SIALMU, BAHAGIAKU

43 1 0
                                    

Assalamualaikum, Pak Aldo." Brama mengulang kembali salamnya. Sorot tajamnya yang semula untuk Kirana sekarang beralih ke Aldo lalu pandangannya turun ke tangan lelaki tampan berkacamata yang masih menggenggam lengan Kekasihnya itu.

Kirana yang tahu kalau saat ini Bramastya sangat marah, segera menghalau tangan Aldo secara perlahan. "Mas, ada Pak Brama," cicit Kirana dengan hati berdebar. Wanita yang saat ini wajahnya pias itu, sadar kalau Bramastya Atmadja akan bertingkah sangat menyebalkan jika sedang cemburu.

Aldo segera memalingkan wajahnya dan melihat Brama sejenak sebelum menjawab salam. "Waalaikumusalam, Pak Brama. Makan siang di sini juga?"

Lelaki berpenampilan kasual itu tersenyum tipis. "Seseorang merekomendasikan tempat ini. Mungkin karena dia tahu aku berasal dari Jawa."

"Begitu ya. Kebetulan tempat ini juga restoran favorit kami berdua. Benar 'kan sayang?" Aldo mengalihkan pandangannya kearah Kirana sembari tersenyum lebar.

Melihat Aldo menatap seperti itu, membuat jantung Kirana semakin berdebar, apalagi mendengar lelaki itu memanggilnya 'sayang'! Kirana melirik ke arah Bramastya dengan cemas dan sedikit takut akan reaksi kekasih pecemburunya itu.

"Sayang?" ucap Aldo sekali lagi. "Hey ... kamu kenapa? Sakit?" Tangan Aldo mengusap lembut pipi Kirana yang pucat.

"Oya, Pak Aldo. Bisa kita bicara? Ini tentang acara tahun baru di Puncak. Boleh bergabung sebentar di sini?" Brama berhasil mengambil perhatian Aldo atas Kirana hingga membuat lelaki yang sejatinya membuat panas hati Bramastya( jika tidak melihat wajah pias Kirana maka dengan senang hati lelaki berahang tegas itu akan melayangkan bogem mentahnya ke wajah Aldo) itu menegakkan tubuh lalu meletakkan kedua lengannya di atas meja.

"Tentu saja, Pak Brama. Silahkan duduk, maaf saya sampai lupa mempersilahkan Bapak."

"Panggil nama saja, Pak Aldo."

"Oh ... maaf, saya sering lupa. Baiklah ... Brama, apa ada perubahan jadwal pestanya? Dan panggil Aldo saja."

"Tidak. Jadwal tidak mungkin diganti, karena ini pesta tahun baru jadi tanggalnya sudah pasti 31 Desember. Ini tentang akomodasi yang akan aku berikan kepada semua team yang sudah bekerja keras membantu mewujudkan keinginanku. Masalah transportasi, sudah disediakan mini bus untuk membawa team ke Puncak."

"Kebetulan sekali, aku
dan Kiran baru saja membahas tentang itu. Semua rombongan akan berkumpul di kantor, jadi bus kamu bisa menjemput di sana. Kira-kira pukul berapa busnya datang?"

"Bagus kalau begitu. Bus akan tiba di kantormu pagi hari, untuk menghindari kemacetan. Sebaiknya semua team bisa datang tepat waktu, biar sampai di Puncak tidak kesorean karena terlalu lama di jalan. Bagaimana menurutmu, Kirana?" Bramastya mengalihkan pandangannya ke wajah Kirana yg terlihat cemas.

Kirana tersentak mendengar Bramastya menyebut namanya yang terdengar lembut ditelinga? Semoga Aldo tidak menyadari perubahan intonasi suara Bramastya yang berubah lembut. "Ehm ... aku terserah kalian saja. Berangkat pagi juga nggak masalah. Lebih bagus."

Bramastya tersenyum puas sedangkan Aldo hanya diam sambil memandang wajah Kirana dan Bramastya secara bergantian, seperti ingin memastikan sesuatu.

"Oke ... Brama, berarti semuanya sudah sepakat dan karena kita sudah selesai makan maka tidak masalah kalau aku dan Kirana harus pulang sekarang." Aldo beranjak dari lesehannya diikuti oleh Kirana yg matanya sesekali melirik ke arah Bramastya.

UNFORGETTABLE LOVE. (On Going! )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang