26. Fool

377 69 16
                                    

Kabar mengenai berakhirnya hubungan Prabu dan Ryola telah sampai ke telinga masing-masing keluarga. Dan yang paling terkejut mengenai kandasnya hubungan kedua insan itu tentu saja Jingga. Jingga tidak menyangka bahwa hubungan dari kakak sepupunya dan Prabu akan berakhir semengenaskan itu.

Saat Jingga tanya bagaimana bisa Ryola mengakhiri hubungannya dengan Prabu begitu saja sedangkan setahu Jingga keduanya sangat mencintai, bahkan mereka berencana melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius, Ryola hanya tersenyum tipis dan tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan adik sepupunya itu.

Malah Ryola memeluk Jingga dengan erat dan meminta maaf kepada gadis itu bahwa dirinya secara tidak sengaja juga menyebabkan trauma kepada diri Jingga.

Jingga merasa bersalah mendengar ucapan Ryola seperti itu. Pasalnya apa yang terjadi hari itu murni bukan kesalahan Ryola juga. Ryola mungkin kesal dengan Prabu, tetapi kejadian setelahnya bukan karena keinginan Ryola.

Patihlah yang memperkeruh suasana. Laki-laki itu tidak bisa mengontrol apa yang dia rasakan terhadap Ryola hingga berakhir fatal seperti kemarin.

Jingga sebenarnya sudah tahu dan menyadari sejak lama. Bahwa Patih menyatakan cinta kepadanya dan mengajak gadis itu menjalin hubungan semata-mata karena ingin melupakan Ryola.

Laki-laki itu ingin memanfaatkan perasaan yang dimiliki Jingga terhadapnya. Dan dengan bodoh serta polosnya Jingga menerima ajakan Patih itu, dengan harapan laki-laki itu mau berubah ke depannya.

Gadis itu memiliki harapan yang besar bahwa dia bisa mengubah perasaan Patih dan balik mencintainya.

Tetapi apa yang diharapkan pasti tidak semuanya dikabulkan oleh Tuhan. Tuhan memiliki cara lain dan rencana yang lebih baik daripada yang direncanakan oleh makhluknya.

"Kamu sendiri bagaimana hubunganmu dengan Patih, Dik?" tanya Ryola suatu hari ketika gadis itu mengunjungi Jingga ke rumahnya.

Jingga tidak tahu harus menjawab apa pertanyaan dari kakak sepupunya itu. Sudah sangat lama Jingga tidak mendengar kabar dari kekasihnya itu.

Semenjak kejadian itu, Jingga menutup akses bagi Patih untuk bisa menghubunginya. Jingga sampai melarang kedua orangtuanya untuk memberikan kabar mengenai dirinya kepada Patih. Jingga tidak ingin Patih mengetahui dimana dan bagaimana kondisi gadis itu yang sebenarnya.

Dirinya masih belum bisa mengontrol emosinya dengan baik. Butuh waktu yang cukup lama untuk menerima kenyataan yang ada. Maka dari itu Jingga memilih metode menghilang dari jangkauan orang-orang sampai dia bisa menguasai emosinya kembali.

"Tidak tahu, Téh. Jingga sudah lama tidak mendengar kabar Mas Patih." jawab Jingga singkat.

Sulit rasanya untuk memaafkan laki-laki itu. Hatinya sakit sekali jika harus mengingat kejadian malam itu. Meskipun Jingga tahu hati Patih yang sesungguhnya milik siapa, tetapi tetap saja gadis itu merasa dikhianati oleh kekasihnya sendiri.

Tidak mungkin juga Jingga menyalurkan emosinya kepada orang lain. Terutama Ryola. Ryola yang harus mengatasi rasa traumanya seumur hidup.

Sepupunya tidak salah sama sekali. Ryola juga di sini korban dari keegoisan Patih. Trauma yang Ryola rasakan bahkan akan

Ryola menepuk pelan pundak Jingga. Beginilah cara keduanya memberikan semangat terhadap satu sama lain. Tidak perlu banyak bicara. Dengan menunjukan bahwa mereka ada untuk satu sama lain saja sudah lebih dari cukup dari hanya sekedar ucapan semata.

"Kalau memang kamu masih perlu waktu, tidak perlu segera memutuskan ya, Néng. Nanti, kalau menurut kamu waktunya sudah tepat dan kamu sudah siap bicara lagi dengan Patih, kamu selesaikan secara baik-baik masalah di antara kalian. Tétéh tahu adik Tétéh sudah cukup dewasa untuk menentukan apa yang menurut kamu baik."

Le Coup de FoudreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang