Hey aku datang 🤪
****
"Kalo gua sayangnya sama dia, lo bisa apa?"
_Rara_****
Hari ini tepatnya pagi ini, Reon and the geng memutuskan untuk berkemping ke salah satu danau yang ada di Jakarta, bukannya apa, tetapi mereka sudah muak dengan tumpukan buku dan tugas yang setiap hari menghantui mereka.
Semakin kesini mereka semakin capek bergelut dengan tumpukan kertas itu, namanya juga biang Onar, tiada hari tanpa bermalas diri.
"Udah siap semua?" tanya Geo sambil membawa koper koper Tesya ke bagasi mobil.
"Udah aman sih," balas Keyra sambil memakaikan jaket ke tubuh mungil Lia.
"Lia jaketnya bagus, boleh minjem ga?" tanya Reon pada Lia.
Dengan cepat gadis itu menggeleng, dan memeluk tubuhnya sendiri, takut jaket yang ia kenakan akan direbut paksa oleh Reon, "Gamau ih! Ini ayah beliin! Katanya kalo ayah dah pulang Lia harus pake jaket ini, biar jiwa orkay nya keliatan!"
Reon tertawa, Lia sangat polos. Keyra mengacak acak rambut halus putri kecilnya, lalu membawa Lia ke gendongannya.
"Geo lo bareng Tesya sama yang lainnya, Kerald bareng gua, Keyra sama Lia biar bareng Vedro," intruksi Tian yang diangguki oleh yang lainnya.
Aldra menoleh tak suka, enak saja Vedro bersama Keyra, sedangkan ia tidak bisa! Tidak! Itu tidak adil!
"Gua bareng Keyra juga titik!" ujar Aldra mendekat.
Vedro melotot, Aldra ini memang bibit bibit tukang nikung!
"Ga! Lo satu mobil sama Tian," ujar Vedro datar.
"Situ kok ngatur? Emang siapa? Emak gua? Bapak gua? Selingkuhan gua? Cewek gua? Tetangga gua? Oh iya lupa, pembantu gua ternyata." Keyra menghembuskan nafasnya kasar, Aldra memang ingin mencari gara gara setiap saat.
"Udahlah Bi, biar dia bareng kita," ujar Keyra sambil memegang bahu Vedro.
"Tapi Ra?" tanya Vedro.
"Yaudah ga usah berangkat aja," putus Keyra yang membuat Vedro menghela nafasnya pasrah.
"Yaudah."
Aldra yang mendengarkan itu langsung joget joget tidak jelas dan tertawa bahagia, akhirnya hubungan kedua sejoli ini merengggang, tinggal tunggu tanggal putusnya saja.
"Emang Dajjal si Aldra," beo Daren saat melihat Aldra yang cekikikan.
Aldra menarik tangan Keyra untuk duduk di belakang bersamanya, tapi Keyra tolak, tidak enak dengan Vedro, ingat! Vedro bukan supir.
"Lo kira gua supir?" ujar Vedro pada Aldra.
"Enggak cocok sih, terlalu estetik, lebih cocok tukang kebun juga," ujar Aldra tanpa rasa bersalah, lalu ia duduk di kursi penumpang bagian belakang.
"Dra plies, jangan ribut, masih pagi," ujar Keyra yang mulai lelah dengan drama yang diciptakan keduanya.
Karna Keyra yang bersuara, Aldra pun langsung diam tidak bergerak, dan duduk manis di kursi penumpang bagian belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RARA||Selesai||
Romance❝𝐊𝐮 𝐤𝐢𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐨𝐛𝐚𝐭, 𝐭𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐥𝐮𝐤𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐡𝐞𝐛𝐚𝐭.❞ ❝𝐒𝐮𝐝𝐚𝐡𝐥𝐚𝐡, 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐝𝐮𝐥𝐢, 𝐭𝐨𝐡, 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐡𝐢𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐮? 𝐉𝐢𝐤...