22. 사건 - Insiden

1.9K 198 6
                                    

Aku sampai di dorm mereka dengan membawa beberapa makanan pesanan V dan juga beberapa makanan untuk member lain. Saat aku masuk, V sudah menungguku di ruang televisi. Mendengar langkah kakiku, V menoleh dan segera menghampiriku.

"Kenapa kau lama sekali?" ucapnya kesal.

Aku menahan diri untuk tidak membiarkan emosiku tersulut. "Aku kan harus membeli semua ini dulu, tentu aja membutuhkan waktu yang lama..."

"Kau panggilah member lain agar segera makan" ucapku sembari menuju ruang televisi untuk menata makanan yang aku bawa.

V kemudian bergegas memanggil para member lain di kamarnya masing-masing, setelah selesai memanggil, ia pun kembali ke ruang televisi.

"Mengapa kau membawa seorang laki-laki ke apartemenmu larut malam begini, awas saja kalau kau..."

"Uwahh... pizza... pizza..." ucap RM yang berteriak sambil berjalan menuju aku dan V, membuat ucapan V terpotong.

Tak lama kemudian satu per satu member lain juga datang memenuhi ruangan tersebut. Mereka semua menyantap makanan yang aku bawa dengan sangat lahap.

Sembari melihat mereka makan, pikiranku melayang pada kejadian beberapa menit yang lalu. Hans bukan tipe orang yang banyak bicara, dia hanya membicarakan hal-hal penting jika ia seserius itu tadi. Jadi jika dia berkata demikian, itu tandanya, Hans benar-benar ingin menyampaikan sesuatu yang baginya penting. Jika saja pria di depanku ini tidak mengusik kebahagiaanku, aku pasti sudah resmi dilamar oleh Hans hari ini.

Tapi ada baiknya juga, karena aku pasti tidak bisa mengontrol diriku saking bahagianya. Aku pasti sudah loncat kesana kemari ketika Hans berlutut padaku. Membayangkannya saja aku bahagia setengah mati, apalagi jika itu benar-benar terjadi tadi. Aku pasti akan jadi perempuan paling bahagia di dunia saat itu.

"Omo, Khamjagi!" ucapku kaget, ketika aku tersadar dari lamunanku dan mendapati seluruh wajah mereka tepat berada di depanku.

"Noona, mengapa kau senyum-senyum seperti itu? Apakah ada hal bahagia lagi yang terjadi?" ucap Jhope tersenyum penuh makna.

"Yaa.... Aku sudah bisa menebaknya..." ucap Jin

Semua orang langsung mengarahkan perhatian kepada Jin. Meminta penjelasan. "Tentu saja ini berkaitan dengan pacar noona"

"Sungguh noona?" tanya Jimin. Aku mengangguk mengiyakan.

"Uwah... beritahu kami noona, apa yang terjadi..."

"Tunggu. Aku bisa menebaknya. Mungkinkah noona... sudah dilamar kekasihnya?" ucap RM.

"Wahhh, RM-ssi, bagaimana mungkin kau mengetahuinya..."

"UWAAAAAHHHH..." ucap mereka heboh kegirangan.

"Tapi-tapi, sebenarnya dia belum melamarku secara resmi..." ucapku menghentikan euphoria mereka.

Kehebohan yang terjadi pun kembali hening. "Jika saja pria itu tidak mendesakku untuk datang kemari membawakannya makanan, aku pasti sudah resmi dilamar hari ini" ucapku menatap V yang sibuk menyantap burgernya.

"Yak. Taehyung-a, kau ini..." ucap Jimin.

"Kenapa menyalahkan aku? Mana aku tahu kalau noona sedang ada acara lamar-lamaran" ucap V membela diri.

"Ah, sayang sekali noona, padahal kau pasti sudah sangat menunggu momen itu" ucap Suga.

Aku mengangguk sedih merespon ucapan Suga. "Padahal dia hendak mengeluarkan cincin dari jaketnya, tapi pria itu terus menerus menelfonku hingga pacarku merasa terganggu" Ucapku melirik V kesal.

365 Days With My Seven Boys (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang