"Cara lo terlalu hina Vin, dan sayangnya gua ga tertarik buat singgah."
-Abizar Vedro Abimanyu-****
Vedro terduduk lemas di lantai, kepalanya ia sandarkan di dinding yang dingin. Vedro tertawa hambar melihat kondisi rumahnya sekarang. Kapal pecah, seperti itulah tepatnya.
Debu dimana mana, semuanya tampak berserak, botol botol minuman keras berserak dimana mana, sampai sampai ada botol yang sudah pecah karena ulahnya.
Istri dan anaknya juga sudah dua Minggu ini tidak pulang ke rumah, jujur Vedro rindu, rindu kebersamaan keluarga. Rindu melihat Rara-nya yang sering marah jika ia pulang larut malam, inikah yang dinamakan penyesalan?
Memori memori masa lalu itu berputar seperti kaset rusak di benaknya, kata kata kasarnya yang selalu membuat istrinya menangis menahan sakit.
"Fungsi kamu disini hanya sebagai pembantu dan alat penebus rasa bersalah saya saja, jadi jangan berharap lebih."
"Ingat, kamu hina Rara."
"Saya tidak sudi menyentuh gadis hina seperti kamu!"
"Saya mencintai Lisa, dan kamu bisa apa?"
"Penyesalan terbesar dalam hidup saya adalah pernah mencintai kamu dengan begitu bodohnya."
"Perempuan rendahan seperti kamu tidak cocok menjadi pasangan sesungguhnya untuk saya!"
"Ingat semua ini hanya status!'
Vedro kembali meremas rambutnya frustasi, jujur disaat seperti ini ia baru sadar bahwa semua kata kata yang keluar dari mulutnya itu sangatlah menyakitkan.
Ia yang selalu membuat istrinya menangis, ia yang selalu memarahinya, dan sekarang semua itu menjadi kesalahan terbesarnya.
Disaat kondisi seperti inilah, ia baru menyadari bahwa ia membutuhkan Keyra. Ia butuh sosok istri tangguhnya.
"Maafin aku Ra," ujar Vedro sambil memegang foto Keyra, foto yang pernah ia ambil sendiri dulu pada saat mereka pergi ke pantai.
"D-dan sekarang aku nyesel." Vedro kembali merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan.
Ucapan Vina dan Lisa tempo hari membuatnya mengepalkan tangannya tidak terima. Dua iblis itu memang benar benar ia menghancurkan rumah tangganya, padahal jelas jelas mereka berdualah yang meninggalkannya untuk menikah dengan pilihan mereka masing masing.
"Tunggu tanggal mainnya aja Ved, ga sabar kita nunggu hari kehancuran lo," ujar Lisa beriringan dengan Vina detik berikutnya kedua perempuan itu pergi meninggalkan Vedro yang masih saja terdiam mematung dan sulit mencerna ucapan kedua perempuan yang pernah singgah di hatinya.
"Ternyata ini maksud dari ucapan kalian waktu itu." Vedro mengepalkan tangannya dan langsung menyambar kunci mobil yang masih tergeletak di atas meja, Vedro harus memberi pelajaran kepada Vina hari ini.
****
"Ada kamu? Masuk dulu Ved," ujar Vina tanpa ada bersalah dan langsung menggandeng tangan Vedro, Vedro menepis dengan kasar tangan kotor Vina. Gadis itu melotot dan berakhir terkekeh.

KAMU SEDANG MEMBACA
RARA||Selesai||
Romance❝𝐊𝐮 𝐤𝐢𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐨𝐛𝐚𝐭, 𝐭𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐥𝐮𝐤𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐡𝐞𝐛𝐚𝐭.❞ ❝𝐒𝐮𝐝𝐚𝐡𝐥𝐚𝐡, 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐝𝐮𝐥𝐢, 𝐭𝐨𝐡, 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐡𝐢𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐮? 𝐉𝐢𝐤...