6. Weird Feelings

540 87 34
                                    

"Gue baru tahu lo udah jadian sama Olla, Mas."

Prabu menoleh menatap Patih yang sedari tadi duduk di atas tempat tidur, sibuk dengan ponselnya. Bahkan ketika laki-laki itu mengajaknya bicara, Patih sama sekali tidak menatap Prabu yang menjadi lawan bicaranya.

Semenjak pengakuan Prabu beberapa waktu lalu mengenai hubungannya dengan Ryola di hadapan semua orang, topik ini masih menjadi topik yang cukup panas bagi keluarga mereka. Ayah dan ibu mereka-bahkan Ajeng-masih sibuk bertanya dari mulai bagaimana keduanya bisa jadian dan pertanyaan lain yang masih menyangkut tentang hubungan Prabu dan Ryola.

Keluarga Prabu menyambut dengan sangat bahagia mengenai kabar ini. Di satu sisi, Prabu akhirnya memiliki pendamping. Di sisi lain, orang yang mendampingi Prabu ini adalah orang yang mereka sangat kenal. Kepribadian Ryola yang baik membuat keluarga Prabu sangat menyukai gadis itu.

Prabu mengangguk meskipun adiknya itu tidak melihatnya, "Iya, Dik. Gak nyangka gue juga."

Prabu sendiri tidak menyangka usahanya membuahkan hasil. Sudah lama dia menaruh rasa pada gadis itu. Pertimbangan demi pertimbangan laki-laki itu pikirkan secara matang sebelum menyatakan perasaannya, dan dia tidak menyangka setelah menunggu sekian lama, Ryola memberikan jawaban untuknya. Ryola menerima pernyataan cintanya. Dan itu membuat Prabu tidak bisa menggambarkan betapa bahagianya dia.

"Sejak kapan, Mas? Kok lo gak kasih tahu keluarga dari awal?"

"Bukannya gue gak mau kasih tahu ayah dan ibu dari awal, Tih..." Prabu menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya. "Gue mencari waktu yang sesuai untuk memberi tahu semuanya. Dan kemarin itu memang momentnya pas. Pas Mbak Ajeng menanyakan hal yang sama untuk kesekian kalinya, dan pas juga memang gue sudah merencakan untuk memberitahu keluarga." pungkasnya.

Patih hanya terdiam mendengarkan ucapan kakaknya. Berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan keluarganya dan Prabu, Patih merasa sebaliknya. Bukan berarti dia tidak senang Prabu akhirnya menemukan pendamping hidup, Patih senang. Tapi di sudut hatinya yang paling dalam dia berharap bukan Ryola yang menjadi pendamping kakaknya.

Karena Patih juga menyimpan perasaan yang sama yang Prabu rasakan pada Ryola. Karena Patih juga menyukai, bukan, mencintai Ryola sama besarnya seperti Prabu.

"Gue sudah bilang kan sebelumnya sama kalian. Gue sama Olla jadian belum lama ini. Baru jalan tiga bulan." tambah Prabu.

Tiga bulan. Tiga bulan diam-diam keduanya menjalin hubungan tanpa ada seorang pun anggota keluarga mereka yang mengetahui. Ryola dan Prabu bersikap seperti biasanya jika bertemu juga. Bahkan gadis itu juga masih sering main ke rumah mereka seperti biasa. Tidak ada yang berubah.

Hanya Ryola dan Prabu yang bersikap normal dan Patih merasa dikhianati karenanya.

Laki-laki itu mengira semenjak obrolannya dengan Prabu terakhir kali di rumah sakit mengenai pernyataan cinta Prabu pada Ryola yang belum mendapatkan jawaban. Dan Patih mengira bahwa pernyataan cinta Prabu  sudah ditolak oleh gadis itu. Tak tahunya Ryola ternyata menerima pernyataan cinta Prabu.

Lagi-lagi laki-laki itu dikalahkan oleh kakaknya.

Patih sendiri bingung dengan apa yang dia rasakan sekarang. Terlalu banyak emosi yang ia rasakan di dalam dirinya membuatnya tidak bisa menentukan salah satu.

Apakah dia marah? Sedih? Kecewa? Tidak terima? Semua itu bercampur menjadi satu.

Marah, jelas dia marah. Lagi-lagi Prabu berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan. Sedih juga, karena pada akhirnya cinta yang dipendamnya tidak terbalaskan. Salah Patih sendiri juga karena tidak mengambil langkah sejak awal.

Le Coup de FoudreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang