Kirana terkejut ketika melihat lukisan dirinya yang ia sendiri tidak pernah merasa melakukan pose seperti itu, atau memang Ia sudah lupa?
Lukisan berukuran besar, dengan lebar hampir seukuran tempat tidur king size. Benar-benar luar biasa!
Kirana takjub sendiri dengan wajah dirinya, yang menurutnya tidaklah secantik lukisan tersebut."Siapa yang melukis ya? Luar biasa sekali. Perasaan wajahku tidak cantik tapi kenapa wajahku di lukisan itu bisa menarik ya? Apa aku photogenic? Pokoknya aku harus say thanks sama orang bertangan ajaib itu! Bisa bikin wajah biasa jadi luar biasa. ck ... ck ... ck amazing!" Kirana bermonolog, dengan kaki yang perlahan menaiki tempat tidur di depannya, demi untuk menyentuh lukisan yang terlihat ajaib di matanya.
"Tapi, Kenapa Aldo punya lukisan diriku? Padahal aku benci kalau di foto, apalagi di lukis." Kirana masih saja bermonolog.
Sambil merebahkan tubuh penatnya di atas kasur yang sangat empuk lagi harum-- aroma maskulin, tercium samar oleh hidung Kirana, saat wajahnya menyentuh sarung bantal berwarna krem itu.
"Aldo, apa maksud semua ini? Apa ini semacam ucapan selamat datang? Surprise kecil? Apa jangan-jangan ...." ucap Kirana yang mendadak duduk dari posisi berbaringnya.
"Nggak mungkin ... Nggak mungkin." kata Kirana kemudian dengan gelengan kepala karena sempat berpikiran negatif.
Entah karena terlalu lelah dengan dirinya sendiri yang sedari tadi sibuk dengan asumsinya, atau karena memang hari sudah larut malam dan sudah waktunya untuk istirahat. Kirana tertidur dengan sendirinya tanpa selimut.
######################################
"Yaa ...., Tunggu!" Kirana berteriak ketika suara bel terdengar. Padahal mau berteriak sekeras apapun suara Kirana tak akan terdengar hingga keluar pintu.
Setelah melihat lewat layar monitor yang ada di samping pintu, Kirana menekan tombol yang ada di dekat layar, lalu pintu itupun terbuka dengan sendirinya.
"Mas, kok pakai pencet bel sih? Kan tahu password-nya? Lagian ini juga apartemen Mas Aldo." Cecar Kirana sebelum Aldo sempat mengucapkan salam.
Setelah menjawab salam dari Aldo, Kirana masuk kedalam apartemen, dengan Aldo di belakangnya.
"Pagi-pagi udah diberondong pertanyaan sih. Mending kita sarapan dulu. Ini aku bawa bubur ayam yang terenak di Jakarta. Kamu ambil mangkok dan bawakan aku air mineral saja." Aldo meletakkan tas kain berwarna merah di atas meja pantry. Karena penggunaan tas plastik tidaklah dianjurkan, demi kesehatan lingkungan, maka Aldo selalu menggunakan tas kain sebagai alternatif .
Kirana mencari-cari dimana tempat penyimpanan peralatan makan milik Aldo.
"Dapurmu terlalu modern untukku mas. Sampai aku kesulitan nyari mangkok dan sendoknya," ucap Kirana sambil meletakkan dua buah mangkok dan segelas air mineral diatas meja, tepat di depan Aldo.
"Dapurku atau kamu yang terlalu modern? hingga bekerja di dapur sebagai opsi terakhir dalam kamus wanita masa kini." Aldo tersenyum saat mengucapkan kalimatnya.
Kirana menghentikan makannya, dengan kesal ia lalu berujar, "aku bukan wanita manja. Aku juga bukan pemilik apartemen ini. Jadi wajar kalau aku tidak tahu dimana semua alat makanmu kamu simpan."
Aldo tersenyum simpul kemudian meminta maaf atas celetukannya tadi. Setelah itu mereka berdua kembali menghabiskan bubur ayam dalam diam.
"Kapan aku mulai kerjanya?" tanya Kirana tiba-tiba, sesaat setelah Aldo menghabiskan sarapannya.
Kirana berjalan kearah tempat cuci piring dengan dua piring mangkok di tangan."Kapanpun kamu siap. Lusa juga bisa." Aldo menjawab dengan pandangan yang tertuju kepada Kirana yang tengah mencuci mangkok.
"Kalau besok gimana? Aku ingin cepat-cepat melakukan aktivitas. Aku tidak mau terlalu lama nganggur, Mas. Aku akan membuat surat lamarannya." Kirana berjalan menghampiri Aldo yang sedari tadi tak pernah putus memperhatikannya, kemudian duduk tepat di samping Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORGETTABLE LOVE. (On Going! )
Romance"Rasanya ingin mati saja dan menyusulmu disana, karena mencintai selain dirimu adalah hal yang mustahil kulakukan. Bukankah kita telah berjanji selalu bersama sampai ke alam keabadian?" ~ Kirana larasati.~ "Aku kembali disini dalam wajah yang ber...