Who knows? (2)

456 68 3
                                    


BRAK!!

"Aguero!"

Khun tersentak saat mendengar teriakan ibunya. Ia menggerutu di dalam hati dan menghembuskan napasnya.

Wanita yang berada di belakangnya terlihat terburu-buru mendekati Khun kecil. Ia segera meraih kedua pundak Khun dengan kencang dan menatapnya intens.

"AGUERO! Sudah kukatakan! Berhenti mengikuti jalang itu!!" teriaknya sambil mengoyang tubuh kecil Khun.

Khun mengernyit, 'apa-apaan ini?!'

Wanita tersebut menurunkan lututnya hingga wajahnya sejajar dengan tinggi Khun. Ia menangkup lembut wajahnya, mengelus ya perlahan.

"Agueroku...kau adalah kebanggaanku, kaulah yang terbaik. jadi, kumohon...setidaknya, bantulah kakakmu, tak peduli berapa besar kau membencinya, dia...

Dia tetap kakakmu, kau mengertikan Aguero?"

Khun terdiam dan mengangguk seolah paham. Setelah mendapat jawaban, wanita tersebut berdiri dan meninggalkanya sendirian. Khun mendengus kesal sebelum menatap langit-langit ruangannya. Telinganya terus berdengung bagaimana semua orang memanggilnya Aguero.

Aguero...

Aguero!

Agueroku~

Ia meringis memijit pelipisnya, "Tch, menyebalkan!"

______

"Mmm..."

Khun mengerjapkan matanya, terdiam menatap sekelilingnya. Dirinya telah terbaring di atas tempat tidur, berbalut selimut hangat nan lembut. Khun merasa cukup bingung bagaimana bisa ia berada disini. Ah iya, dia tak sengaja tertidur saat Bam memeluknya.

Ia melebarkan matanya, 'saat Bam memelukku!!'

Khun tersipu malu saat mengingat bagaimana Bam yang menjadi tampan dan tumbuh tinggi, juga kelakuannya sendiri saat Bam memeluknya. Ya, apalagi kalau bukan mengendus aroma Bam dan meraba dada Bam yang cukup bidang tanpa izin. Pipinya semakin memerah hingga ia menundukan kepalanya.

"Ugh...memalukan, sebentar, oh iya"

"Bam!!"

Ia hampir melupakan sahabatnya yang satu ini. Karna tak menemukannya di tempat ia tertidur. Khun buru-buru melepas selimutnya, lalu turun dari tempat tidurnya. Tanpa menggunakan alas kaki apapun, ia segera berlari keluar dari ruangannya, mencari pemuda brunettenya. Kakinya terus melangkah melewati lorong-lorong bercat putih yang cukup terang dan sepi hingga tak lama kemudian telinganya menangkap suara seorang pria yang tak begitu jauh darinya.

Ia tak mengenali suara tersebut, namun karna rasa penasarannya ia tetap berjalan mengikuti sumber suara tersebut.

"HAHAHAHA, MEREKA HEBAT! Ya! Ya! Pukul terus! Hancurkan mereka!"

Khun mengernyit, entah mengapa perasaannya menjadi tidak enak. Ia merasa cukup ragu namun terus berjalan dan tak lama kemudian, ia menemukan sebuah pintu keluar menuju ruangan luas dan cukup megah.

Selangkah keluar dari lorong tersebut, ia mendapati sosok makhluk aneh bertubuh besar dan melayang, bersurai putih, tengah menatap sebuah layar bulat yang mengambang diatasnya.

A Lullaby Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang