Agreement (2)

470 73 6
                                    


Drrrrt...Tak...

"Huft...jadi, apa yang ingin kau bicarakan denganku? " Tanya gadis bersurai hitam setelah duduk di bangkunya.

Khun yang masih berdiri terdiam menatap lantai di bawahnya lalu menghembuskan napasnya. "Aku ingin kita membuat kesepakatan" ucapnya.

Yuri mengangguk, "lanjutkan"

Khun menghembuskan napasnya sebelum kembali membuka mulutnya, "Aku akan membantumu dalam melakukan penyerangan Jyu Viole Grace, sebagai gantinya aku ingin kau membantuku menemukan Bam"

Yuri tersenyum, "sampai ia benar-benar ditemukan? "

Khun mengangguk, "sampai Bam benar-benar ditemukan"

Yuri tertawa kecil dan menjentikan jarinya, "ya, itu tidak sulit, toh tujuanku dari awal juga untuk menemukannya" ucapnya. Ia beranjak dari kursinya lalu mendekati Khun yang masih berdiri. Dengan senyum cerah di wajahnya, ia menepuk pelan pundak Khun dan merangkulnya. "Baiklah, pertama-tama, mari kita fokus terlebih dahulu pada penyembuhan kalian"

"Oh iya, apa perlu ku rahasiakan pertemuan ini? " tanyanya.

Khun menggelengkan kepalanya, "tidak perlu, biar aku saja yang menjelaskannya pada mereka" jawabnya dengan senyum tipis.

Yuri tersenyum, "baiklah, Yuje akan membantu dalam penyembuhan kalian, jadi...kita bisa berangkat 3-5 hari lagi"

Khun, "Yuje? "

Yuri mengangguk sambil melepas rangkulannya pada Khun, "ya, dia salah satu pelayan Urek"

Khun membelalakan matanya, "U..Urek?! Urek Mazino?! "

Yuri semakin tersenyum lebar saat melihat bagaimana reaksi Khun, "yup, dia juga akan membantu kita dalam urusan penyerangan ini"

"Baiklah, aku duluan ya! " Lanjutnya lalu ia berjalan meninggalkan Khun yang masih terdiam membatu di tempatnya.

Khun, 'Urek Mazino!! Tunggu! Bukankah dia juga seorang Irregular? Haruskah aku menanyakanya mengenai Bam? Ini kesempatan emas! ' batinnya.

Khun mengepalkan tangannya sedikit ke atas lalu menyeringai, "baiklah, mari kita coba"

.

.

BRAK!!

"WANGNAN!! AYO BANGUNN!! " Teriak Prince dan Miseng bersamaan. Wajah keduanya mengebu dengan semangat saat memasuki ruang perawatan dimana Wangnan berada.

Wangnan yang masih terbaring di atas tempat tidurnya mengerang pelan, enggan untuk terbangun. "Berisik! " gumamnya tanpa membuka sedikitpun kelopak matanya.

Prince dan Miseng yang berdiri di depan pintu dengan cepat berlari mendekati Wangnan. Mereka mengangkat kedua tangan mereka lalu dengan cepat menarik selimut Wangnan dan kembali berteriak, "BANGUUN!! "

Wangnan, "AKH! SIALAN!! Selimutku! Sini..kembali..kan!! " ucapnya sambil berusaha menarik kembali selimutnya.

Prince, "hei, Ayolah kau harus melihat siapa yang kita temui di luar! "

Wangnan, "siapapun itu...ugh..aku.. TIDAK PEDULI!! "

"Kyaaa!! " Teriak Prince dan Miseng bersamaan saat selimut yang berada di tangan mereka berhasil di rebut kembali oleh Wangnan. Keduanya meringis kesakitan saat pantat mereka menyentuh lantai.

Prince, "ish... Hei! kau, dengarkan aku dulu! "

Wangnan, "nggak mau" ucapnya sedikit ketus dan ke.bali bergelimut di dalam selimutnya.

A Lullaby Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang