0. Preamble

3.1K 152 12
                                    

"Kenapa harus Patih yang jadi pengawalnya? Kenapa bukan Mas Prabu?"

"Patih sayang, Ibu memberi nama Patih seperti itu karena Ibu ingin Patih seperti Maha Patih Gajah Mada, terkenal dengan kehebatannya. Patih akan menjadi prajurit yang hebat. Melindungi Mas Prabu dan Mbak Ajeng suatu hari nanti!"

---

"Gue tahu gue akan selalu menjadi pilihan nomor dua untuk siapa pun. Tidak terkecuali lo."

Laki-laki itu tahu betul bahwa dia tidak akan pernah menjadi pilihan pertama seumur hidupnya. Dia tahu persis dia akan selalu menjadi pilihan kedua, menjadi pemeran pembantu yang baru muncul ketika dibutuhkan.

Bahkan dia tahu perempuan pilihannya juga memperlakukan dirinya sebagai nomor dua. Anak bungsu yang selalu kalah dari para kakaknya.

Terutama Prabu.

Laki-laki itu akan selalu berada di puncak, mengalahkan Patih. Dia akan selalu mendapatkan tempat terbaik jika dia menginginkannya.

Tempat yang baru bisa Patih raih ketika laki-laki itu mengerahkan segala kekuatan dan berusaha dengan keras.

Dalam soal asmara pun begitu.

Perks of loving same girl with your brother.

Meskipun Patih sendiri selalu memberikan perempuan itu tempat terbaik dimana pun, bahkan di hati Patih. Tapi memang Prabu yang bertemu duluan dengan perempuan itu.

Tidak seperti Patih saat dia berada di arena. Kali ini Patih memang kalah dari posisi start.

Ingin membenci, tapi tidak bisa. Prabu dan gadis yang ia cintai sangat berharga di hidupnya.

Laki-laki itu sudah lelah menempati pilihan ke dua.

---

Senja dan Jingga adalah dua kata yang tidak bisa terpisahkan.

Jingga sangat menyukai warna langit senja dari warna lembayung kuning kemerahan yang semakin lama berubah menjadi biru keunguan ketika matahari di ufuk barat itu semakin tenggelam, menandakan hari yang berganti malam. Memberikan kesan sentimentil dalam diri gadis itu.

Entah sejak kapan Jingga menyukai senja. Mungkin sejak ia lahir.

Jingga dan senja adalah satu kesatuan. Dimana langit senja memberikan misteri di hidup Jingga.

Jingga juga seorang hopeless romantic.

Dia pernah punya harapan bertemu dengan jodohnya-Her true love, one and only love-saat mereka sama-sama menikmati pemandangan matahari terbenam, di pantai. Seperti dalam film-film romantis yang sering ia lihat.

Akankah keinginan gadis itu terwujud? Tidak ada yang tahu jika Tuhan sudah menakdirkan sesuatu.

Senja dan Jingga seperti sepasang sahabat yang tidak bisa dipisahkan. Jingga sangat menikmati senja dan tidak ingin orang lain mengganggu saat ia sedang khidmat menikmati keindahan ciptaan Tuhan itu.

Le Coup de FoudreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang