40. Akhir yang Diharapkan - TAMAT

970 67 12
                                    

Sudah satu jam lebih orang-orang itu menunggu di ruang tunggu yang disediakan rumah sakit, tetapi belum juga ada kabar. Hanya Prabu saja yang diperbolehkan masuk menunggui Ryola di dalam ruang bersalin.

Akhirnya setelah hampir tiga jam menunggu, dokter yang menangani persalinan Ryola keluar juga. Semua anggota keluarga yang saat itu menunggu langsung beranjak dari tempat mereka duduk dan tergopoh-gopoh menghampiri dokter yang menangani persalinan putri mereka.

"Bagaimana keadaannya, Dok? Apa semuanya baik-baik saja? Apa persalinan Olla lancar? Keduanya selamat?"

Dokter itu tersenyum menanggapi pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan setiap anggota keluarga kepadanya. Melihat senyuman yang tersungging di wajah dokter tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa semuanya berjalan dengan lancar.

"Ibu dan Bapak sekalian tidak perlu khawatir. Semua berjalan dengan baik dan pasien juga melakukan persalinan dengan lancar. Kesehatan si Ibu dan anak juga stabil. Hanya perlu istirahat untuk pemulihan pasca melahirkan." jelas dokter itu membuat semuanya menarik nafas lega.

"Puji Tuhan!" kompak semuanya mengucap rasa syukur mendengar kabar baik itu.

"Jenis kelamin bayinya apa, Dok, kalau boleh tahu?" tanya ibu Ryola.

"Jenis kelaminnya laki-laki, Bu." jawab dokter tersebut.

"Wah, nanti Biru punya teman main lagi, nih. Anaknya uncle Prabu juga jagoan ternyata!" seru Ajeng kepada putranya.

"Jadi, nanti ditemani Kak Vio sama Biru, ya, Mi?" tanya Biru kepada ibunya yang dijawab dengan anggukan oleh Ajeng.

"Kapan kami boleh menjenguk mereka, Dok?" kali ini giliran Althea yang bertanya kepada dokter tersebut.

"Setelah semua proses di ruang persalinan selesai, dan ibu serta bayinya dipindahkan ke kamar inap, baru bisa dijenguk. Itu juga harus bergiliran dan melihat kondisi ibu serta anaknya dulu memungkinan untuk dijenguk atau tidak." kata dokter itu menerangkan.

Setelah mendengar penuturan dari dokter itu secara lengkap mengenai kondisi Ryola dan bayinya, dokter itupun pamit undur diri dari hadapan mereka.

"Sekali lagi saya ucapkan selamat atas kelahiran putra dari Ibu Ryola." pamitnya lalu meninggalkan kerumunan itu.

Senyuman merekah di wajah semua orang. Kedua belah pihak orangtua menyambut dengan suka cita anggota keluarga baru mereka. Meskipun awalnya mereka semua terkejut karena berita persalinan Ryola yang begitu mendadak, tapi tidak ada di antara mereka yang saling melempar kesalahan.

Mau bagaimana lagi, Ryola dan Prabu sudah dewasa, mereka yang menentukan hidup mereka sendiri. Jika keduanya bahagia, tidak ada satupun orang yang bisa melarang kebahagiaan di antara mereka berdua, bukan? Terlebih semakin lengkap berkat adanya makhluk kecil yang sekarang menjadi anggota baru keluarga mereka.

"Saya malah tidak tahu sama sekali kalau Olla sama Prabu balikan malah, Jeng. Saat tadi Prabu dapat telepon, kami baru tahu saat itu juga kalau Ryola tengah hamil anak Prabu. Prabu sama sekali tidak cerita apapun kepada kami." curhat Althea kepada ibunda Ryola.

"Oh, iyakah? Tapi memang, sih, Jeng. Saya juga baru tahu kehamilan Ryola pas masuk usia 7 bulan. Selama ini Ryola tidak pernah cerita apa-apa. Kami baru tahu saat Prabu berkunjung ke rumah,  menceritakan berita kehamilan Ryola pada kami." balas ibunda Ryola tak kalah heboh.

"Tapi nak Prabu benar-benar seorang gentleman. Dia datang sendiri dan bilang akan bertanggungjawab kepada kehamilan Olla. Prabu juga mengajak Olla untuk menikah cepat karena kehamilan Olla yang semakin besar. Namun menurut cerita dari Prabu sendiri malah Ollanya yang ingin menunda dulu sampai bayi mereka lahir." tambahnya.

Le Coup de FoudreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang