♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐠𝐢𝐫𝐥♡

1.5K 225 133
                                    

Baca part ini jam berapa bund?

****

I live not to impress you
-Rara

****


Tesya menatap Geo kesal, semakin lama pria yang terkenal sebagai kulkas berjalan ini semakin menguji nyali.

Geo pun mengiring Tesya masuk ke dalam ruangannya, suasana ruangan Geo masih sama, sunyi. Tesya berkacak pinggang di depan Geo, Geo tersenyum simpul dan mengecup singkat kening Tesya.

"Kenapa, hm?" Tesya hanya diam menatap Geo, ia kesal dan sedih secara bersamaan.

"Kemana aja lo?" tanya Tesya ketus.

"Gua ga kemana mana Sya, disini kok, bareng lo." Masih bisanya Geo menggombal disaat Tesya sudah ingin menelannya hidup hidup.

"Ge gua capek." Tesya terlihat frustasi, dapat dilihat dari perubahan wajahnya yang mulai senduh.

"Sampe kapan kita kayak gini?"

Geo menghela nafas panjang dan memegang bahu Tesya. "Gua ngelakuin semua ini demi lo Sya, ga lebih."

"Tapi sampe kapan gua harus liat cowok gua mesra mesraan sama cewek lain?" suara Tesya terdengar bergetar.

"Gua ga tau Sya, gua juga kalo ga mikir lo ga bakal tahan kayak gini, gua tertekan sama keadaan Sya." Jujur Geo lelah, lelah dikekang oleh papanya untuk terus menjaga dan melindungi Ayla, berpura pura mencintai gadis itu dan berlaku menjadi pria manis di depan keluarganya.

"Gua ngerti Ge, tapi bisa ga lo sedikit aja ngertiin kondisi gua? Gua juga butuh lo, butuh banget." Bahu Tesya bergetar ia bersandar di balik pintu lalu menatap Geo dengan pandangan yang sangat lelah.

"Lo tau? Gua capek terus gini, gua pengen banget kita kayak dulu, apa gua pernah ngekang lo buat selalu ada untuk gua? Enggak Ge, Lo terlalu sibuk sama masalah lo sampe ga perduliin kalo sekarang papa gua udah ga ada Ge." Runtuh sudah pertahanan yang Tesya bangun sedari tadi, kalo bukan karena ia menunggu jemputan Geo tempo hari, mungkin ia masih bisa melihat mayat ayahnya untuk yang terakhir kalinya.

"Gua tau, tapi maaf..." Geo memeluk Tesya yang sudah menangis sedari tadi. Geo memeluk Tesya dengan erat menyalurkan semua kekuatan kepada seorang yang selalu setia mendampinginya, baik itu susah atau pun senang.

"Lo tau sendiri Sya, sejak kejadian fatal itu, papa benci banget sama gua, dan nganggep kalo gua cuma aib keluarga," bisik Geo tepat sekali di dekat telinga Tesya. Itu sukses membuat bulu kuduk Tesya merinding.

"Tapi lo tenang aja Sya, gua bakal perjuangan lo dan anak kita." Geo menjeda ucapannya sesaat, lalu memegang bahu Tesya yang masih saja bergetar. "Karena gua sayang kalian berdua."

****

Setelah acara pernikahan itu selesai, satu persatu tamu undangan mulai berpamitan untuk pulang. Hanya tersisa beberapa orang, yang memang orang rumah. Suasana rumah ini kembali sepi.

"Fix gua nginep," ujar Aldra sambil berkacak pinggang yang membuat Vedro melotot tidak setuju.

"Kenapa? Ga suka?" tanya Aldra memancing, Vedro menampilkan smirknya yang membuat jiwa ke bar-baran Aldra menjadi jadi.

RARA||Selesai||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang