Empat Belas

3 1 0
                                    

Kriingg

"Akhirnya!"

"Tugasnya jangan lupa dikerjakan! Sampai jumpa dipertemuan selanjutnya. Selamat siang semuanya!"

"Siang Bu!"

Sorak sorai yang sebelumnya begitu membisingkan telinga kini lenyap dalam sekejap. Hanya karena seorang Bayu yang masuk ke kelas mereka.

Ya, hanya Bayu seorang, tanpa teman-temannya sudah berhasil membungkam 35 mulut dikelas itu.

"Yang namanya Sena mana?"

Beberapa siswa saja dibuat merinding dengan suara berat Bayu, apalagi Sena yang namanya disandingkan dalam kalimat yang laki-laki itu suarakan.

Bukan hanya merinding, jantung Sena juga dibuat bekerja tak beraturan. Dia sangat ketakutan sekarang. Namanya yang disebutkan itu sudah seperti mau ditumbalkan baginya.

Sena masih saja tidak bergeming, sekalipun seluruh pasang mata mengarah padanya. Dia masih menunduk ketakutan, sampai akhirnya sepasang kaki masuk pandangannya.

"Nih buat lo!" ucap Bayu.

Setelah meletakkan paper bag di meja, dia melirik Giana yang menyaksikan dari pojok kelas. Bayu lantas melenggang pergi.

Tidak tau saja tindakannya kali ini mengundang perspektif orang-orang yang menyaksikan kelakuannya.

Huft

Suara lega banyak dikeluarkan para siswa setelah Bayu menghilang dibalik pintu.

Sialan gue deg-degan banget

Iya anjir, kuy kantin lah! Laper gue

Sen lo dikasih apa ha?

Anjir suaranya bang Abay sexy banget!

Sen lo dikasih apaan?

Udahlah ayok, dia pasti masih kaget. Gue kalo dipanggil namanya juga ketakutan kali

"Lo ada urusan apa sama Kak Bayu?" tanya Laura dengan hati-hati.

"Gue nggak tau!" jawab Sena masih ketakutan melihat paper-bag yang Bayu berikan.

"Apaan nih?" tanya Giana dengan riang sembari membuka paper-bag.

"Ada rok Sen! Rok doang nih? Gada catetan apa-apa gitu?" heran Giana.

"Kesambet apaan tuh Kak Bayu?" heran Laura setelah mengambil alih rok dari tangan Giana.

"Mungkin karna dia pernah nggunting rok lo, makanya dia mau ganti rugi kali?" ujar Giana berpendapat.

"Nggak mungkin lah Gi, Kak Bayu bukan tipe cowo yang kek gitu. Serius deh gue bingung, gue takut. Apa gue nglakuin kesalahan ya? Gue takut dia kerjain anjir!" keluh Sena.

"Tenang aja, nggak mungkin dikerjain kok Sen! Ada gue, aman!" ujar Giana menenangkan Sena.

"Tapi Gi ...."

"Udah ayok ngantin, gue udah laper!" ajak Giana.

•••••

"Kok disini sih Sen?" tanya Giana yang baru datang bersama Laura. Mereka berdua yang memesan makanan, sedangkan Sena mencari bangku.

"Ya nggak pa-pa, yang kosong kan disini." ujar Sena.

"Bilang aja mau modus lo!" ledek Laura.

"Enggak ya, gue tuh udah nggak suka. Lagian emang disini yang kosong. Seriusan deh!" ucap Sena membela diri.

Perjalanan BerhargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang