Who?

501 71 2
                                    

Clak

"Minumlah, aku yakin tubuhmu sudah cukup mengeras karna udara di luar sana"

Khun mengambil cangkir berisi teh hangat tersebut, "terima kasih" ucapnya lalu menyeruputnya.

'lumayan...' batinnya saat menyicip rasa teh tersebut.

Khun melirik gadis di depannya, "Jadi, namamu?"

"Garam Jahad, kau bisa memanggilku Garam, kau?" jawabnya sambil tersenyum.

Khun tersentak saat mengetahui siapa orang di depannya, 'seorang putri Jahad?! Garam Jahad, bukankah dia...putri yang dinyatakan menghilang? bagaimana bisa dia berada di sini'

Ia meletakan kembali cangkir tehnya di atas piring kecil lalu bersandar, "bagaimana aku bisa mempercayaimu?"

Garam tertawa kecil lalu menyamankan posisi duduknya, "kau tak perlu mempercayai ku sebagai salah satu putri Jahad"

Khun terdiam lalu mengangguk mengerti, "Khun Aguero Agnis, panggil saja sesukamu"

Ia menghembuskan napasnya lalu mengambil kembali tehnya dan meneguknya perlahan, "Garam Jahad... sepertinya rumor bahwa kau berusaha kabur dari Jahad itu benar, aku penasaran hal apa yang membuatmu lari hingga ke tempat seperti ini"

Garam hanya tersenyum menanggapi ucapan Khun, karna itu tidak sepenuhnya salah. Ia ikut mengambil cangkir teh di depannya, menikmatinya dengan tenang, "aku tidak tau kau begitu peduli dengan hal seperti itu"

Khun tersenyum tipis, "lalu apa yang kau inginkan dariku?"

Garam, "memangnya, jika aku menginginkan sesuatu apa kau akan melakukannya sesuai dengan yang aku minta? bahkan setelah kau mengetahui identitasku?"

Khun, "selama itu masih berada dijangkauan ku mengapa tidak? lalu, kau tak perlu khawatir dengan identitasmu, aku akan menutup mulutku serapat mungkin"

Garam terdiam menatap Khun lalu tertawa, "darah Khun mu itu benar-benar mengalir, ya"

Khun sebisa mungkin menahan emosinya sambil meneguk teh hangatnya.

Garam bersandar pada sofanya lalu menutup matanya, "aku tak membutuhkan apapun darimu, selain itu, bukankah seharusnya kau yang membutuhkan sesuatu dariku?"

Khun mengernyit, "maksudmu?"

Garam, "ya...seperti berada dimana keberadaan teman-temanmu itu, kau pasti tidak sebodoh itu bukan untuk turun ke tempat seperti ini sendirian, kecuali kau memang berusaha untuk melakukan bunuh diri"

Khun mendengus lalu menggelengkan kepalanya, "tidak, itu bisa dibicarakan nanti, omong-omong aku dengar kau memiliki julukan Hermit in the North City, jadi kau juga pasti sudah lama kan berada di tempat ini"

Garam tersenyum, "ya, lalu?"

Khun terdiam menatap Garam lalu meletakan kembali cangkir tehnya, "bolehkah aku bertanya, apa kau...tau sesuatu mengenai Arlene?"

Garam tersentak dan segera membuka matanya. Ia menoleh menatap Khun dengan pandangan bertanya-tanya bagaimana bisa ia mengetahui nama tersebut. Setelah tiga menit lamanya, ia kembali menutup matanya membiarkan Khun yang masih dipenuhi oleh rasa penasarannya.

Garam, "nama yang bagus, akan lebih baik jika kau menyebutkan identitasnya lebih detail"

Khun mendengus kesal, "aku tidak tau"

Garam, "maka aku juga tidak tau"

Khun menatap tajam Garam di depannya, 'sialan!'

Ia kembali menyandarkan tubuhnya pada sofa, "Huuft...baiklah, lalu apa kau tau sesuatu tentang gadis berambut kuning?"

A Lullaby Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang