Lima

2 1 0
                                    

Pengantar makan siang sudah menjadi pekerjaan rutin Giana setiap hari. Kalau pengantar sarapan, dia hanya mengerjakanya dari jumat sampai minggu, seperti pagi tadi.

Selesai menjadi pengantar sarapan, Giana menjelma sebagai pembantu rumah tangga. Selain di apartemen yang dia ketahui pemiliknya adalah Bayu, Giana juga bekerja membersihkan sebuah rumah kosong setiap minggu.

Meskipun tidak berpenghuni, tetapi pemiliknya ingin rumah itu selalu bersih. Hal itu juga menguntungkan bagi Giana. Dia cukup membersihkan debu-debu serta tanaman liar di halaman.

Selesai mengurus rumah kosong, disini lah Giana berada. Di sebuah hotel berbintang yang mengizinkan pelangganya memesan makanan dari luar.

Giana melewati pintu resto hotel. Tepat diantara pintu yang terbuka itu, sepasang kekasih tengah berdebat, lebih tepatnya bertengkar. Giana tentu tak mempedulikan, dia lewat begitu saja menuju lift.

Baru beberapa langkah melewati pintu, tangan Giana dicegah. Dia kaget, karena pelakunya laki-laki yang setiap pertemuan selalu membuatnya kesal.

"Lo bantuin gue!" ujar laki-laki tersebut memaksa Giana mengikutinya.

"Apaan si! Gue nggak mau!" tolak Giana menahan diri dari tarikan lawanya ini.

"Gue janji kabulin satu permintaan lo, dan lo bantuin gue!" nego laki-laki tersebut berhasil membuat Giana tersenyum lebar.

"Apaan nih?" tanya Giana menunjuk sebungkus permen karet yang disodorkan padanya.

"Janji gue!"

"KAK ARYA! Kakak kok ninggalin Cacha. Cacha belum selesai ngomong!" rajuk gadis cantik nan imut bernama Salsa, ia memang kerap dipanggil Cacha.

"Apa si Cha? Pacar gue udah dari tadi nungguin gue!" ujar laki-laki yang bernama Arya dengan tampang ogahnya.

Ujaran Arya berhasil membuat Giana tersedak air liurnya sendiri. Seketika dia menatap nyalang pada lelaki yang dengan lancangnya meraup pundaknya.

"Ap-" suara protesnya ditepis begitu saja.

"Iya kan, Sayang?" ucap Arya menatap Giana dengan senyum paksa, sesekali melontarkan kode agar Giana menurut.

Giana akhirnya ikut sersenyum paksa, bibirnya pun ikut mengiyakan mengikuti drama yang Arya buat.

'Apaan coba? Pacar? Gila ya nih cowo?' batin Giana bergerutu.

"Nggak mungkin! Masa cewe Kakak kaya gembel gini si!" rengek Cacha tak terima.

"Gue bukan gembel!" bantah Giana tak terima.

"Udah deh Cha, gue udah punya pacar. Lo mending sekarang balik! Panji udah nungguin lo daritadi" usir Arya dengan malas.

"Karna Kak Panji udah nungguin Cacha, terpaksa Cacha tinggal. Tapi Cacha masih nggak percaya ya kalo dia pacar Kak Arya!" final Cacha membuat Arya bernapas lega.

"Sampai jumpa besok di sekolah Kak! Dan kamu, jauh-jauh. Kamu nggak selevel sama Kak Arya!"

Tubuh gadis yang bernama Cacha menghilang dibalik pintu, membuat dua sejoli saling berjauhan. Bukan salah tingkah, melainkan saling tatap melampiaskan kesal.

Perjalanan BerhargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang