♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐠𝐢𝐫𝐥♡

1.9K 233 32
                                    

Ceritanya berasa hidup ga sih?

****

"Saya berguna di mata saya sendiri."

****

Bugh...

Satu tendangan mendatar dengan cepat di perut Vedro, karena tidak mengetahui aba aba Vedro pun tumbang dibuatnya.

Wajah Tian memerah menahan amarah, dadanya bergemuruh, ia saja tidak berani menyakiti adik kandungnya, lantas apa hak Vedro untuk menyakiti adiknya?

Keyra yang melihat itu langsung menutup mulutnya tak pecaya, matanya berair, ia berusaha keras melarang Tian agar tidak memukul Vedro lagi. Bagaimana pun Vedro suaminya.

"Bang Tian! Jangan!" pekik Keyra, tapi Reon langsung memeluk Keyra, agar membiarkan Tian untuk memberikan hukuman kepada lelaki brengsek itu.

"Lepasin gua kak! Abi bisa mati!" Reon tidak menghiraukan ucapan Keyra, ia terus memeluk erat tubuh Keyra, tidak akan ia biarkan satu orang pun membantu Vedro. Jujur, Reon masih dendam kepada Vedro, karena Vedro lah sahabat sejatinya meninggalkannya.

"Keyra biarin dia rasain apa yang lo rasain," bisik Reon pelan, sambil terus memeluk tubuh Keyra.

Geo dan teman temannya hanya diam menyimak, mereka tidak mau ikut campur, jujur mereka marah. Tapi mereka harus bisa mempercayai ini kepada Tian.

Lia menangis di pelukan Aldra, ia tidak tega melihat om nya dipukul habis habisan. Lia terus memberontak agar Aldra melepaskannya, tapi Aldra hanya diam tidak menyahuti. "Lepasin Lia om! Lia mau tolong om Abi!"

"Om Tian jangan sakitin om Abi lagi!" ujar Lia sambil terisak.

Tapi Tian bak seorang kesetanan, ia terus membabi buta menghajar Vedro dengan brutalnya, Vedro berusaha keras untuk melawan. Tapi ia bingung, ia salah apa?

"Tian lo kenapa! Salah gua apa!" ujar Vedro lalu membalas tendangan Tian.

"Sialan lo! Bisa bisanya lo nyakitin adik gua! Ga sayang nyawa lo!" ujar tidak dengan tatapan menusuk, lalu detik berikutnya ia meninju dengan brutal rahang tegas Vedro.

"Gua kenapa?! Salah gua apa anjing!" ujar Vedro yang sudah tersulut emosi karena ia tidak mengetahui apapun tetapi mereka berusaha keras untuk menghajarnya.

Tian tertawa hambar lalu menarik dengan kasar kera kemeja Vedro, di tatapnya dengan tajam manik mata Vedro. "Lo brengsek tau enggak! Maksud lo apa balik lagi sama Vina?! Dan sekarang Vina hamil! Lo mikir perasaan adik gua anjing!"

Vedro melotot, dan terdiam. Ia benar benar tidak mengerti dengan kondisi ini, bahkan ia sudah memecat Vina dua Minggu lalu.

"Apaan sih! Lo salah paham!" ujar Vedro.

"Sekali brengsek tetep aja brengsek!" pekik Tian lalu kembali menghajar membabi buta Vedro, Vedro yang sudah tidak bertenaga lagi pun, hanya pasrah tidak membalas. Pada akhirnya ia tumbang, dan Tian masih saja menginjak perutnya.

Lia yang sudah tidak tahan melihat itu pun, langsung loncat dari gendongan Aldra, dan memeluk tubuh tidak berdaya Vedro, Lia menangis histeris. Sambil terus memeluk erat tubuh Vedro, ia tidak akan membiarkan siap pun menyakiti Vedro.

RARA||Selesai||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang