Kangen g nih?
****
"Dipertemukan oleh semesta, dipisahkan oleh pencipta, itulah hubungan kita."
-Alzeandra****
Keyra mengintip dari balik pintu rumah sakit itu, niatnya ingin masuk ia urungkan, karena masih melihat Vedro yang masih menjaga Lia. Mata gadis kecilnya terus terpejam, bibir kecilnya kian hari, kian memucat.
Keyra tak mengerti kenapa Tuhan sangat senang mengujinya, apalagi Lia yang sudah seminggu ini belum juga membuka matanya. Jujur, tiap kali melihat Lia yang seperti ini, Keyra selalu teringat Zean.
Bagaimana tubuh kaku laki laki itu terbaring lemah di brankar rumah sakit, matanya yang memanas menahan sakit, tubuhnya yang sangat kaku untuk digerakkan. Tolong, jangan ambil orang yang Keyra sayang untuk keempat kalinya.
"Mau masuk?" Entah darimana datangnya suara berat itu, yang langsung masuk ke Indra pendengaran Keyra.
Vedro berdiri di hadapannya dengan memasukkan tangannya di saku celana kerjanya. Keyra diam, ia masih takut ditatap tajam mata elang itu.
"Boleh?" tanya Keyra hati hati.
"Saya melarang pun, kamu tetap melakukannya." Keyra terdiam kaku, jadi selama ini Vedro mengetahui bahwa ia sering menjenguk Lia. Tanpa sepengetahuan lelaki itu.
"Maaf," ujar Keyra merasa bersalah.
"Yasudah." Keyra mengangkat dagunya dengan pandangan yang berbinar.
"Beneran?" tanya Keyra kembali memastikan.
"Iya sayang." Dan sialnya wajah Keyra memerah menahan malu, ia tidak mengerti kenapa Vedro bisa menjadi orang selabil ini.
****
Keyra menutup pintu dengan perlahan, berjalan mendekati Lia dengan mata yang sudah memerah menahan tangis. Keyra duduk di kursi sebelah brankar Lia, dan menggenggam tangan dingin itu.
"Lia bangun," ujar Keyra sembari mengusap usap kepada Lia.
"Lia ga kangen bunda? Ga mau bercanda bareng bunda lagi? Gamau main basket lagi?" Walaupun tak di tanggapi Keyra terus saja berbicara.
"B-bunda minta maaf, bunda minta maaf karena ga bisa jagain Lia, ini semua salah bunda. Coba aja bunda ga pergi bareng om Aldra, semuanya ga bakal jadi gini nak." Keyra benar benar menangis menyesali semua yang ia lakukan di hari itu, andai ia menjaga Lia dan tidak pergi bersenang senang bersama Aldra. Pasti sampai saat ini anaknya tidak terbaring lemah disini.
"Setiap ngeliat Lia gini, bunda keinget Ayah, gimana ayah nahan sakitnya, ayah berusaha senyum walaupun ia nyimpen banyak kesakitan." Keyra keluar dari ruangan itu, dan pergi untuk menenangkan pikirannya. Ia butuh udara segar agar pikirannya kembali tenang lagi.
Ia butuh sandaran, namun sayangnya sandarannya sudah pergi menemui Tuhan.
Dian All-nya, telah pergi tanpa rasa sakit yang ia pikul selama ini.
****
Keyra duduk di salah satu kursi taman rumah sakit, menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi itu. Memejamkan matanya untuk mengurangi rasa lelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RARA||Selesai||
Romance❝𝐊𝐮 𝐤𝐢𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐨𝐛𝐚𝐭, 𝐭𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐥𝐮𝐤𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐡𝐞𝐛𝐚𝐭.❞ ❝𝐒𝐮𝐝𝐚𝐡𝐥𝐚𝐡, 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐝𝐮𝐥𝐢, 𝐭𝐨𝐡, 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐡𝐢𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐮? 𝐉𝐢𝐤...