Who knows?

675 73 6
                                    

__

'Aguero...'

Pipi Bam semakin merona, mengingat betapa dekatnya wajahnya dengan wajah Khun saat ini. Kembali pada kesadarannya, ia segera melapas tangan Khun dari wajahnya lalu berbalik.

Bam, "aku tidak apa-apa" ucapnya lalu melangkahkan kakinya dengan cepat.

'apa dia melihatnya? Wajah ku tidak memerahkan?? Ugh, ini tidak bagus, tenangkan dirimu Bam! ' batinnya sambil menenangkan diri.

Khun masih menatap Bam dengan khawatir. Namun, pada akhirnya ia menghembuskan napasnya, pasrah.

'wajahnya tadi terlihat memerah, apa dia sakit? apa dia memiliki alergi atau penyakit kronis semacamnya? ' batinnya bertanya-tanya.

'tapi, apa dia mengingatku? apa dia tidak hilang ingatan? '

Karna terlarut dengan pikirannya, Khun tidak menyadari Bam yang sudah siap dengan piringan hitamnya.

Khun, "t...tunggu! " dengan cepat kakinya kembali berlari mengejar Bam.

Bam mengulurkan tangannya ketika Khun akan menaiki piringan shinsunya. Khun terdiam menatap Bam lalu meraih tangan Bam.

Ia menatap genggamanya dengan Bam, 'tangannya terasa kasar tapi juga...hangat'

Setelah semuanya siap, Bam mulai meluncurkan piringan shinsunya perlahan hingga sampai pada pintu gerbang Istana Grand de Jah.

Gerbang tersebut perlahan terbuka membiarkan keduanya masuk dan menutup kembali.

Bum!

Bam menurunkan keduanya secara perlahan. Setelah keduanya turun, piringan shinsunya menghilang seperti debu es yang berterbangan.

Khun sendiri masih terpaku dengan genggamanya pada Bam. Sebelum akhirnya Bam memanggilnya.

"Aguero, kita sudah sampai" ucapnya sambil menepuk pundak Khun.

Yang dipanggilpun mengangguk lalu menatap Bam, 'omong-omong, dia selalu memanggilku Aguero, sudah lama aku tidak dipanggil seperti itu, lalu...'

Khun, "Bam, apa kau...mengingatku dan Rak?" tanyanya lagi.

Bam terdiam sejenak menatap Khun dengan kaku, lalu mengangguk sambil mengalihkan pandangannya.

'berarti dia tidak hilang ingatan?! ' Khun tersipu malu atas perlakuan sebelumnya. Pipi Khun perlahan sedikit memanas, ia kemudian menurunkan wajahnya dan mengipas-ngipasnya.

Perlahan matanya kembali menatap Bam yang masih terdiam memegangnya, "t..tapi, kenapa kau melemparku tadi?! "

Bam tersentak, "I...itu, aku...terkejut dan...aku pikir kau membenciku..." jawabnya asal.

[ tidak! Itu karna aku takut! dan aku tidak ingin semuanya terulang! kau seharusnya lari, Aguero! ]

Bam, 'andai aku bisa mengatakannya seperti itu' batinnya dengan lesu.

'lalu...ini juga terjadi karna kebodohanku, betapa egoisnya diriku'

Benar, Bam ingin Khun menjauh darinya, tapi ia juga tidak bisa menolak kerinduannya pada Khun.

'aku akan memikirkan cara lain untuk menjauh darinya, karna sudah seperti ini, haruskah aku menutup auranya? ' pikirnya lalu menghembuskan napasnya. Perlahan ia mengontrol shinsu di sekitar Khun tanpa sepengetahuannya.

A Lullaby Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang