🌺 11. Terbongkar sudah

74 40 9
                                    

Vira mengambil ponsel yang ada di saku celananya, dilihatnya beberapa pesan masuk. Vira membaca pesan dari pop-up di layar ponselnya, beberapa detik kemudian orang yang mengirimkan ia pesan menelepon. Ia membuang nafas berat kemudian menjawab panggilan tersebut.

"Ada apa?"

"Seharusnya gue yang tanya sama lu, kenapa beberapa hari ini lu menghindari gue?"

"Oh gu-" katanya terhenti saat dia melihat Fitri yang ada dihadapannya sekarang.

"Gue ada urusan, nanti gue telpon balik" kata Vira yang kemudian mematikan telpon secara sepihak.

Fitri menyodorkan es kopi pada Vira. Dilihatnya es kopi dan Fitri secara bergantian. Vira melihat tatapan Fitri kepadanya yang tampak datar dan beberapa detik kemudian Fitri menyiramkan es kopi itu di atas kepala nya.

"Yah!" Teriak Vira saat dirinya di siram es kopi oleh Fitri. Vira menatap tajam Fitri yang ada di hadapannya kemudian mengubah posisinya yang tadi duduk sekarang berdiri.

"Heh! Maksud lu apa?" Seraya mendorong bahu Fitri beberapa kali .

Fitri meremas gelas cup yang isinya telah ia tumpahkan semua di atas kepala Vira, kemudian ia lemparkan gelas cup itu ke badan Vira.

Vira dibuat semakin kesal oleh perbuatan Fitri kepadanya. Vina mengepalkan tangannya kemudian berjalan mendekat kearah Fitri. Langkahnya terhenti saat Vira mendengar ada seseorang yang sedang tertawa di dekatnya. Vira mengedarkan pandangannya mencoba melihat siapa orang itu.

Vira tersenyum miring saat di dapati Rayna, Rosi dan Tia yang saat ini masih tertawa.

"Kenapa berhenti? Terus lanjutin pertunjukan nya" kata Rayna yang kemudian kembali tertawa.

Rayna menggerakkan telunjuk tangannya kearah Vira. Rosi dan Tia kemudian berjalan kearah Vira dan Fitri. Rosi berjalan melewati Vira kemudian ia rangkul Fitri. "Anak baik" kata Rosi seraya menepuk pelan kepala Fitri.

Tia memandang rendah Vira kemudian berkata. "Parasit"

"Sekarang lu sudah berani yah sama gue" kali ini Rayna yang berbicara.

"Baiklah kalo itu mau lu, gue gak akan tinggal diam" katanya lagi seraya menunjukkan layar ponselnya dan memperlihatkan beberapa video kepada Vira.

*****

Dilihatnya air mengalir turun dari atas genteng. Berlahan Vina menjulurkan tangannya menengadah mencoba menampung tetesan air hujan. Vina terus pandangi tangannya itu hingga air yang ia tampung semakin banyak.

"Lagi ngapain lu di situ?" Tanya seseorang hingga Vina tersentak kaget. Vina tersenyum saat di dapati Indra yang tidak jauh dari nya dengan payung berwarna biru ditangan kanannya yang ia pakai untuk melindungi tubuh agar tidak terkena air hujan dan sebuah kantong kresek ditangan kirinya. Indra berjalan mendekat kearah Vina sekarang.

"Ayok gue antara pulang, jangan kelamaan neduh di depan rumah orang"

Ya, sekarang Vina sedang berteduh di depan gerbang rumah orang yang kebetulan gerbang itu memiliki atap diatasnya.

"Tapi kan pa-"

"Udah cepet" katanya memotong perkataan Vina seraya menarik tangannya sehingga Vina refleks berdiri di samping Indra.

Mereka berjalan pelan dan beberapa kali bahu mereka saling bertabrakan. Indra melirik Vina datar kemudian merangkul pundak Vina seraya menyeimbangi langkah Vina.

Vina sebenarnya agak risih karena jarak mereka benar-benar dekat sekarang. Vina beberapa kali melirik Indra tapi aksinya itu ketahuan saat Vina mencoba meliriknya kembali.

Indra langsung menghentikan langkahnya seraya melihat Vina, seketika Vina juga ikut menghentikan langkahnya kemudian melihat Indra sehingga mereka saling menatap satu sama lain. Vina melebarkan matanya saat Indra mendekatkan wajahnya dan sekarang wajah mereka benar benar dekat. Indra tersenyum miring kemudian berkata. "Sekarang lu berubah, nggak seperti Vira yang gue kenal"

Vina bingung mau jawab apa pasalnya dia takut ketahuan bahwa dirinya bukanlah Vira yang sebenarnya. "Gak papa kalo lu gak mau cerita, tapi gue akan cari tahu sendiri" katanya seraya tersenyum.

"Apa ada hubungannya sama cowok kemarin yang lu temui?"

Vina tersentak kaget refleks dirinya mundur selangkah menjauh saat mendengar perkataan Indra barusan yang melihat dirinya bersama Aldo.

"Ka-kamu denger pembicaraan kami?" Tanya Vina terbata bata.

Indra tersenyum miring. "Dah sana pulang" katanya seraya menunjuk pintu rumah Vina dengan dagunya. Vina berjalan mendekat ke arah pintu rumahnya dengan ekspresi tidak percaya bahwa semua rahasia terbongkar oleh Indra.

"Gue pulang" kata Indra tanpa ekspresi seraya berjalan pergi.

Vina terus menatap kepergian Indra. Ia tidak menyangka dirinya sudah ketahuan karena kecerobohan yang ia lakukan kemarin.

🌿🌿🌿

Jangan lupa vote & comment.
See you next part

Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang