol.
Ini tahun ketigaku tinggal di kota ini dan sebentar lagi aku akan lulus. Setelah lulus, aku berencana untuk kembali ke Bali, kampung halamanku dan membuka bisnis fashion yang sudah lama aku impikan.
Bersekolah di salah satu kampus ternama di Korea Selatan tentu saja impian semua orang termasuk aku. Aku bekerja sangat keras agar bisa lolos, meski pun aku telat kuliah dibandingkan teman - teman sebayaku.
Karena sebentar lagi kami akan lulus kuliah, kami biasanya mengirimkan CV dan fortofolio kami di berbagai perusahaan impian kami di kota ini, tujuannya adalah agar kami bisa mendapatkan pekerjaan secepatnya tanpa harus menganggur. Namun, hal ini tentu saja sulit, mengingat perusahaan di kota ini membutuhkan seseorang dengan skill dan prestasi yang gemilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days With My Seven Boys (END)
FanfictionSetelah menyelesaikan kuliahku di Negeri Ginseng, Korea Selatan. Aku seharusnya kembali ke Negaraku, Indonesia. Namun, aku harus menunda kepulanganku karena sebuah tawaran kerja yang terpaksa harus aku terima. Jika kamu berpikir, aku akan bekerja d...