Part 18

1.1K 56 13
                                    

Kayonna berjalan menuju kamar hotel dengan dada yang bergemuruh.

"Memangnya siapa yang menyuruh dia baik sama gue? Gak ada yang nyuruh!" batin Kayonna dengan napas yang menggebu-gebu.

Kayonna masuk kekamar langsung membantingkan badannya dikasur dengan kesal.

"Kay," panggil Xavier diambang pintu.

Kayonna hanya diam, menelusupkan mukanya kebantal dan menghiraukan panggilannya Xavier.

Xavier berjalan mendekat kearah Kayonna dan duduk didekat Kayonna yang sedang tiduran dengan menelusupkan mukannya dibantal.

Xavier mengelus rambut Kayonna denga lembut. "Kay, udah gak usah dipikirin," ucapnya.

"Bara emang gitu orangnya," lanjut Xavier.

"Kay," panggil Xavier lagi

"Diam!" sentak Kayonna.

Xavier langsung diam. "PMS beneran apa ya Kayonna?" batin Xavier.

"Ya udah, gue pergi kekamar. Kalau lo butuh apa-apa langsung hubungin gue aja," kata Xavier sebelum pergi meninggalkan kamar Kayonna.

----

Alurra dan Aldera duduk didekat Kayonna yang masih saja menelusupkan mukanya dibantal.

"Kay," panggil Alurra.

Kayonna langsung duduk mendengar suara Alurra dengan muka yang masih kesal.

"Udah gak usah dipikirin," kata Alurra.

Kayonna menghembuskan napas kasar. "Gue kesel banget Ra!"

"Kesel sama siapa? Bara apa Xavier?" tanya Alurra.

"Dua-duanya," cecar Kayonna.

"Lo beneran PMS Kay?" tanya Alurra.

Kayonna mengangguk. "Iya,"

"Pantesan," ucap Alurra dan Aldera bebarengan.

"Kenapa?" tanya Kayonna sengit.

"Gapapa," cengir Alurra dan Aldera.

"Tidur yuk," ajak Aldera.

"Yuk," balas Alurra.

"Ayo tidur Kay," ajak Alurra.

"Iya duluan," ucap Kayonna.

Alurra mengangguk. Kayonna berjalan duduk disofa dekat jendela. Menatap langit yang terlihat gelap, namun indah karena dikelilingi bintang dan bulan.

"Ma, Pa, Kayonna kangen," ucapnya dengan lirih.

"Kayonna pengen ketemu," buliran air mata itu tak terasa sudah keluar.

"Bagaimana wajah Mama dan Papa?" tanyanya kediri sendiri.

Kayonna menangis dalam diam, ia tidak ingin mengganggu temannya yang sedang tidur. Dadanya sangat sakit jika mengingat orang tuanya.

Kayonna belum pernah melihat wajah orangtuanya. Sedari kecil ia dirawat oleh kakek dan neneknya. Pernah Kayonna bertanya perihal dimana orangtuanya. Dan jawabnya kakek dan neneknya adalah udah bahagia disurga.

Sedih sekali bukan? Dibalik sifatnya yang tegas, ia menutupi segala kesedihannya.

Kayonna menghapus air matanya dan mengontrol napasnya. Segera ia menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya. Setelah itu tidur didekat Alurra. Tak lupa membaca doa sebelum tidur.

Baru beberapa menit, Kayonna mengigau. "Jangan!!! Tolong, lepasin!!" teriak Kayonna tersedu-sedu. Air mata sudah keluar dari sarangnya dan keringat dimana-mana.

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang