Repeating the memories of 'Veroli' | APR-21

380 32 119
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yukk vote nyaa...

___________________________>>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________________>>>

  Pagi ini cuaca tampak bersahabat, langit cerah, sinar mentari yang perlahan mulai meninggi, udara pagi yang sejuk dan masih bersih, dan suara kicauan burung yang bersahut-sahutan. Verona tersenyum menatap keagungan Tuhan yang luar biasa indahnya. Alam selalu tampil murni dan segar, pemandangan hijau dari pepohonan disekitar mansion lalu suara gemericik dan hantaman ombak benar-benar memanjakan diri.

Hari ini Verona akan menghabiskan waktu untuk meet bersama sahabatnya sekaligus menjelajah alam di Miami. Verona melirik kearah jam dinding, sekarang pukul delapan pagi itu artinya sekitar lima belas menit lagi sahabatnya akan datang.

Sepuluh menit kemudian, seorang gadis dengan style santai baru saja sampai di kediaman sang sahabat. Ia berjalan menuju pintu masuk dan menekan bel, tak lama kemudian muncullah seorang lelaki dan keduanya sama-sama terbelalak saling berpandangan.

Tok.. tok..

Di ruang tengah tampak Adnan yang sedang asyik bermain game nya pun menggeram kesal kepada orang yang datang pagi-pagi ke rumah. Lantas dengan langkah kesal, Adnan membuka pintu dan saat pintu terbuka ia malah dibuat tercengang. Tidak jauh berbeda dengan ekspresinya, ekspresi gadis itu juga sama sepertinya.

"Feli?"

"Kak Adnan"

Ucap mereka bersamaan membuat Feli menundukkan kepalanya. Sedangkan Adnan tersenyum tipis melihatnya.

"Maaf kak, Feli kesini mau ketemu Vero. Dia ada dirumah kan, kak?" tanya Felitta.

Adnan mengangguk, "Iya, duduk dulu gih biar saya panggilkan dulu anaknya" ucap Adnan.

Felitta mendongakkan kepalanya lalu mengangguk, sedangkan Adnan tersenyum tipis lalu beranjak menuju kamar sang adik.

Bruk.. bruk..

"Verr, ada sahabat kamu tuh!" teriak Adnan memanggil sang adik dengan tangan yang sibuk memukul keras pintu kamar.

Sedangkan didalam kamar, Verona menggeram kesal saat mendengar gedoran pintu yang sangat keras.

"IYA! BENTAR!" sahut Verona berteriak.

Setelah siap dan beres Verona pun segera keluar dari kamarnya. Ia tidak ingin berlama-lama di kamar, karena ia masih sayang dengan pintu kamarnya itu. Saat membuka pintu, Verona sudah memasang wajah garangnya pada sang kakak. Sedangkan Adnan tersenyum tanpa dosa.

"Bisa tidak sih, kalau panggil orang itu tidak kasar?!" omel Verona dengan kedua tangan berada di pinggang.

Adnan tersenyum kikuk, "Ya.. kirain kamu tidak dengar. Sudahlah kasian Feli menunggumu terlalu lama!" ucap Adnan mendorong tubuh adiknya menjauh.

ApproachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang