Lima Belas

4 1 0
                                    

Gadis manis bernama Salsa ini masih setia menggandeng lengan Arya. Tidak ada gadis lain selain dirinya yang berani dengan lancang mengakui perasaannya secara gamblang. Bahkan masih bertahan meskipun berulang kali mendapat tolakan.

Tidak banyak alasan, semua karena gadis manis ini begitu pemberani. Arya sendiri berulang kali menolak, tapi Salsa saja yang terlalu keras kepala.

"Cha, balik kamu!" pinta Abiyu.

"Apaan si Kak, aku kan mau sama Kak Arya." balas Salsa terhadap kakak laki-lakinya yang biasa ia panggil dengan sebutan Panji.

Salsabila Arinda Prakasa adalah nama lengkapnya. Kakaknya yang sudah tujuh tahun menjadi sahabat Arya itu bernama lengkap Abimanyu Panji Prakasa.

"Lo kenal sama anak baru itu Ar?" tanya Oji mewakili pertanyaan hampir seluruh siswa. Sayang sekali hanya mereka saja yang berkesempatan mendapat jawabannya.

Oji ini sudah bersahabat dengan Arya lima tahun lamanya. Nama lengkapnya Verozi Kevano Wijaya. Seharusnya Ozi menjadi nama panggilannya. Tapi begitulah teman-temannya memanggil, Oji, lebih cocok katanya.

Karakternya tidak berbeda jauh dengan kembarannya Varozi Kevino Wijaya. Iya, Kevin yang kini justru menjadi geng lawannya dari eS-E. Keduanya masih akur di rumah, hanya saja disekolah tidak saling sapa, jadi banyak yang menganggap mereka bermusuhan.

"Cewe itu tuh yang ngaku-ngaku jadi pacarnya Kak Arya!"

Bukan Arya tentunya, itu Salsa yang menjawab dengan raut sebalnya. Nampak sangat imut dimata kelimat laki-laki yang duduk bersamanya.

"Imut banget si adeknya aa Panji yang satu ini!" ujar Candra.

Laki-laki yang satu ini memang paling suka jahil. Ujarannya barusan bahkan disertai cubitan dikedua pipi Salsa, membuat sang empu semakin merajuk. Candra Arifin Pratama adalah nama lengkapnya.

"Awas deh Kak Candra! Gausah pegang-pegang Cacha, apalagi sampe nyubit gini! Sakit tau!" kesalnya sambil kembali merangkul Arya.

"Cacha nggak laper? Pesen makan dulu sanah! Temen-temennya juga udah nunggu tuh!" tanya Verdi sekaligus memerintah.

Laki-laki bernama lengkap Raverdi Yuandra ini yang paling tidak suka dengan kehadiran Salsa. Terlalu berisik menurutnya. Ya, dia memang suka ketenangan dan kedamaian tentunya.

"Oh iya lupa, Kak Arya! Cacha balik ke temen-temen Cacha dulu yah!" pamit Cacha langsung beranjak meninggalkan mereka.

"Untung adek lo Yu! Kalo bukan pasti udah dikata-katain tuh sama lambe pedesnya Si Verdi!" ujar Oji berpendapat.

"Bacot! Makan aja lo, gausah nyerocos!" pinta Verdi.

"Gue serius nanya Ar, lo beneran pacaran ama dia? Sampe nyuruh gue minta ke Kevin buat masukin dia jadi anak Band." tanya Oji dengan antusias.

"Bukan lah!" balas Arya cepat.

"Terus? Babu gitu, yang bisa lo atur-atur!" itu balasan dari Verdi yang ternyata diam-diam ikut penasaran.

Arya tersenyum licik sembari mengangkat alisnya. Ekspresi ini bahkan sudah cukup sebagai jawaban.

"Waseh! Cantik-cantik gitu beneran babu? Pembantu? Anjir nggak nyangka gue!" komentar Candra.

"Emang kalo pembantu kenapa? Ngga ada yang salah kan jadi pembantu? Maling itu baru salah!" ujar Abiyu memperingati teman-temannya yang seringkali memandang sebelah mata.

"Candra tuh Yu! Dasar lo, mentang-mentang holkay!" tuduh Oji sembari melayangkan plastik bungkus makanan yang sudah dia remas.

"Yang kaya bonyoknya! Dia malah lebih miskin dari pada anak baru yang udah kerja itu." ledek Verdi sembari tersenyum mengejek.

Perjalanan BerhargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang