25. Not Same Anymore

375 65 21
                                    

Lepas pertemuannya dengan Prabu siang tadi, pikiran Ryola mendadak kacau. Apa kejadian yang diceritakan oleh Prabu itu benar adanya? Apa benar Patih hendak melakukan hal yang tidak senonoh jika Prabu dan Jingga datang terlambat?

Dibandingkan Ryola bertanya-tanya tanpa mendapatkan jawaban, gadis itu memutuskan untuk menghubungi Patih, meminta jawaban yang sebenarnya dari laki-laki itu.

Untung saja ketika Ryola menghubungi Patih memintanya untuk bertemu dengan gadis itu, Patih sedang ada pekerjaan di Jakarta dan mengiyakan permintaan Ryola untuk bertemu.

Dan di sinilah sekarang keduanya berada. Disebuah café yang terletak di daerah Jakarta Barat yang tak jauh dari lokasi pemotretan Patih hari ini. Ryola memutuskan untuk menunggu Patih di sana karena menurut balasan dari laki-laki itu sebelumnya, jadwal pemotretannya selesai dalam kurun waktu satu jam.

"Jadi, bisa kamu ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?"

Ryola menatap Patih lurus. Meskipun ekspresi gadis itu terlihat tenang, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa Ryola sebenarnya takut.

Takut jika kabar yang terlontar dari Prabu itu benar adanya.

Takut jika memang Patih, seseorang yang Ryola sangat percaya, ternyata melakukan hal yang tidak pernah dibayangkan oleh Ryola sebelumnya.

Entah apa yang akan Ryola lakukan dan bagaimana kecewanya gadis itu kepada Patih.

Patih menatap gadis yang duduk di seberangnya itu ragu. Ya, ragu. Haruskah dia menceritakan yang sebenarnya kepada Ryola tentang apa yang sebenarnya terjadi. Atau sebaiknya dia berbohong kepada gadis itu, mengatakan kepadanya bahwa apa yang terjadi hari itu hanya cerita buatan?

"Aku harap kamu bisa cerita semuanya dengan jujur padaku, Tih. Kamu selalu bilang padaku 'kan apapun yang terjadi ke depannya, entah pahit atau tidak sebaiknya kita selalu berkata jujur. Not sugar coating in every situation even though reality are sucks." tambah Ryola.

Perkataan Ryola membuat Patih memutuskan untuk memilih mengatakan apa yang sebenarnya terjadi kepada gadis itu. Patih tidak bisa menghindar lagi. Bahkan ketika Ryola memanggilnya hari ini Patih sendiri sudah tahu bahwa gadis itu memanggilnya pasti karena sudah mengetahui hal ini dari Prabu.

Karena saat Ryola meneleponnya tadi nada suara dari gadis itu terdengar asing. Bukan seperti Ryola yang Patih kenal.

"Yang dikatakan oleh Mas Prabu benar adanya." kata Patih pada akhirnya.

Ryola mengerutkan kening, tidak mengerti maksud dari ucapan laki-laki itu.

"Maksud kamu?"

Patih membetulkan posisi ia duduk, menarik nafas dalam sebelum menceritakan yang sesungguhnya terjadi kepada Ryola.

"Lo mungkin sudah mendengar separuh ceritanya dari Mas Prabu mengenai Mas Prabu dan Jingga yang menemukan lo dalam keadaan tidak sadarkan diri di apartemen gue. Dan juga... dalam keadaan yang bisa mengundang salah paham." kalimat terakhir laki-laki itu ucapkan dengan suara yang pelan.

Mata gadis itu membulat lebar. Ryola tidak menyangka bahwa Patih akan mengakui kesalahannya kepada gadis itu. Dia tidak menyangka bahwa seseorang yang sangat ia percaya tega melakukan hal yang tidak senonoh kepadanya.

"Kenapa..."

Suara Ryola terasa tercekat di tenggorokannya. Gadis itu terlalu shock dengan apa yang dia dengar barusan keluar dari mulut Patih. Otaknya berpikir sangat lambat hari ini. Tubuhnya seakan terkena malfungsi.

"La—"

"Kenapa kamu tega melakukan hal seperti itu kepadaku, Tih? Kenapa– kamu sampai tega berbuat senekat itu?"

Le Coup de FoudreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang