Without you

395 54 9
                                    

"tolong jangan beritahu siapapun bahwa aku masih hidup..."

"Aguero..."

______

Khun membuka matanya perlahan. Matanya berputar melihat, sekelilingnya mencari sosok yang ia rindukan.

"Bam?" gumamnya pelan.

Tentu tak ada jawaban apapun dari gumamanya. Ia kembali memejamkan matanya lalu membukanya kembali.

Sesaat ia memfokuskan pandanganya, sebuah atap gua terpampang dengan jelas. Bebatuan yang tak beraturan bentuknya tergantung secara acak did atasnya.

Khun perlahan meraba tanah yang ia tiduri. Kering, tak ada kelembapan sedikitpun. Hawa dinging menusuk yang sebelumnya ia rasakan kini telah pudar, hanya meninggalkan beberapa udara dingin yang tipis di sekitarnya.

Khun mengangkat tangannya lalu mengelus mantel yang entah sejak kapan menutupi bagian atas tubuhnya. Ia lalu duduk, berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

Satu jam yang lalu, ia akhirnya bertemu dengan Bam, lalu tuan putri Garam dan terakhir...

'Urek Mazino! Dia tiba-tiba saja datang lalu menggendongku dengan seenaknya, apa dia yang membawaku ke tempat seperti ini? '

Belum selesai dengan argumen di pikirannya. Tiba-tiba saja, sebuah guncangan terjadi menjatuhkan beberapa kerikil juga debu.

Gratak, gratak...

Khun yang terkejut segera berdiri, meraih mantelnya dan melihat sekelilingnya.

"KHUN!"

Teriak sesorang di belakangnya. Spontan, ia berbalik dan mendapati Wangnan telah terengah-engah.

Wangnan berjalan cepat menghanpiri Khun. Ia memegang pundak Khun Dan menatapnya dengan khawatir.

"Khun, kau baik-baik saja?" Tanyanya.

Khun yang masih bingung hanya mengangguk dan menjawab sekadarnya, "y...ya?"

Wangnan menghembuskan napasnya lega, "syukurlah, kalau begitu ayo cepat! Kita harus keluar dari sini secepat mungkin!"

Tanpa basa-basi lagi, Wangnan segera menarik Khun untuk keluar dari gua tersebut. Mereka harus melewati lorong panjang dua arah sebelum benar-benar keluar dari gua.

Khun, "wa...Wangnan tunggu! Apa yang terjadi?"

Wangnan menggelengkan kepalanya, "aku juga tidak tau, tapi kau-"

Gratak, gratak...

Lagi, guncangan tersebut datang dan kali ini lebih besar. Melihat keadaan yang kian memburuk, Khun akhirnya menarik Wangnan utntuk beralari cepat. Kakinya dengan lincah menghindari setiap kerikil ataupun batu berukuran sedang yang berjatuhan dari atasnya.

Keduanya terus berlari melewati lorong, hingga akhirnya, Khun dapat melihat secercah cahaya merah tak jauh di depannya.

Ia mempercepat langkahnya hingga keduanya berhasil keluar dari lorong gua tersebut. Merasa cukup aman, Khun menghentikan langkahnya lalu tertunduk berusaha mengatur napasnya.

Tak kalah dengan Khun, Wangnan juga sama lelahnya. Ia menyeka dahinya sebelum akhirnya matanya terbelalak melihat pemandangan menyeramkan di depannya.

"Gila..." Ucapnya tak percaya.

Khun yang penasaran menatap Wangnan. Pandanganya ikut tertuju pada titik penglihatan Wangnan dan dalam sekejap, matanya ikut terbelalak atas apa yang ada di depannya.

Namun dibandingkan terkejut karna pemandangan mengerikan tersebut, ia lebih terkejut pada sosok pemuda bersurai panjang jauh di dalam benacana tersebut.

A Lullaby Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang