Hari ini hari kedua sejak perjamuan makan malam Kirana dan Aldo, atas undangan pemilik jaringan hotel bintang 5 yang tersebar di berbagai kota besar di dunia, Brama. Lelaki perlente yang memiliki aura dingin tetapi memesona bagi setiap wanita yang terperangkap oleh tatapan mata elangnya yang tajam.Suara bel pintu apartemen berbunyi dengan nyaring, Kirana tersentak kaget. Dengan malas gadis manis itu berdiri dari sofa tempat dia melamun sedari tadi, dengan gontai, Kirana menuju ke pintu depan. Setelah melihat pada layar disamping pintu, guna mengetahui siapa yang datang, Kirana menekan tombol yang terletak di bawah layar kecil itu dan otomatis kunci pintu apartemen itu terbuka. Kirana memegang handle pintu, lalu membukanya perlahan.
"Selamat sore Bu. Ini ada titipan paket, mohon diterima." Seorang lelaki bertopi menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, sesaat setelah Kirana membuka pintu. Tangannya membawa bungkusan berwarna coklat tua, kemudian mengulurkan bungkusan itu kearah Kirana.
"Dari siapa?" Tangan Kirana menerima bungkusan itu sambil mengamati sekeliling bungkusan paket tersebut. "Berat sekali. Seperti buku," ucap gadis itu dalam hati.
"Biasanya di dalam bungkusan, ada nama pengirimnya. Saya permisi dulu Bu, selamat sore."
Kirana mengabaikan salam pemuda itu dan langsung masuk kedalam apartemen. Rasa penasaran membuat gadis itu bergegas menuju ke sofa ruang tamu yang tak jauh tempatnya dari pintu, tempatnya berdiri.
Dengan perasaan sedikit berdebar, Kirana membuka bungkusan yang saat ini ada dipangkuannya. Sebuah kotak berwarna merah muda yang cantik, terlihat ketika bungkusan tersebut dibuka. Di atas kotak, ada sebuah pita berwarna senada, tepat di tengah-tengahnya. Sangat cantik sekali.
"Kenapa aku jadi deg-deg'an ya?"
Dengan perlahan dan dengan jari yang sedikit bergetar, Kirana membuka kotak berukuran sedang tersebut. Pikirannya sudah memikirkan hal yang buruk terlebih dahulu, seperti mendapatkan kiriman teror dari seseorang yang diam-diam membencinya atau dari lawan bisnis Aldo. Sungguh kelewatan daya imajinasinya. Mata Kirana terbelalak, aroma wangi bunga menguar seketika, saat tutup kotaknya terbuka. Tangan Kirana terulur kedalam dan mengangkatnya kembali bersama beberapa tumpuk buku dalam genggamannya. Kirana mengamati tumpukan buku tersebut. Sebuah kertas kecil, berada diatas tumpukan paling atas. Kirana mengambil, lalu membacanya. Hatinya mencelos kala melihat tulisan tangan di atas kertas itu.
Selamat atas pertunanganmu dan terimalah hadiah kecil ini. Izinkan aku menjadi temanmu, selalu.
BRAMA.kirana membacanya berulang kali. Jantungnya berdetak cepat, matanya berkaca-kaca. "Ini apa? Kenapa bisa sama? Kenapa yang ada di kamu, selalu mengingatkanku akan dia? senyum kamu, cara tertawamu, cara berjalanmu dan sekarang tulisanmu! Kenapa semua terasa sama? Atau aku yang sudah gila?". Kirana bermonolog sambil terus memandang kertas yang ada di tangannya. Butuh ratusan detik bagi Kirana untuk mengembalikan lagi kesadarannya setelah beberapa saat terpaku pada tulisan rapi yang sanggup mengguncang lagi kenangan atas sosok kekasih abadi-- unforgettable love- nya. "Tetapi kamu bukan dia! Kamu bukan Bramastya'ku! Wajah kalian beda, suaramu serak tetapi suara Mas Bram sangat merdu, dan aku sangat menggilainya, merindukan saat dia bernyanyi untukku!" Kirana terus bergumam. Kedua tangannya meremas rambut ikalnya dengan kuat. Begitu banyak perbandingan yang terlintas di dalam otak kecilnya, antara Brama dan Bramastya. Perbandingan yang membuat kepala gadis manis itu seakan mau pecah!
Kirana berjengkit, ponsel yang ada di saku celananya bergetar sekaligus mengeluarkan bunyi nyaring.
"Nomor asing? Paling juga nawarin pinjaman online." Kirana mengabaikan notifikasi tersebut, lalu meletakkan kembali ponselnya diatas meja bersebelahan dengan kotak hadiah tadi. Kirana mengambil tumpukan buku yang masih bersampul plastik dari dalam kotak, kemudian memeriksanya satu persatu. Ada 5 buah buku baru dan satu buku berwarna sedikit coklat yang menandakan bahwa itu buku lama. Karena penasaran, Kirana mengambil buku tersebut dari tumpukan paling bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORGETTABLE LOVE. (On Going! )
Romance"Rasanya ingin mati saja dan menyusulmu disana, karena mencintai selain dirimu adalah hal yang mustahil kulakukan. Bukankah kita telah berjanji selalu bersama sampai ke alam keabadian?" ~ Kirana larasati.~ "Aku kembali disini dalam wajah yang ber...