Pip pip pip pip
Giana menilik sumber suara, dia percaya suara itu berasal dari pintu masuk. Sembari berwaspada, dia mengambil ancang-ancang lari. Takut-takut ada bahaya, seperti maling contohnya.
Cklek
"Gia? Kok kamu disini?" tanya Fara heran.
"Eh tante Fara!" balas Giana dengan cengiran.
"Arya yang bawa kamu ke sini?" tanya Fara.
"Iya, Tante. Oh, iya. Duduk dulu Tante, biar Gia bikinin minum."
"Nggak usah, sini kamu ikut duduk." pinta Fara.
"Mulai sekarang panggil Mama aja ya, kamu udah jadi anak Mama Fara sekarang."
"Iya ..., Ma." ucap Giana sedikit canggung.
"Kamu nggak diapa-apain sama Arya, kan?" tanya Fara dengan khawatir.
"Enggak ko, Mah."
"Trus ngapain ini pegang-pegang sapu?" selidik Fara.
"Itu, Gia emang mau bersih-bersih aja."
"Jangan alesan, Mamah tau kok, tabiat Arya kalo lagi nggak suka sama orang. Pasti seenaknya sendiri." Fara yakin, Arya pasti sudah menunjukan ketidak-sukaanya pada Giana secara langsung.
"Enggak Mah, Gia yang mau sendiri kok!" sanggah Giana.
"Yaudah deh terserah kamu. Besok kamu pindah ke rumah ya? Mama udah siapin semuanya, termasuk study kamu."
"Gia sekolah?" tanya Giana dengan antusias.
"Iya dong, kamu harus belajar yang giat. Jangan kecewain Ayah. Oke?" Giana menggangguk semangat, dia tak bisa melewatkan kesempatan emas ini.
Giana harus belajar lebih giat, dia takkan lupa dengan jasa Fara yang satu ini. Memberikan pendidikan bukan sesuatu yang bisa disepelekan.
"Yaudah, Mamah mau nyamperin Arya dulu."
•••••
"Loh, kok pulang sendiri Ar? Gia mana?" tanya Fara yang melihat Arya baru pulang seorang diri.
"Mama kan udah bilang, bawa Gia pulang Arya. Kenapa sekarang kamu sendirian datengnya?" tambah Fara.
"Anak Mama dia atau Arya si? Diurusin mulu perasaan!" kesal Arya langsung beranjak ke kamarnya.
"Kamu kalo masih nahan Gia di apartemen, berarti kamu yang harus biayain dia yah. Kalo sampe nggak kamu urus, uang jajan kamu mama kurangin."
"Loh, nggak bisa gitu dong, Mah. Kalo gitu harusnya Mamah kasih Arya uang tambahan." elak Arya meminta tambahan uang jajan.
"Gia tinggal di apart kamu, berarti kamu yang biayain. Kalo dia tinggal di rumah Mama baru Mama yang biayain." jelas Fara.
"Yaudah dia sendiri pasti punya uang kok!"
"Kalo kamu nggak mau biayain Gia, bawa Gia ke rumah." final Fara.
"Oke-oke, Arya biayain dia. Arya nggak mau yah, cewe kampung kaya dia masuk ke rumah kita."
"Kamu nggak boleh ngomong gitu Arya, dia... Arya!" teriak Fara melihat nasihatnya diabaikan sang anak.
"Dasar, dia anak siapa si ngeselin banget perasaan deh!" kesal Fara.
Dia anak lu soleha!

KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Berharga
Teen FictionSlow Update Ending adalah titik acuan sebagai penantian bagi seorang Anggiana Edelweis. Perjalanan harus dia lalui untuk mencapai sebuah penantian. Membuahkan pengalaman untuk menjadikanya sebagai perjalanan berharga. ••••••• Ini adalah kisah, kis...