Denger-denger ada anak baru yah?
Iya, gue juga denger dari pak Santoso, katanya si cewe
Serius lo?
Cantik nggak nih, ntar cupu lagi.
Denger-denger yah, dia ada hubungan sama keluarga Adinata
Anjir yang bener?
Masa sih? Gue rasa nggak mungkin deh!
Itu-itu tuh anaknya baru dateng!
Giana memarkirkan sepedanya di stand sepeda. Dia berjalan menunduk karena terlalu banyak pasang mata memperhatikannya.
"Permisi!" ujar Giana pada dua siswi yang secara terang-terangan memperhatikan dirinya.
"Mau tanya, ruang kepsek dimana yah?" tanya Giana dengan sopan.
"Lo anak baru?" tanyanya balik. Giana mengangguk tanpa ragu.
"Lo ada hubungan apa sama keluarga Adinata?" tanya siswi lain yang berambut panjang, penampilannya nampak anggun layaknya seorang putri.
"Maksudnya?" pertanyaan Giana sudah cukup menjawab pertanyaan mereka.
"Tadi lo nanya ruang kepsek? Lurus, nah kalo lapangan upacara udah keliatan lo belok kanan." ujarnya memberi arahan.
"Oke, thanks." ucap Giana pada siswi rambut panjang yang ia ketahui namanya Berlinda Roselee Johnson.
"Jangan sungkan." balas Linda seraya tersenyum miring.
Bangunan paling depan dari SMA Aimoo ini di bagian tengahnya dibuat jalan. Karena berlantai dua jadi mirip seperti lorong.
Lorong inilah jalan masuk menuju SMA Aimoo bagi kelas 10 juga kelas 11 dan 12 yang diantar atau naik sepeda. Karena kelas 10 tidak diberikan izin membawa kendaraan sendiri—kecuali sepeda ya.
"HEY ANAK BARU!" teriak teman Linda yang Giana baca name tag-nya bernama Putri itu.
Tepat saat Giana sampai dipenghujung lorong, gadis itu memanggilnya, membuat Giana berhenti dan berbalik.
"LIAT ATAS!" lanjutnya memberi perintah.
Byur!
Air terjun membasahi seluruh tubuh Giana. Sambutan bagi murid baru di SMA ini terlalu mengenaskan. Benar-benar sebuah petaka.
HAHAHAHAHA
Tawa terus bersusulan menyaksikan sambutan khas SMA Aimoo. Giana berbalik, melihat banyak siswa berjajar di lantai dua dan tiga dari gedung yang mengitari lapangan upacara.
Sambutan yang luar biasa sampai Giana benar-benar malu dibuatnya. Giana berlari mencari toilet. Tawa terus berlanjut disepanjang langkahnya.
Giana memilih berdiam diri di toilet. Ia tak tau apa yang harus diperbuat saat ini. Terlalu malu untuk berjalan ke koperasi, tapi tak ada satu orangpun yang bisa dia mintai bantuan.
Tok tok
"Gi!" panggil seseorang di luar bilik.
"Gi ini gue, Sena!"
'Ah iya. Dia lupa Sena sekolah disini.' pikirnya dalam syukur.
Giana membuka pintunya. Dia menatap Sena dengan jengkel.
"Nih ganti, kok lo nggak bilang kalo sekolah disini. Kalo tau kan ...,"
Brak!
"Gue bakalan kasih tau lo!" lanjut sena dengan lirih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Berharga
Novela JuvenilSlow Update Ending adalah titik acuan sebagai penantian bagi seorang Anggiana Edelweis. Perjalanan harus dia lalui untuk mencapai sebuah penantian. Membuahkan pengalaman untuk menjadikanya sebagai perjalanan berharga. ••••••• Ini adalah kisah, kis...