Part 10

6.8K 155 41
                                    

"Aaaaaaaaa," teriaknya.

"LO NGAPAIN DISINI?!!!!" teriak Kayonna langsung turun dari tempat tidurnya.

---

Xavier terbangun mendengar teriakan Kayonna yang kelewatan menggelegar. Ia mengerjapkan matanya melihat yang ada didepannya, Kayonna.

"Lo gak ingat? Semalam lo mabok," ucap Xavier memberitahu.

Kepala Kayonna masih terasa pusing, walau gak separah tadi malam. Kayonna memegang kapalanya.

Kayonna mencoba mengingat kejadian semalam. Ya, Kayonna ingat, ia hampir diperkosa dan jika tidak ditolong Xavier ia sudah kehilangan keprawanannya.

Tapi kenapa Xavier tidak pulang? Kayonna mendengus sebal. "Kenapa lo gak pulang?" Dengusnya.

"Jagain lo lah," decak Xavier.

"Ya, thank!" ucap Kayonna.

"Everything for you," balas Xavier.

Kayonna memegangi kepalanya. "Kepala gue," racaunya.

Xavier sigap dibelakang Kayonna dan memeganginya. "Masih pusing?" tanya Xavier.

Kayonna mengangguk. "Sedikit," balasnya.

"Gue bikinin susu dulu, buat menetralkan," ucap Xavier.

"Lo duduk mandi dulu aja," suruh Xavier.

"Gue antar kekamar mandi," lanjutnya.

Kayonna mengangguk.

---

Xavier berjalan kearah dapur mencari susu yang ada di kulkas. Untung saja ada susu cair siap saji, tinggal di panasin aja.

Xavier berjalan ke ruang tamu, ternyata Kayonna sudah duduk di sana dengan rambut tergerai basah. Dengan memakai hotpans dan kaos ketat membuat Xavier susah payah menelan slavinanya.

Xavier menghampiri dan duduk didekat Kayonna. "Minum," suruhnya.

Kayonna menegak susu itu hingga tandas. "Ahhh," desahnya lega.

"Lo pulang sana," usir Kayonna.

Xavier melotot kaget. "Lo ngusir gue?" cengonya.

Kayonna mengangguk. "Gue mau istirahat,"

Xavier mengangguk. "Okay, kalo ada apa-apa hubungin gue," ucapnya.

Kayonna mengangguk.

Xavier berjalan menuju pintu hendak keluar, namun Kayonna memanggilnya. "Xav,"

Xavier menoleh.

"Thank," kata Kayonna.

Xavier tersenyum mengangguk. "Your Welcome." balasnya berlalu pergi.

---

15 menit kemudian Kayonna beranjak dari sofa, namun pintu itu kembali terbuka. Kenapa kembali lagi? Apa ada yang tertinggal? Kayonna kembali duduk lagi dan melihat siapa yang membuka pintu apartemennya itu.

Dan ternyata Alurra. Ia berjalan menuju Kayonna, dan duduk didekat Kayonna.

"Kay," sapa Alurra tegang.

"Apa," Kayonna menatap muka Alurra yang tegang.

"Maafin gue," mohonnya dengan air mata yang seketika luruh.

"Maaf untuk apa? Hey jangan nangis," balas Kayonna menghapus air mata Alurra.

"Gak seharunya semalam gue ninggalin lo duduk sendirian," keluhnya dengan air mata yang terus mengalir.

Kayonna menatap Alurra. "Hey itu bukan salah lo," ucap Kayonna.

"Tapi kalau gue gak ninggalin lo, pasti kejadian itu gak terjadi," Alurra terus saja menyalahkan dirinya sendiri.

"Tatap mata gue Ra, INI SEMUA BUKAN SALAH LO!" ucap Kayonna menatap Alurra dan sebaliknya.

"Ini semua sudah takdirnya seperti ini, lihat! Gue gapapa Ra, gue juga masih prawan! Jadi jangan menyalahakan diri lo sendiri. Karena yang salah bukan lo, tapi cowok bajingan itu," ucap Kayonna tegas.

"Gue gak suka lo menyalahkan diri sendiri seperti itu," lanjutnya.

Alurra memeluk Kayonna erat. "Makasih dan maafin gue Kay," ucapnya.

Kayonna membalas pelukan Alurra. "Udah gue gapapa, ini semua jadikan pelajaran aja. Buat pengalaman untuk kedepannya lebih hati-hati. Dan sekali lagi, ini bukan salah lo!" tegas Kayonna.

Alurra mengurai pelukannya dengan sisa air mata yang ada dimatanya. Tersenyum menatap Kayonna dengan hangat. Kayonna membalasnya.

"Gue beruntung punya temen seperti lo Kay," ucap Alurra.

"Lo bukan hanya teman atau sahabat, melainkan sudah gue anggap seperti saudara sendiri," ucap Kayonna.

"Gue merasa senang mendengarnya," tawa Alurra.

"Sok bijak banget ya," kekeh Kayonna.

Alurra mengangguk. "Dapat inspirasi dari mana kata-kata barusan?" kekehnya.

"Entahlah," balas Kayonna terkekeh.

Dan mereka tertawa bersama. Bahagia itu sederhana, tidak melulu tentang cinta. Mempunyai sahabat yang seperti Kayonna sudah bahagia, apalagi kamu. Kamu siapa?

"Kay, gue tidur sini lagi ya?" kata Alurra tersenyum.

Kayonna mengangguk. "Iya," balasnya.

"Yeayyy thank!" Alurra memeluk Kayonna lagi, namun hanya sebentar.

Kini mereka berjalan ke kasur Kayonna dan tiduran disana berdua. Alurra menatap Kayonna. "Kay," panggilnya.

"Hm," dehem Kayonna fokus dengan ponselnya.

"Lo inget gak semalam Xavier yang nolongin?" tanya Alurra.

Kayonna mengangguk. "Iya," balasnya.

"Kayanya dia beneran suka sama lo deh Kay," ucap Alurra.

Kayonna langsung mengalihkan tatapannya ke Alurra. "Terus?" ucap Kayonna memutar bola matanya malas.

"Lo gak ada niatan buat coba sama Xavier gitu?" tanya Alurra.

Kayonna tertawa. "Ya gak lah!" balasnya.

Alurra menatap Kayonna. "Gue kemarin dimarahin dia, gara-gara gak becus jagain lo. Terlihat dari sorot matanya dia sangat khawatir Kay," ucap Alurra.

"Mengejar juga bisa capek Kay, suatu saat pasti Xavier akan berada dititik itu Kay, capek! Karena perjuangannya tidak pernah lo hargai," lanjutnya.

"Dia pasti akan berurusan dengan polisi karena telah membunuh cowok bajingan itu, karena dia udah berani nyentuh lo Kay," ucapnya lagi.

"Dia rela nglakuin itu untuk jagain lo Kay, buka mata lo. Sebelum terlambat, karena penyesalan itu selalu diakhir cerita," lanjutnya lagi.

Kayonna mendengarkan dengan seksama, ia juga membenarkan perkataan Alurra. "Gue tidak mencintainya Ra," balasnya.

"Cinta itu akan datang setelah lo menerima dia dikehidupan lo, dan lo akan terbiasa dengan dia," ucap Alurra memberitahu.

"Gue gak ahli soal cinta, gue takut kalau akhirnya diantara kita akan tersakiti atau bahkan saling tersakiti," balas Kayonna.

"Coba jalani dulu dengannya Kay, semua itu butuh proses. Untuk akhirnya, kita serahkan kepada Takdir," ucap Alurra.




Dah ya segitu dulu wkw, maaf ya cuma dikit banget. Yang penting update hehe.

Btw kok readers semakin kesini semakin sedikit. Apalagi vote and komennya. Author sedih huhu :(

Aelah thor lebay amat lo! Wkw.

Salam sayang Friandika 💋

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang