Come in

594 91 2
                                    


"Khuun...hiks, khuun..."

Pemuda bersurai coklat kehitaman itu memeluk erat pemuda bersurai biru di bawahnya. Mata emasnya berlinang air mata yang tak ada hentinya.

Pemuda biru di bawahnya mengangkat tangan kanannya yang berlumuran darah lalu mengusap pipi sang brunette. " Tak apa...kau akan baik-baik saja tanpa ku" ucapnya pelan.

Pemuda brunette itu menggelengkan kepalanya, "tidak, tidak! Ini selalu sama seperti sebelumnya, aku tidak mengerti...mengapa dia selalu ingin aku merasakan ini....aku tidak mengerti" racau pemuda tersebut.

Pemuda biru di bawahnya tidak mengerti apa maksud dari racauan tersebut. Napasnya mulai menipis, dadanya juga mulai terasa berat. Ia ingin menanyakan malsud dari racauan tersebut, namun ia pikir tak akan sempat untuk mengatakan yang paling ingin ia sampaikan.

"Bam..berbahagialah tanpa aku" ucapnya pelan.

Bam kembali menggelengkan kepalanya, "kalimat itu...selalu saja...hiks AKU TIDAK INGIN MENDENGARNYA! "teriak Bam. "Aku tidak ingin mendengarnya...
aku..hiks..tidak ingin..." Racaunya lagi.

"Bam..."

Bam menelusupkan kepalanya di dada pemuda biru di bawahnya. Pemuda biru tersebut perlahan menitikkan air matanya, Ia juga tidak tidak rela untuk meninggalkan orang yang ia cintai. Ia masih ingin bersama dengan kekasihnya.

"Bam...tetaplah hidup..apapun yang terjadi..."

______

Bam membuka matanya dan mendapati Hwaryun sudah meraih lengannya. Tubuhnya hampir terjatuh dari rangkaian besi pada langit-langit kereta.

Hwaryun tersenyum, "apa tidurmu nyenyak dewaku?" Tanyanya. "Kau bahkan hampir terjatuh" lanjutnya.

Bam meraih lengan Hwaryun, lalu menarik dirinya sendiri untuk kembali duduk di atas besi yang menggantung. "Terima kasih" ucapnya pada Hwaryun.

Hwaryun hanya tersenyum, "kau tidak bisa mengatakan terima kasih pada seseorang yang sudah membawamu ke kegelapan" ucapnya.

"Kau yang menolongku" ucap Bam lagi. Ia menarik tudung jubahnya lalu kembali menatap sekeliling. Hwaryun hanya terdiam tak berniat untuk menanggapi ucapan Bam, ia hanya tersenyum menatap Bam.

Bam memijit dahinya yang sedikit sakit. 'mimpi itu lagi...' Bam menyamankan kembali posisi duduknya lalu menatap Hwaryun, "berapa lama aku tertidur? "

Hwaryun menatap Bam di sampingnya, "lima belas menit, itu rekor terbarumu dengan bantuan obat tidur" jawab Hwaryun. Bam menganggukkan kepalanya, 'baguslah jika ada peningkatan ' batinnya sambil memijit pelipisnya yang sedikit sakit.

Hwaryun memberikat sebotol air mineral pada Bam yang langsung di terima dengan baik. "itu bagus, hanya saja setidaknya kau harus mengurangi jumlah tablet obat tidurmu, akan tidak lucu jika kau mati karna overdosis" ucap Hwaryun.

Bam hanya menganggukkan kepalanya, tak ingin mengomentari lebih lanjut ucapan Hwaryun.

Insomnia kronis, itulah yang dia alami sekarang. Semenjak ia kembali ke kehidupannya yang lama, ia sering mengalami insomnia.

Dulu Insomnianya akan membaik jika ia tidur bersama Khun atau Rak di sampingnya, tapi sekarang berbeda. Walaupun begitu ia juga harus menjaga stamina tubuhnya, ia masih perlu menjaga teman-temannya.

A Lullaby Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang