"Kita ini mau ke mana sebenarnya?" tanya Kirana penasaran. Matanya memandang takjub kerlip lampu yang terlihat berwarna-warni dari dalam heli yang membawanya terbang melintasi Jakarta."Nggak surprise dong kalau aku kasih tahu sekarang, sweety." Brama tersenyum lebar sembari melihat Kirana lewat ekor matanya. Hati lelaki itu luar biasa bahagia ketika melihat senyuman wanita manis yang ada sampingnya terbit.
Kirana menghembuskan pelan napasnya. Mau tidak mau, suka tidak suka rasanya dia tidak punya pilihan lain selain mengikuti kemanapun lelaki perlente ini akan membawanya. Tidak mungkin juga dia loncat keluar dari heli 'kan?
Perasaan yang saat ini tengah dirasakannya sukar dijabarkan oleh kata. Takut tapi enggan menjauh, cemas tetapi bahagia. Pesona lelaki bertampang maskulin ini memang tidak terbantahkan! Tetapi Kirana tahu bukan itu yang membuatnya lemah dihadapan Brama. Ada sesuatu yang diyakininya bahwa bersama dengan lelaki ini dirinya akan terlindungi dan tenang tanpa tahu sebab pastinya, kenapa hatinya merasakan nyaman dan seakan tak mau lepas? Secepat itu kah rasa itu hadir? padahal lelaki itu baru di kenalnya.
Ada perasaan damai sekaligus bahagia ketika ia berada dekat dengan Brama, rasa yang tak pernah dimiliki saat ia bersama dengan Aldo.
"Mikirin apa kamu?" tanya Brama. "Jangan mikir yang bikin hatimu gelisah. Nikmati malam ini dan esok nanti bersamaku. Jangan pikirkan lelaki lain, cukup aku!" Lanjutnya tegas.
"Aku tunangan Aldo. Kalau kamu lupa," cicit Kirana.
Brama mendengkus kasar. Wajah tampannya terlihat tegang saat wanita yang sangat dicintainya itu menyebut nama lelaki lain. Lelaki yang sialnya adalah tunangannya!
"Baru juga tunangan! Belum jadi suami 'kan? Sayangnya bukan dia yang bakal jadi suamimu, sweety."
"Beberapa bulan kedepan kami akan menikah."
"It would never happen!" tekan Brama menahan emosi yang selalu akan meledak jika ingat status Kirana saat ini.
"What? Why?"
"Coz he's not your destiny."
"Sok tahu," desis Kirana pelan.
Brama terkekeh pelan lalu berujar, "Tahu lah. Udah kebaca!"
Kirana berdecih sambil memalingkan wajahnya kearah samping. Kenapa hatinya senang ya?
Untuk sesaat suasana menjadi hening, masing-masing tenggelam dalam pikirannya, hanya debaran hati mereka berdua yang apabila terdengar akan saling berlomba untuk tahu siapa yang paling kencang detakannya!
Tak butuh waktu lama bagi pasangan itu berada di udara, setelah Brama berhasil mendaratkan benda berbaling-baling itu dengan mulus serta selamat, maka hati Kirana yang sepajang penerbangan merasa cemas menjadi sangat lega, karena ini pengalaman pertamanya naik helikopeter.
"Kita di mana ini?" Kirana mengedarkan pandangan ke sekeliling, sesaat setelah kakinya menyentuh lantai berwarna hijau. Tampak sebuah landasan berukuran luas yang muat untuk tiga buah helikopter sekaligus. Dalam hatinya mengagumi kemewahan dan bertanya-tanya berapa banyak duit yang dimiliki lelaki tampan yang tengah berjalan menghampirinya ini.
Brama hanya tersenyum melihat kebingungan gadis manis yang tengah di hampirinya tanpa memberikan penjelasan apapun.
Saat jarak antara mereka terpangkas hingga menjadi lebih dekat, tangan lelaki penuh pesona itu terulur ke arah Kirana yang terlihat kesal karena pertanyaannya terabaikan.
"Trust me!" Brama masih menunggu uluran tangan gadis pemilik jiwanya itu sambil menatap lekat mata besar hitamnya yang melenakan.
Kirana menatap tangan Brama yang menengadah itu sejenak, sebelum dengan yakin menyambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORGETTABLE LOVE. (On Going! )
Romance"Rasanya ingin mati saja dan menyusulmu disana, karena mencintai selain dirimu adalah hal yang mustahil kulakukan. Bukankah kita telah berjanji selalu bersama sampai ke alam keabadian?" ~ Kirana larasati.~ "Aku kembali disini dalam wajah yang ber...