Doubt

483 73 11
                                    

.

.

"Bam, mengapa kau ingin menaiki menara? "

Bam sedikit memiringkan kepalanya, "mengapa? Itu...karna Rachel mengatakan jika ia ingin menaiki menara dan melihat langit juga jutaan bintang diatasnya!

Aku...ingin melihatnya juga bersama dengan Rachel! " ucapnya dengan senyum manis terukir di wajahnya.

______

Tap..tap..tap...

"Bam..."

'Bam, aku selalu penasaran, mengapa kau selalu bersikap polos? Seperti apa dunia luar yang kau lihat? Bagaimana kau bisa bertemu dengan Rachel? Mengapa kau sangat mencintainya? Dan...mengapa Rachel mencoba membunuhmu?

bahkan jika kau benar-benar masih hidup, apa kau juga masih akan mencintai Rachel, seseorang yang telah mengkhianati mu? '

Khun menghembuskan napasnya lalu menatap langit-langit kereta yang berada jauh di atasnya. Netranya beralih pada seorang pemuda bertopi juga gadis bersurai hitam. Keduanya terlihat asik mengobrol, sedangkan dirinya sudah mulai bosan menunggu.

Kini dia hanya bisa terduduk diam diatas light housenya dan memakan beberapa camilan yang ia punya. Dirinya sudah mulai bosan hanya untuk duduk diam menunggu instruksi dari kedua rangker jauh di depannya. Keduanya menggunakan peredam suara untuk berbincang, sehingga khun dan yang lainnya tak dapat mendengar apapun yang mereka perbincangkan dan hanya bisa duduk diam sambil menunggu.

Khun membuka pocketnya lalu menatap empat digit angkat yang tertera di dalamnya, 'ini sudah hampir satu jam, sungguh apa yang mereka perbincangkan?! ' batinnya dengan jengkel.

Baru saja ia ingin menyimpan serapahi keduanya, Urek dan Yuri pun keluar dengan wajah fokus namun juga ceria.

Clap! Clap!

"Semuanya ayo berkumpul! " Teriak Yuri yang langsung dipatuhi oleh semua orang.

Urek menatap satu per satu wajah para regular di depannya lalu tersenyum sedikit kaku, "Maaf, kalian pasti lelah menunggu, jadi akan ku jelaskan secara singkat

Beberapa menit yang lalu kami berdua mendapat kabar mengenai keadaan lantai kematian saat ini, sepertinya saat ini di bawah...ada sedikit kerusuhan" jelas Urek dengan senyum yang meragukan di mata khun.

Plak!

Yuri yang berada di sampingnya tak segan menampar pipi Urek dan membiarkannya terjatuh meringis di bawah.

Ia menghembuskan napasnya, "apa yang dikatakan Urek memang 50% benar, jadi...yang ingin kami tanyakan adalah

Apa kalian benar-benar yakin ingin ikut turun dengan kami? Dengan kondisi saat ini, kami tidak bisa menjamin 100% atas keselamatan kalian, bisa dibilang mungkin...40% atau 30%? "

"Ehm, jadi...yang ingin aku katakan adalah, siapapun yang masih ingin ikut silahkan angkat tangan kalian" lanjutnya.

Tak perlu waktu lama, seluruh orang yang berada di tempat tersebut mengangkat tangan mereka dengan ekspresi yakin di masing-masing wajah mereka. Yuri sendiri cukup terkejut melihat reaksi yang ia dapatkan. Tak kalah dengan Yuri, Urek cukup membulatkan matanya lalu menyeringai.

"Baiklah, mari mulai pestanya"

.

.

[ Gerbong 10 ]

A Lullaby Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang