"Siapapun, bisa menjadi apapun."
AzllFblii_****
Sudah dua Minggu sembuh dari penyakitnya, Lia tampak bahagia menjalani hidupnya yang mulai berjalan seperti mestinya. Apalagi sekarang tubuhnya tidak lagi terasa sakit dan kaku, dan ia bebas untuk mempelajari teknik teknik baru dalam permainan bola basket. Kebetulan tidak lama lagi ia akan mengikuti lomba basket antar SD.
"Bunda mau latihan basket lagi boleh?" tanya Lia saat mereka bertiga tengah duduk santai di ruang keluarga.
"Ga capek?" tanya Keyra sambil mengelus surai hitam gadis itu dengan lembut.
"Enggak bunda, boleh ya?" tanya Lia sambil menampilkan wajah memelasnya.
"Ayolah bund main basket, bareng papa juga," bujuk Vedro sambil menggoyang goyangkan lengan Keyra.
Keyra terkekeh karena geli. "Panas Bi."
"Enggak Ra, Kan udah sore." Keyra menghela nafas pasrah, kalo sudah begini mana bisa ia menolak.
"Yaudah iya." Vedro tersenyum dan mengecup singkat pipi Keyra, akhir akhir ini pria itu tampak lebih banyak berubah, dan Vedro juga semakin melembut, jarang sekali membentak Keyra.
Keyra melotot yang membuat Vedro terkekeh pelan, lalu mengelus surai hitamnya. "Ya maaf, kan khilaf."
"Li, ambil bola di kamar papa." Lia mengernyitkan keningnya heran. Lalu diam. "Kenapa di kamar om?"
"Ya papa pengen belajar main basket juga dong, masa Lia doang yang jago," ujar Vedro yang membuat Lia tersenyum, lalu gadis kecil itu berlari menaiki tangga untuk mengambil bola basket di lantai atas.
"Jangan lari lari Li, entar jatoh," ujar Keyra agak berteriak.
Tak lama gadis kecil itu turun dengan mendribble bola oranyenya, ia menghampiri Keyra dan Vedro yang masih saja duduk di sofa. "Ayok main." Keduanya mengangguk dan mengikuti Lia dari belakang.
"Nanti main ya," ujar Vedro yang membuat Keyra menoleh dan berakhir menggeleng.
"Ga ah! Aku ga bisa," ujar Keyra yang membuat Vedro merangkulnya lalu berjalan seperti biasanya.
"Makanya belajar, sayang," bisik Vedro tepat sekali di telinga Keyra.
"Susah Bi," ujar Keyra sambil menghela nafasnya.
"Emang dah coba?" tanya Vedro lagi.
Keyra tersenyum menampilkan gigi putihnya yang tersusun dengan rapih. "Belum hehe."
Vedro gemas dan menghimpit kepala Keyra di ketiaknya, itu sukses membuat Keyra menyumpah serapah dirinya. "Pengap Bi!"
Vedro tertawa lalu melepaskan kepala Keyra dari himpitan ketiaknya. "Gemes aku lama lama."
"A-aku?" beo Keyra yang heran biasanya lelaki itu tampak formal dengan gaya bicaranya.
"Iya, aku kamu, dan sekarang udah jadi kita." Keyra tersenyum penuh arti, percayalah Vedro aslinya tu manis, cuma labil.
"Belajar yah? Nanti aku ajarin sampe bisa." Keyra mengangguk dan Vedro kembali merangkulnya.
Lia berdiri sambil berkacak pinggang di bawah ring basket, sungguh lama kedua insan itu berjalan. "Bunda! Om lama benget sih! Lia jadi lumutan!" Keduanya tersenyum dan menghampiri Lia yang masih saja berkacak pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RARA||Selesai||
Romance❝𝐊𝐮 𝐤𝐢𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐨𝐛𝐚𝐭, 𝐭𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐥𝐮𝐤𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐡𝐞𝐛𝐚𝐭.❞ ❝𝐒𝐮𝐝𝐚𝐡𝐥𝐚𝐡, 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐝𝐮𝐥𝐢, 𝐭𝐨𝐡, 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐡𝐢𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐮? 𝐉𝐢𝐤...