Mulai hari ini ga boleh insecure lagi yah, tiap orang punya titik kesuksesannya masing masing kok, jadi harus semangattttt!
****
"Jika kamu bisa melakukannya, kenapa saya tidak? Bukankah itu impas bukan?"---Abizar
****
Keyra merasa aneh dengan dirinya, pasalnya tadi malam ia tertidur di meja makan, tetapi pas bangun ia sudah berada di atas kasurnya, aneh bukan? Tapi seperti itulah kenyataannya.
Ia merapikan rambutnya dan bergegas untuk melaksanakan kegiatan rutinitasnya, tak lupa ia bercermin dan tersenyum.
"Hihi gua cantik yah pas senyum," ujarnya sambil menepuk nepuk pipinya.
"Semangat Rara." Ia menyemangati dirinya sendiri.
Yang pertama Keyra lakukan adalah masuk ke kamar Vedro, bukan lain untuk mengambil semua pakaian kotor pria itu, itu adalah salah satu rutinitas sehari-harinya.
Ah bajunya sangat banyak, mengambil satu persatu baju tersebut dan di balikkan, menghela nafas panjang Keyra merasakan ada yang berbeda dari salah satu kemeja Vedro.
Ia mengambil kemeja itu dan mencium baunya, percayalah baju itu sangat kentara dengan parfum wanita, tidak mau mengambil pusing Keyra memasukkan kemeja tadi ke keranjangnya, ah sudahlah jangan terlalu banyak berharap dari pria labil satu ini, karna ujung ujungnya ia juga yang kecewa.
Keluar dari kamar dan mulai mencuci baju seperti biasanya, tidak ada yang berbeda dari kegiatan Keyra pada pagi hari, bekerja layaknya pembantu tanpa gaji.
"Li, bangun nak." Keyra mengguncang guncangkan tubuh Lia, yang membuat anak itu menggeliat gemas.
"Jam berapa Bun?" tanyanya.
"Udah jam enem, nanti kesiangan." Lia mengangguk dan terduduk di kasur, berusaha mengumpulkan nyawanya yang sepenuhnya belum terkumpul.
"Bunda keluar dulu, jangan tidur lagi, entar ga sekolah." Lia mengangguk dengan wajah bantalnya.
****
"Om dua tambah dua berapa?" tanya Lia sambil merapikan tasnya.
Vedro menoleh, dan menjawab. "Empat?"
"Seratus buat om!" Vedro gemas dan mengacak acak rambut Lia.
"Kalo aku tambah kamu jadi apa?" tanya Lia lagi yang membuat Vedro mengerutkan keningnya.
"Em, mana bisa, kan ga ada rumusnya nak." Lia terkekeh, lucu.
"Ada dong!"
"Apa?"
"Kita." Vedro tertawa, ternyata anaknya sedang menggombal.
"Belajar dimana?" tanya Vedro memastikan.
"Dapet di Twitter tadi malem," jawabnya polos.
Keduanya duduk di meja makan, Vedro berhadapan dengan Keyra, tapi lelaki itu hanya diam dan selalu memusatkan pandangannya ke arah Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
RARA||Selesai||
Roman d'amour❝𝐊𝐮 𝐤𝐢𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐨𝐛𝐚𝐭, 𝐭𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐥𝐮𝐤𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐡𝐞𝐛𝐚𝐭.❞ ❝𝐒𝐮𝐝𝐚𝐡𝐥𝐚𝐡, 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐝𝐮𝐥𝐢, 𝐭𝐨𝐡, 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐡𝐢𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐮? 𝐉𝐢𝐤...