Elena's madness || APR-17

295 61 97
                                    

Vote yuk!

___________________________>>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________________>>>

  Pagi ini Verona tengah bersiap untuk menemui sahabatnya yang telah lama tidak berjumpa dengannya. Dengan outfit pakaian santainya, Verona berjalan menuju pintu apartemennya hendak keluar. Belum sempat membuka pintu, dering telepon yang berasal dari ponselnya membuat ia membatalkan niatnya untuk membuka pintu.

Verona merogoh tas selempangnya dan mengambil ponselnya yang menyala menampilkan sebuah panggilan telepon dari seseorang.

"Halo.." ucap Verona.

"Hey vero, kau sudah melupakanku begitu huh?!" terdengar suara omelan di seberang telepon membuat Verona mengernyit.

"Kak Adnan?" beo Verona.

"Hm.. Kapan kamu mau balik ver? Tidak merindukanku yang berada jauh disini?"

Verona terkekeh mendengar penuturan sang kakak, "Aku belum ada rencana pulang ke rumah kak. Lagipula bukankah sudah menjadi hal biasa, kita tidak bertemu?" tanya Verona.

"Biasa tidak biasa, memangnya salah jika seorang kakak menginginkan adiknya untuk pulang ke rumah?" omel Adnan diseberang sana.

"Iya deh kak maaf, kapan-kapan yah hhehe. Vero masih sibuk nihh" ucap Verona membujuk kakaknya.

"Sibuk apaan? Paling juga kamu sibuk menghilangkan diri" cibir Adnan.

Verona berdecak kesal, "Yaudah sih. Kakak  tidak sibuk? Biasanya kan asyik berduaan dengan alat-alat kesehatan" kini gantian Verona yang meledek Adnan.

"Heuu... Gini-gini kakak dapat libur yah! Kamu mau tau tidak kakak lagi dimana?" ucap Adnan.

"Ya mana kutahu, kakak pikir aku malaikat yang mencatat kegiatanmu gitu?" ucap Verona kesal.

Adnan tertawa lepas mendengar ucapan adiknya, "Kali aja kamu udah berubah jadi seperti itu"

"Baiklah biar aku tebak, kakak pasti sedang pergi ke tempat romantis yang paling indah dengan suasana tenang penuh dengan bunga mawar dan segala hal berwarna merah muda, lalu dis--"

Adnan langsung menyela ucapan Verona,
"Untuk apa aku ke tempat romantis hah? Kamu pikir aku mau apa ditempat seperti itu??"

"Hiihh.. Pintar sih tapi lambat juga pemikirannya" cibir Verona.

"Dasar adik durjana!" desis Adnan.

"Durhaka ya kak, bukan dur-ja-na! Heuhh..."

"Ya itulah intinya. Jadi apa maksudnya dengan tempat romantis?" tanya Adnan penasaran.

"Ya apalagi, orang ditempat romantis sudah pasti untuk berkencan lah!"

ApproachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang